Setiap tahun kita selalu merayakan kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 agustus. Meski kita tahu kemeriahan 17 agustus sekarang ini tidak semeriah tahun-tahun lalu. Tetapi apapun itu secara pribadi sebagai bangsa indonesia kita sudah seyogyanya menghargai para pahlawan kita yang telah berjuang secara gigih demi mendapatkan kemerdekaan indonesia.
Dan kitapun harus bersyukur tanpa tuhan yang maha esa serta para pahlawan indonesia mungkin kita tidak bisa seperti sekarang ini, dan juga sebagai warga negara indonesia kita pastinya tak semua tahu nama-nama para penjuang indonesia dari sebelum merdeka hingga sesudah merdeka. Maka dari itu untuk sekedar menambah wawasan anda tentang para pejuang dan pahlawan indonesia dibawah ini akan saya ulas tentang beberapa nama pahlawan indonesia yang wafat tanpa diketahui pusaranya. Berikut dibawah ini.👇
Dan kitapun harus bersyukur tanpa tuhan yang maha esa serta para pahlawan indonesia mungkin kita tidak bisa seperti sekarang ini, dan juga sebagai warga negara indonesia kita pastinya tak semua tahu nama-nama para penjuang indonesia dari sebelum merdeka hingga sesudah merdeka. Maka dari itu untuk sekedar menambah wawasan anda tentang para pejuang dan pahlawan indonesia dibawah ini akan saya ulas tentang beberapa nama pahlawan indonesia yang wafat tanpa diketahui pusaranya. Berikut dibawah ini.👇
Kita mulai dari nomor satu ada pahlawan yang bernama, IGNATIUS SLAMET RIJADI. Beliau merupakan prajurit TNI berpangkat Brigadir Jenderal. Usai berakhirnya revolusi tahun 1950,dia dikirim ke Maluku untuk memerangi Republik Maluku Selatan. Setelah melakukan perlawanan selama beberapa bulan di Maluku, Slamet Rijadi gugur tertembak. Kala itu usianya masih sangat muda, yakni 23 tahun.
Pahlawan kelahiran Surakarta 26 Juli 1927 ini tewas pada 4 November 1950. Penembakan itu membuat jasad Slamet Rijadi tak bisa ditemukan, apalagi kala itu ada operasi ketat dari pemerintah kolonial Belanda di Tanah Maluku.
Pahlawan kelahiran Surakarta 26 Juli 1927 ini tewas pada 4 November 1950. Penembakan itu membuat jasad Slamet Rijadi tak bisa ditemukan, apalagi kala itu ada operasi ketat dari pemerintah kolonial Belanda di Tanah Maluku.
Lanjut kenomor dua ada pahlawan Moewardi adalah seorang dokter lulusan sekolah STOVIA, yang kemudian melanjutkan pendidikan kedokteran spesialisasi Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT). Dia banyak mengambil peran saat Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Moewardi juga dikenal sebagai dokter yang lebih senang menolong rakyat kecil hingga mendapat julukan dokter gembel. Selain mengabdi sebagai dokter, Moewardi juga aktif melawan aksi-aksi PKI. Ada dugaan bahwa Moewardi dibunuh dalam peristiwa pemberontakan PKI di Madiun sekitar bulan Oktober tahun 1948. Hingga saat itu keberadaan jasadnya tak pernah diketahui.
Moewardi juga dikenal sebagai dokter yang lebih senang menolong rakyat kecil hingga mendapat julukan dokter gembel. Selain mengabdi sebagai dokter, Moewardi juga aktif melawan aksi-aksi PKI. Ada dugaan bahwa Moewardi dibunuh dalam peristiwa pemberontakan PKI di Madiun sekitar bulan Oktober tahun 1948. Hingga saat itu keberadaan jasadnya tak pernah diketahui.
Nomor tiga ada pahlawan dari Bali yaitu I Gusti Ketut Jelantik adalah pahlawan dari tanah Karangasem, Bali. Dia berperan sebagai patih Kerajaan Buleleng dalam perang Jagaraga di tahun 1849. Dia juga terkenal sangat anti terhadap Belanda. Kala itu seluruh anggota kerajaan dan rakyatnya bertarung mempertahankan daerahnya sampai titik darah penghabisan.
Namun akhirnya dia harus mundur ke Gunung Batur, Kintamani. Luasnya daerah gunung ini membuat jasadnya tak dapat ditemukan dan sampai saat ini tidak ada yang tahu dimana I Gusti Ketut Jelantik dimakamkan.
Namun akhirnya dia harus mundur ke Gunung Batur, Kintamani. Luasnya daerah gunung ini membuat jasadnya tak dapat ditemukan dan sampai saat ini tidak ada yang tahu dimana I Gusti Ketut Jelantik dimakamkan.
Dinomor empat ada pahlawan yang bernama Martha Christina Tiahahu beliau berasal dari Desa Abubu, Pulau Nusalaut, Maluku. Martha ikut ambil andil dalam perang Pattimura bersama ayahnya Paulus Tiahahu dan Thomas Matulessy. Di usianya yang masih sangat muda, yakni 17 tahun, Martha dikenal sangat berani dan gigih melawan penjajah. Setelah ayahnya divonis tembak mati oleh Kolonial Belanda, Martha terus bergerilya di hutan.
Sayangnya, pada suatu waktu srikandi ini juga tertangkap dan diasingkan ke Pulau Jawa. Martha menemui ajalnya di atas kapal Eversten milik Belanda, dan jasadnya dibuang ke Laut Banda tanggal 2 Januari 1818. Hingga kini tak ada yang menemukan jasad wanita pemberani itu.
Sayangnya, pada suatu waktu srikandi ini juga tertangkap dan diasingkan ke Pulau Jawa. Martha menemui ajalnya di atas kapal Eversten milik Belanda, dan jasadnya dibuang ke Laut Banda tanggal 2 Januari 1818. Hingga kini tak ada yang menemukan jasad wanita pemberani itu.
Dinomor lima ada pahlawan dari Ambon. Orang-orang lebih mengenalnya dengan panggilan Pattimura, namun nama sebenarnya adalah Thomas Matulessy. Dia merupakan salah satu pahlawan yang diabadikan dalam salah satu mata uang Republik Indonesia, yaitu menjadi ikon di uang seribu rupiah. Pattimura juga memiliki gelar Kapitan. Namun gelar itu bukan tingkatan ketentaraan tapi gelar di dalam tatanan pemerintahan raja di Maluku.
Saat berusia 34 tahun, dia menjadi panglima perang untuk mengusir Belanda yang masuk kembali menjajah tanah Maluku. Pertempuran pun terjadi sepanjang tahun 1817, namun pada akhirnya Pattimura ditangkap dan digantung di Ambon pada tanggal 16 Desember 1817. Hingga kini tidak ada yang tahu di mana Kapitan kelahiran 8 Juni 1783 ini dimakamkan. Ada beberapa sumber yang menyebutkan jasadnya dibuang ke sebuah tempat pengasingan di Maluku dan digantung di Benteng Victoria.
Saat berusia 34 tahun, dia menjadi panglima perang untuk mengusir Belanda yang masuk kembali menjajah tanah Maluku. Pertempuran pun terjadi sepanjang tahun 1817, namun pada akhirnya Pattimura ditangkap dan digantung di Ambon pada tanggal 16 Desember 1817. Hingga kini tidak ada yang tahu di mana Kapitan kelahiran 8 Juni 1783 ini dimakamkan. Ada beberapa sumber yang menyebutkan jasadnya dibuang ke sebuah tempat pengasingan di Maluku dan digantung di Benteng Victoria.
Nomor enam ada pahlawan yang bernama Soeprijadi atau yang dikenal dengan Sodhanco Soeprijadi lahir di Trenggalek, Jawa Timur, pada 13 April 1923. Pada 14 Februari 1945, dia memimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar terhadap Jepang. Namun sayang pemberontakan itu berhasil diredam oleh Jepang.
Pasukan PETA yang ditangkap ada yang dihukum mati ada pula yang di penjara. Hingga saat itu Soeprijadi menghilang, tak ada yang mengetahui keberadaannya, apakah dia ditangkap atau berhasil meloloskan diri. Namun dalam sebuah catatan ditulis Soeprijadi tidak ditangkap oleh Jepang. Konon dia berhasil melarikan diri, namun keberadaannya hingga kini tak diketahui dan masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Pasukan PETA yang ditangkap ada yang dihukum mati ada pula yang di penjara. Hingga saat itu Soeprijadi menghilang, tak ada yang mengetahui keberadaannya, apakah dia ditangkap atau berhasil meloloskan diri. Namun dalam sebuah catatan ditulis Soeprijadi tidak ditangkap oleh Jepang. Konon dia berhasil melarikan diri, namun keberadaannya hingga kini tak diketahui dan masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Terakhir pada nomor tujuh ada Laksama Madya TNI Anumerta Yosaphat Soedarso atau Yos Soedarso merupakan pahlawan kelahiran Salatiga, 24 November 1925. Dia gugur saat menakhodai KRI Macan Tutul dalam operasi militer rahasia pada 15 Januari 1962 di Laut Aru.
Operasi itu bertujuan untuk mencari informasi tentang kekuatan armada militer Belanda dalam rangka pembebasan Irian Barat. Sayang misi itu gagal setelah pesawat patroli Belanda mengetahui keberadaan KRI Macan Tutul dan dua kapal lainnya yakni KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang. Yos Soedarso kemudian memerintahkan kapal-kapal lainnya untuk mundur. Namun mesin kapal miliknya tiba-tiba mati, sehingga dia memutuskan untuk mengorbankan dirinya agar KRI Harimau dan KRI Macan Tutul bisa meloloskan diri.
KRI Macan Tutul kalah telak karena notabene kapal tersebut tak bersenjata. Kapal itu kemudian karam bersama Yos Soedarso dan 24 anak buahnya. Sementara, 53 orang lainnya dari KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang berhasil selamat. Hingga kini jasad Komodor Yos Soedarso tak ditemukan, ia ditelan Laut Aru.
Itulah 7 pahlawan yang berjuang mempertahankan negri indonesia dari penjajah belanda. Sebenarnya banyak para pejuang tanpa nama dan pusara yang gugur dalam berjuang mengusir penjajah dari negri indonesia. Siapapun para pejuang dahulu mereka tetap para pahlawan kita yang wajib selalu kita kenang selama-lamanya.
Operasi itu bertujuan untuk mencari informasi tentang kekuatan armada militer Belanda dalam rangka pembebasan Irian Barat. Sayang misi itu gagal setelah pesawat patroli Belanda mengetahui keberadaan KRI Macan Tutul dan dua kapal lainnya yakni KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang. Yos Soedarso kemudian memerintahkan kapal-kapal lainnya untuk mundur. Namun mesin kapal miliknya tiba-tiba mati, sehingga dia memutuskan untuk mengorbankan dirinya agar KRI Harimau dan KRI Macan Tutul bisa meloloskan diri.
KRI Macan Tutul kalah telak karena notabene kapal tersebut tak bersenjata. Kapal itu kemudian karam bersama Yos Soedarso dan 24 anak buahnya. Sementara, 53 orang lainnya dari KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang berhasil selamat. Hingga kini jasad Komodor Yos Soedarso tak ditemukan, ia ditelan Laut Aru.
Itulah 7 pahlawan yang berjuang mempertahankan negri indonesia dari penjajah belanda. Sebenarnya banyak para pejuang tanpa nama dan pusara yang gugur dalam berjuang mengusir penjajah dari negri indonesia. Siapapun para pejuang dahulu mereka tetap para pahlawan kita yang wajib selalu kita kenang selama-lamanya.
Sumber : Indozone
11 Komentar
Ya tentunya masih banyak lagi pejuang2 yang tak diketahui pusaranya dan bahkan nama2nya, yang tercatat ini sepertinya hanya pimpinannya saja. Pasukan atau prajuritnya tidak dicatat. 👍
BalasHapusBetul Huu...Sungkem Huu.🙏🙏🙏
Hapusternyata masih banyak ya kang pahlawan yang belom kita ketahui, seperti di atas gw cuma tau patimura karna ada di uang seribu rupiah :D
BalasHapusAda juga gambar satria di uang 10 ribu nif, tapi itu duit monopoli.🤣
Hapus🤣🤣🤣🤣🤣 ☝🏾☝🏾☝🏾
HapusTernyata banyak juga ya para pahlawan Nasional Indonesia yang jenazahnya belum atau tidak ditemukan, rata rata yang tidak ditemukan itu mati di laut ya kang.
BalasHapusBtw, Supriyadi itu menghilang tanpa tentu rimbanya ya, waktu Jepang masih ada okelah bersembunyi, tapi setelah Indonesia merdeka kok masih sembunyi ataukah sebenarnya sudah meninggal ya?
Mungkin sakin betahnya dirumah Janda kali kang.🤣🤣🤣
HapusTahun 2000an ada lho kang yang ngaku-ngaku sebagai Supriyadi, kalo ngga salah cukup heboh waktu itu, tapi kelanjutannya beritanya ga tau.😅
HapusIya tapi Supriadi Palsu...Kasusnya langsung ditutup.🤣🤣🤣
HapusYg ttg Yos Sudarso, ternyata meninggalnya jauh setelah Indonesia merdeka yaaa. Aku kira pas menjelang kemerdekaan.
BalasHapusMenarik mas...semuanya aku pernah denger namanya, tapi jujur lupa blaaas ttg perjuangan mereka 😣. Banyak juga ternyata yg kuburannya Ntah di mana..
Betul mbak Fans, kalau Yos Sudarso sewaktu Indonesia telah merdeka.😁
HapusIya mbak, sebenarnya banyak para penjuang kita yang tanpa nama dan pusaranya. Gambar setelah tulusan diatas hanya sebagai contoh saja.😊
TERIMA KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA UNTUK MEMBACA CORETAN YANG EEHEEM,! UHUUKS2!
Emoji