Haaii para blogger yang suka ngintip doang diblog butut ini sekedar mau ngasih pengumuman saja bahwa review yang saya lakukan terhadap para Blogger-blogger tangguh masih tetap berjalan.😊 Tetapi untuk sementara reviewnnya tertunda dahulu, Agar tidak bosan kali yee...Padahal postingan penggantinya lebih membosankan malahan.🤣 🤣 Yaa maklumlah blog butut namanya juga.🤣 Ok kali ini saya akan bercerita tentang masa sekolah saya, Yang mana kala itu masih menggunakan seragam putih Abu-abu.
Berhubung sewaktu membersihkan buku-buku lama digudang, Saat membuka lemari butut yang sudah banyak rayapnya saya menemukan sebuah photo masa sekolah yang begitu woowww! Punya banyak kenangan bersama sianu yang begitu romantis katanya. Eehheee! 🤣 🤣 Biase kisah kasih sewaktu masih di Stm..🤣 🤣 Seperti apa berikut dibawah ini.
Stasiun Pasar Minggu pukul 13.00 sekelompok pelajar stm Bunda Kandung ( BK ) Melakukan sweping pada kereta api yang hendak menuju stasiun Jakarta Kota. Target mereka adalah stm Budi utomo dimana tempat saya bersekolah, Yang memang menjadi musuh utamanya. Berbagai cara mereka lakukan dari mulai menanyakan pelajar yang ada dikereta api sampai berteriak lantang sambil memukul-mukul jendela kereta secara membabi buta. Saya yang memang saat itu ada didalam kereta api dan hendak menuju sekolah merasa cukup was-was, Beruntung setiap kesekolah saya tidak pernah memakai seragam sekolah agar tidak terlalu kentara bahwa saya memang anak stm juga. Walau punya perasaan panik saya dan teman sekolah saya mencoba menenangkan diri sambil bersiap-siap jika terjadi hal yang tak diinginkan.
Didalam gerbong kereta api saya hanya berdua dengan teman sekolah saya yang bernama Indra Kesuma. Untuk menghindari amukan dari anak stm Bunda Kandung yang hampir lebih dari 50 orang itu sayapun mencoba berkumpul dengan para pedagang asongan agar lebih tidak kentara bahwa saya memang benar anak stm. Bersyukur saya lolos dari swiping yang mereka lakukan.
Namun 10 menit berlalu ada anak stm Bunda Kandung yang mengenali tampang saya meskipun saya tidak memakai seragam sekolah... Dia bernama Angga, Dulunya sewaktu smp saya bersahabat dengannya, Namun setelah lulus dan memilih stm yang berbeda saya dan Angga sudah tak kenal yang namanya arti persahabat. Baik saya dan Angga, Selalu bersikukuh membela dan membanggakan nama stmnya masing-masing.
"Satriiaa! Luh pikir bisa begitu aja lewat wilayah kekuasaan gw, Asal luh tahu gw minta darah luh sekarang juga"... Bentak Angga sambil mengeluarkan pisau panjang dan menghampiri saya bersama 5 temannya.
Ibarat nasi sudah menjadi bubur mau tidak mau sayapun harus meladeni anak stm Bunda Kandung yang jumlahnya sangat tidak sebanding dengan saya yang cuma berdua... Mungkin bagi yang tidak pernah merasakan sekolah stm tawuran adalah suatu hal yang sangat menakutkan. Tetapi bagi saya hal ini sudah jadi makanan sehari-hari jika hendak menuju kesekolah yang berada dikawasan Jakarta Pusat.
"Heeehh! Kecoa wc luh pikir segampang itu nih gw kasih hadiah buat luh".... Seru saya dengan kesal sambil mengeluar rantai besi panjang yang memang selalu saya bawa-bawa jika kesekolah.
Wuuuunnggg prrraakks!!
Putaran rantai sayapun mengenai tiga anak stm Bunda Kandung dan ketiganya langsung jatuh terkapar, Melihat kejadian itu Anggapun memberi komando kepada keteman-temannya untuk mengepung saya dan Indra. Mendapati hal itu saya dan Indra langsung menyelamatkan diri turun dari kereta api dan berusaha keluar dari stasiun Pasar Minggu. Meski harus terus memutar-mutar rantai agar para pengeroyok tidak mendekati saya, Walau pada akhirnya sayapun merasa keteteran menghadapi puluhan anak stm Bunda Kandung tersebut. Pukulan demi pukulan mengenai tubuh saya hingga jatuh terjekang, Beruntung Indra teman saya sigap menarik tubuh saya agar segera lari keluar dari kepungan anak stm Bunda Kandung.
"Gilaa! Luh Sat, Bisa mati konyol kita kalau begini terus lebih baik kita menghindar dulu"... Seru Indra sambil berusaha menarik saya agar kabur keluar dari stasiun Pasar Minggu.
Sayapun setuju dengan usul Indra, Sambil masih memutar-mutar rantai besi akhirnya saya dan Indra lari sekencang-kecangnya sambil sesekali meruduk dan bergulingan menghindari batu dan botol yang terus berterbangan mengincar tubuh saya dan Indra. Dengan nafas yang masih tersengal-sengal akhirnya saya dan Indra berhasil lolos dari kepungan anak stm Bunda Kandung dengan memanjat pagar stasiun yang tidak terlalu tinggi. Beruntung pagar tersebut ditumbuhi rimbunan ilalang sehingga saya dan Indra masih bisa menghindari batu dan botol yang masih terus berterbangan kearah saya.
Sesampainya dialang-alang yang cukup rimbun saya dan Indra masih terus berlari hingga terus keluar alang-alang dan memasuki pasar sayuran lalu mencari wc umum untuk merapikan pakaian yang sudah awut-awutan. Para anak stm Bunda Kandung pun merasa kesal karena buruannya lolos dan mereka kehilangan jejak saya dan Indra meski suara mereka masih terdengar sayup-sayup dari kejahuan.
"Wooii! Satria jangan kabur luh katro, Gw tunggu luh sampai kapan pun"...
Sayapun tidak perduli dengan teriakan-teriakan Angga yang merasa kuat dan menjadi-jadi kala itu...Kawasan pasar minggu masih dipenuhi dengan anak stm Bunda Kandung meski sebagian sudah banyak yang berpencaran. Karena tidak mungkin untuk melanjutkan sekolah akhirnya saya dan Indra memilih bolos sekolah dengan sangat hati-hati akhirnya saya dan Indra keluar dari wc umum pasar dengan menaiki angkot miniarta coklat kearah Depok.
"Ndra terpaksa kita balik lagi ke Depok, Tak mungkin kita sampai kesekolah anak BK masih operasi mencari kita sampai keluar stasiun pasar minggu"...Seru saya.
"Betul Sat, kita emang harus balik ke Depok, Lalu kita bolos kemana nih"... Tanya Indra.
"Kita ke Bogor saja Ndra menenangkan diri"..
Indrapun setuju dengan usul saya, Akhirnya saya dan Indra meninggalkan Pasar Minggu dengan hati-hati. Saya dan Indra duduk paling belakang diangkot yang kami tumpangi. Beruntung kaca belakang angkot agak burek jadi saat melewati segerombolan anak stm Bunda Kandung yang masih beroperasi saya dan Indra tidak terlalu kelihatan dan kentara. Beruntung mereka hanya mengincar bus kota ppd 806 serta bus kota lainnya yang menjadi target mereka. Pelarian sayapun berhasil meski semua itu membuat saya dan Indra tidak terima apa yang telah mereka lakukan kepada kami berdua. Sesampainya di terminal Depok saya dan Indra langsung ke stasiun kereta untuk menuju kota Bogor.
Berhubung sewaktu membersihkan buku-buku lama digudang, Saat membuka lemari butut yang sudah banyak rayapnya saya menemukan sebuah photo masa sekolah yang begitu woowww! Punya banyak kenangan bersama sianu yang begitu romantis katanya. Eehheee! 🤣 🤣 Biase kisah kasih sewaktu masih di Stm..🤣 🤣 Seperti apa berikut dibawah ini.
Stasiun Pasar Minggu pukul 13.00 sekelompok pelajar stm Bunda Kandung ( BK ) Melakukan sweping pada kereta api yang hendak menuju stasiun Jakarta Kota. Target mereka adalah stm Budi utomo dimana tempat saya bersekolah, Yang memang menjadi musuh utamanya. Berbagai cara mereka lakukan dari mulai menanyakan pelajar yang ada dikereta api sampai berteriak lantang sambil memukul-mukul jendela kereta secara membabi buta. Saya yang memang saat itu ada didalam kereta api dan hendak menuju sekolah merasa cukup was-was, Beruntung setiap kesekolah saya tidak pernah memakai seragam sekolah agar tidak terlalu kentara bahwa saya memang anak stm juga. Walau punya perasaan panik saya dan teman sekolah saya mencoba menenangkan diri sambil bersiap-siap jika terjadi hal yang tak diinginkan.
Didalam gerbong kereta api saya hanya berdua dengan teman sekolah saya yang bernama Indra Kesuma. Untuk menghindari amukan dari anak stm Bunda Kandung yang hampir lebih dari 50 orang itu sayapun mencoba berkumpul dengan para pedagang asongan agar lebih tidak kentara bahwa saya memang benar anak stm. Bersyukur saya lolos dari swiping yang mereka lakukan.
Namun 10 menit berlalu ada anak stm Bunda Kandung yang mengenali tampang saya meskipun saya tidak memakai seragam sekolah... Dia bernama Angga, Dulunya sewaktu smp saya bersahabat dengannya, Namun setelah lulus dan memilih stm yang berbeda saya dan Angga sudah tak kenal yang namanya arti persahabat. Baik saya dan Angga, Selalu bersikukuh membela dan membanggakan nama stmnya masing-masing.
"Satriiaa! Luh pikir bisa begitu aja lewat wilayah kekuasaan gw, Asal luh tahu gw minta darah luh sekarang juga"... Bentak Angga sambil mengeluarkan pisau panjang dan menghampiri saya bersama 5 temannya.
Ibarat nasi sudah menjadi bubur mau tidak mau sayapun harus meladeni anak stm Bunda Kandung yang jumlahnya sangat tidak sebanding dengan saya yang cuma berdua... Mungkin bagi yang tidak pernah merasakan sekolah stm tawuran adalah suatu hal yang sangat menakutkan. Tetapi bagi saya hal ini sudah jadi makanan sehari-hari jika hendak menuju kesekolah yang berada dikawasan Jakarta Pusat.
"Heeehh! Kecoa wc luh pikir segampang itu nih gw kasih hadiah buat luh".... Seru saya dengan kesal sambil mengeluar rantai besi panjang yang memang selalu saya bawa-bawa jika kesekolah.
Wuuuunnggg prrraakks!!
Putaran rantai sayapun mengenai tiga anak stm Bunda Kandung dan ketiganya langsung jatuh terkapar, Melihat kejadian itu Anggapun memberi komando kepada keteman-temannya untuk mengepung saya dan Indra. Mendapati hal itu saya dan Indra langsung menyelamatkan diri turun dari kereta api dan berusaha keluar dari stasiun Pasar Minggu. Meski harus terus memutar-mutar rantai agar para pengeroyok tidak mendekati saya, Walau pada akhirnya sayapun merasa keteteran menghadapi puluhan anak stm Bunda Kandung tersebut. Pukulan demi pukulan mengenai tubuh saya hingga jatuh terjekang, Beruntung Indra teman saya sigap menarik tubuh saya agar segera lari keluar dari kepungan anak stm Bunda Kandung.
"Gilaa! Luh Sat, Bisa mati konyol kita kalau begini terus lebih baik kita menghindar dulu"... Seru Indra sambil berusaha menarik saya agar kabur keluar dari stasiun Pasar Minggu.
Sayapun setuju dengan usul Indra, Sambil masih memutar-mutar rantai besi akhirnya saya dan Indra lari sekencang-kecangnya sambil sesekali meruduk dan bergulingan menghindari batu dan botol yang terus berterbangan mengincar tubuh saya dan Indra. Dengan nafas yang masih tersengal-sengal akhirnya saya dan Indra berhasil lolos dari kepungan anak stm Bunda Kandung dengan memanjat pagar stasiun yang tidak terlalu tinggi. Beruntung pagar tersebut ditumbuhi rimbunan ilalang sehingga saya dan Indra masih bisa menghindari batu dan botol yang masih terus berterbangan kearah saya.
Sesampainya dialang-alang yang cukup rimbun saya dan Indra masih terus berlari hingga terus keluar alang-alang dan memasuki pasar sayuran lalu mencari wc umum untuk merapikan pakaian yang sudah awut-awutan. Para anak stm Bunda Kandung pun merasa kesal karena buruannya lolos dan mereka kehilangan jejak saya dan Indra meski suara mereka masih terdengar sayup-sayup dari kejahuan.
"Wooii! Satria jangan kabur luh katro, Gw tunggu luh sampai kapan pun"...
Sayapun tidak perduli dengan teriakan-teriakan Angga yang merasa kuat dan menjadi-jadi kala itu...Kawasan pasar minggu masih dipenuhi dengan anak stm Bunda Kandung meski sebagian sudah banyak yang berpencaran. Karena tidak mungkin untuk melanjutkan sekolah akhirnya saya dan Indra memilih bolos sekolah dengan sangat hati-hati akhirnya saya dan Indra keluar dari wc umum pasar dengan menaiki angkot miniarta coklat kearah Depok.
"Ndra terpaksa kita balik lagi ke Depok, Tak mungkin kita sampai kesekolah anak BK masih operasi mencari kita sampai keluar stasiun pasar minggu"...Seru saya.
"Betul Sat, kita emang harus balik ke Depok, Lalu kita bolos kemana nih"... Tanya Indra.
"Kita ke Bogor saja Ndra menenangkan diri"..
Indrapun setuju dengan usul saya, Akhirnya saya dan Indra meninggalkan Pasar Minggu dengan hati-hati. Saya dan Indra duduk paling belakang diangkot yang kami tumpangi. Beruntung kaca belakang angkot agak burek jadi saat melewati segerombolan anak stm Bunda Kandung yang masih beroperasi saya dan Indra tidak terlalu kelihatan dan kentara. Beruntung mereka hanya mengincar bus kota ppd 806 serta bus kota lainnya yang menjadi target mereka. Pelarian sayapun berhasil meski semua itu membuat saya dan Indra tidak terima apa yang telah mereka lakukan kepada kami berdua. Sesampainya di terminal Depok saya dan Indra langsung ke stasiun kereta untuk menuju kota Bogor.
Akhirnya saya dan Indra sampai distasiun Bogor setelah keluar dari stasiun Bogor kami berdua memilih warkop untuk sekedar ngopi dan menghabiskan waktu hingga sore nanti. Sambil menikmati kopi hangat dan makanan kecil saya dan Indra kembali membahas kejadian yang menimpa kami berdua dikawasan Pasar Minggu.
"Paling telat hari sabtu kita harus balas dendam kepada anak BK keparat itu Ndra, Dan hari sabtu luh tetap sama gw Ndra. Gw mau bantai si Angga yang besar mulut itu".
"Setuju Sat, gw juga nggak terima diremehkan sama anak BK, Gw akan kumpulin anak-anak dari basis kereta sampai bus untuk menyerang balik anak BK kalau bisa secepatnya"... Jawab Indra sedikit emosi.
Sedang serius berbicara diwarkop saya dan Indra dikagetkan dengan candaan dua anak sma yang begitu cantik menggoda, Mereka berlalu dengan santainya didepan warkop dimana saya dan Indra sedang menikmati kopi. Sambil tertawa ria kedua wanita anak sma itu pun segera menuju taman disekitar stasiun Bogor yang banyak para pedagang kaki lima mangkal. Iapun memesan es doger dengan santainya. Sayapun dibuat terkesima.
"Ndra anak sma bogor cantik-cantik ternyata yee, Kan nggak sia-sia luh gw ajak bolos ke Bogor"... Seru saya sambil terus memandangi kedua wanita anak sma tersebut.
Indra pun tersenyum simpul sambil manggut-manggut. Akhirnya setelah membayar kopi dan makanan diwarkop tempat kami ngobrol, Saya dan Indra bergegas menghampiri kedua wanita sma tersebut.
"Haaii ketawan bolos sekolah yaa, Haayoo ngaku"... Seru kami berdua berbarengan.
Kedua wanita anak sma itupun acuh dan tak perduli dengan ocehan kami berdua, Ia tetap konsentrasi membeli es doger lalu menikmatinya. Merasa diacuhkan saya dan Indra pun memesan es doger tersebut dengan berbicara ngaco.
"Pesan dua bang esnya biar nanti yang bayar cewek itu"... Seru saya sambil cengengesan.
Kesal merasa dilecehkan akhirnya kedua wanita anak sma tersebut membentak saya..."Jangan sok kecakepan deh luh, Iiih najis amat gw bayarin luh"...Bentaknya berbarengan.
Akhirnya kedua wanita anak sma itu memilih menjauhi saya dan Indra, Dan kesempatan itu saya gunakan untuk membayar semua es doger yang ia pesan termasuk saya dan Indra. Kedua wanita anak sma itupun kesal setelah tahu es dogernya sudah ada yang membayarnya. Saling gengsi pun terjadi hingga akhirnya kedua wanita anak sma itu pergi seolah tidak perduli lagi dengan apa yang terjadi. Saya dan Indra pun terus membuntutinya dari belakang. Hingga akhirnya kedua wanita anak sma itu membetak saya.
"Heehh!!, Ngapain sih luh ngikutin gw"... Bentak wanita sma yang berambut panjang.
"Iiihh siapa yang ngikutin GR"...Balas saya berbarengan dengan Indra.
Akhirnya kedua wanita anak sma itu mempercepat langkahnya begitu dengan saya dan Indra. Merasa dipermainkan iapun kembali menoleh. Berbarengan dengan itu saat ia menoleh kebelakang sayapun mengagetkannya dengan berkata.
"Ciiluukkk baaa!!"..
Meski kesal dan kaget akhirnya ia tertawa kecil dan singkat cerita akhirnya saya dan Indra bisa berkenalan dengan kedua wanita anak sma tersebut. Yang berambut panjang bernama Kurnia Herawati biasa dipanggil Ira dan yang berambut pendek bernama Chairunisa Putri biasa dipanggil Nisa. Keduanya bersekolah ditempat yang sama yaitu Sma Tridharma Kebon Pedes Bogor. Karena saya lebih banyak ngobrol dengan Chairunisa akhirnya saya lebih dekat dengannya. Sedangkan Indra teman saya lebih dekat dengan Kurnia Herawati. Akhirnya kami berempat pun jalan berbarengan untuk mengantar keduanya pulang kerumahnya dikawasan Citayam perbatasan kota Bogor dan Depok. Kamipun saling bertukar nomor telepon rumah dan sejak itu baik saya dan Nisa saling telpon-telponan, Begitu pun Indra dan Ira.
Dan sejak itu karena seringnya telpon-telponan dengan Nisa akhirnya sayapun resmi berpacaran dengannya. Bahkan semenjak kenal dengan Nisa saya sangat senang dan betah bermain didaerah Citayam begitu pun Indra. Meskipun kami masing-masing dalam hal pacaran tetapi jika ingin jalan-jalan bersama sewaktu libur sekolah kami tetap selalu kompak.
"Paling telat hari sabtu kita harus balas dendam kepada anak BK keparat itu Ndra, Dan hari sabtu luh tetap sama gw Ndra. Gw mau bantai si Angga yang besar mulut itu".
"Setuju Sat, gw juga nggak terima diremehkan sama anak BK, Gw akan kumpulin anak-anak dari basis kereta sampai bus untuk menyerang balik anak BK kalau bisa secepatnya"... Jawab Indra sedikit emosi.
Sedang serius berbicara diwarkop saya dan Indra dikagetkan dengan candaan dua anak sma yang begitu cantik menggoda, Mereka berlalu dengan santainya didepan warkop dimana saya dan Indra sedang menikmati kopi. Sambil tertawa ria kedua wanita anak sma itu pun segera menuju taman disekitar stasiun Bogor yang banyak para pedagang kaki lima mangkal. Iapun memesan es doger dengan santainya. Sayapun dibuat terkesima.
"Ndra anak sma bogor cantik-cantik ternyata yee, Kan nggak sia-sia luh gw ajak bolos ke Bogor"... Seru saya sambil terus memandangi kedua wanita anak sma tersebut.
Indra pun tersenyum simpul sambil manggut-manggut. Akhirnya setelah membayar kopi dan makanan diwarkop tempat kami ngobrol, Saya dan Indra bergegas menghampiri kedua wanita sma tersebut.
"Haaii ketawan bolos sekolah yaa, Haayoo ngaku"... Seru kami berdua berbarengan.
Kedua wanita anak sma itupun acuh dan tak perduli dengan ocehan kami berdua, Ia tetap konsentrasi membeli es doger lalu menikmatinya. Merasa diacuhkan saya dan Indra pun memesan es doger tersebut dengan berbicara ngaco.
"Pesan dua bang esnya biar nanti yang bayar cewek itu"... Seru saya sambil cengengesan.
Kesal merasa dilecehkan akhirnya kedua wanita anak sma tersebut membentak saya..."Jangan sok kecakepan deh luh, Iiih najis amat gw bayarin luh"...Bentaknya berbarengan.
Akhirnya kedua wanita anak sma itu memilih menjauhi saya dan Indra, Dan kesempatan itu saya gunakan untuk membayar semua es doger yang ia pesan termasuk saya dan Indra. Kedua wanita anak sma itupun kesal setelah tahu es dogernya sudah ada yang membayarnya. Saling gengsi pun terjadi hingga akhirnya kedua wanita anak sma itu pergi seolah tidak perduli lagi dengan apa yang terjadi. Saya dan Indra pun terus membuntutinya dari belakang. Hingga akhirnya kedua wanita anak sma itu membetak saya.
"Heehh!!, Ngapain sih luh ngikutin gw"... Bentak wanita sma yang berambut panjang.
"Iiihh siapa yang ngikutin GR"...Balas saya berbarengan dengan Indra.
Akhirnya kedua wanita anak sma itu mempercepat langkahnya begitu dengan saya dan Indra. Merasa dipermainkan iapun kembali menoleh. Berbarengan dengan itu saat ia menoleh kebelakang sayapun mengagetkannya dengan berkata.
"Ciiluukkk baaa!!"..
Meski kesal dan kaget akhirnya ia tertawa kecil dan singkat cerita akhirnya saya dan Indra bisa berkenalan dengan kedua wanita anak sma tersebut. Yang berambut panjang bernama Kurnia Herawati biasa dipanggil Ira dan yang berambut pendek bernama Chairunisa Putri biasa dipanggil Nisa. Keduanya bersekolah ditempat yang sama yaitu Sma Tridharma Kebon Pedes Bogor. Karena saya lebih banyak ngobrol dengan Chairunisa akhirnya saya lebih dekat dengannya. Sedangkan Indra teman saya lebih dekat dengan Kurnia Herawati. Akhirnya kami berempat pun jalan berbarengan untuk mengantar keduanya pulang kerumahnya dikawasan Citayam perbatasan kota Bogor dan Depok. Kamipun saling bertukar nomor telepon rumah dan sejak itu baik saya dan Nisa saling telpon-telponan, Begitu pun Indra dan Ira.
Dan sejak itu karena seringnya telpon-telponan dengan Nisa akhirnya sayapun resmi berpacaran dengannya. Bahkan semenjak kenal dengan Nisa saya sangat senang dan betah bermain didaerah Citayam begitu pun Indra. Meskipun kami masing-masing dalam hal pacaran tetapi jika ingin jalan-jalan bersama sewaktu libur sekolah kami tetap selalu kompak.
GAMBIR JAKARTA PUSAT PUKUL 12.30 SIANG.
Seusai turun dari kereta api dan hendak memasuki halte bus Budi Utomo seseorang memanggil nama saya ternyata dia adalah Indra...."Sat, baru nyampe luh, Dicariin sama senior di lapangan banteng"... Seru Indra.
"Suruh kesini Ndra sekalian bawa anak-anak suruh pada kumpul disini"... Balas saya.
Tak lama berselang para senior stm Boedoet pun berdatangan... "Sat gimana aman luh berangkat tadi lewat Pasar Minggu"..
"Aman broo, Kapan kita nyerang anak BK gw udah gatel nih"... Seru saya.
"Santai broo, Hari ini anak-anak mau bom bardir kawasan Pasar Minggu. Dan basis utara dan timur juga pada mau ikut"...Seru sang senior anak kelas tiga stm Boedoet.
Mendengar hal itu sayapun merasa senang... "Bagus berarti gw nggak masuk kelas hari ini. Gw ikut basis kereta sama Indra sisanya pake bus"...Seru saya dengan penuh semangat.
Akhirnya saya berserta teman-teman dan senior anak stm Boedoet melakukan penyerangan besar-besaran terhadap stm Bunda Kandung yang berada dibilangan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Arak-arakan dua bus yang kami bajakpun mulai berjalan zig-zag, Bendera merah putih biru pun berkibar dengan gagahnya bah sebuah pasukan tempur rombongan anak stm boedoet siap tawuran melewati jalan ibukota. Melihat itu semua sayapun tersenyum puas. Setelah bus menghilang ditikungan jalan saya bergegas menuju stasiun kereta dan bergabung dengan basis kereta yang tujuannya juga sama, Menyerang anak stm Bunda Kandung. Sesampainya dikawasan Pasar Minggu kami menunggu jam bubar anak stm Bunda Kandung. Tepat pukul 4.30 tawuranpun tak bisa dihindari kamipun saling serang dan lempar batu, Tidak perduli dengan keadaan sekitarnya jalan raya Poltangan Pasar Minggu dipenuhi oleh ribuan pelajar berseragam putih abu-abu yang saling ejek, Saling pukul berbagai senjata tajam pun dipamerkan dan berayun kesana kemari.
Suasana yang ramai oleh kendaraan serta orang yang lalu lalang kini ditambah dengan keramaian yang lebih menakutkan itupun terus berlanjut sampai akhirnya saya menemukan target incaran saya yaitu Angga. Mengetahui kehadiran saya iapun segera melempari saya dengan botol minuman berserta batu beruntung saya bisa menghindari. Karena mendapat serangan mendadak Anggapun merasa kerepotan dan memilih melarikan diri menuju arah Depok. Beruntung Indra sahabat saya mengetahuinya dan memberi kabar kepada saya.
"Simonyet Angga kabur Sat kearah depok"...Serunya.
"Luh susul naik kereta Ndra, Biar gw buntuti dengan bus. Kabari anak-anak basis depok untuk menjaga sekitar terminal dan stasiun Depok"... Balas saya.
Sayapun segera menaiki bus yang menuju Depok. Sesampainya disana akhirnya saya dapat bertemu dengan Angga yang sedang mengumpulkan teman-teman untuk menyerang balik saya kembali. Karena semuanya serba mendadak hanya ada 7 orang yang mau membantunya sedangkan terminal dan stasiun Depok sudah dikuasai oleh anak-anak stm Boedoet. Tawuranpun kembali memanjang yang tadinya hanya diarea Pasar Minggu terus melebar sampai ke Depok. Mau tidak mau Anggapun harus meladani tantangan saya meski bawaannya cuma 7 orang. Namun semuanya tetap sia-sia iapun kembali kocar-kacir untuk kedua kalinya naas pun menimpanya, Batu yang saya lempari mengenai pundaknya iapun terjatuh, Sayapun kembali menghampiri dan menyabetkan rantai besi dengan bertubi-tubi begitupun teman-teman saya terus menghujaninya dengan kayu bambu, Bahkan menginjak-ijaknya tanpa ampun. Anggpun sekarat. Beruntung polisi dan warga segera datang membubarkannya.
"Polisi!, Bubar dan diam ditempat".
"Wooii hati-hati police kaabuuurr!!"... Seru saya memberi aba-aba kepada teman-teman.
Beruntung kondisi sudah magrib jadi saya dan teman-teman masih sempat menyelamatkan diri masing-masing. Sayapun lebih memilih masuk keperkampungan warga, Kamipun berpencar hingga akhirnya semua teman-teman saya lebih memilih pulang kerumahnya.. Termasuk saya. Keesokan harinya saya mendapat kabar bahwa Angga masuk ruang UGD rumah sakit dan perlu perawatan intesif selama sebulan lebih. Teman-teman sayapun merasa puas mendengar hal itu. Sayapun demikian, Walau sebenarnya ada rasa tidak tega juga sewaktu melihat Angga diinjak-ijak teman-teman saya walau sudah tak berdaya. Karena biar bagaimanapun ia juga bekas teman smp saya, Cuma karena beda stm kami jadi berperang dan tak ada lagi kata sahabat, Tekecuali teman stm yang satu sekolah dengan saya.
Sedangkan disekolah sendiri, Kepala sekolah pun mengamuk dan mengumpulkan anak didiknya yang terlibat tawuran.
"Memalukan nama sekolah kalian semuuaa!!"... Bentaknya dengan kasar.
Kamipun hanya bisa diam seribu bahasa. Dan akhirnya Kepala Sekolah menskor kami selama seminggu, Sedangkan yang tertangkap polisi dan yang masuk rumah sakit lebih lama lagi... Mendapati hal ini sayapun hanya bisa pasrah, Dan tak mungkin selama diskor saya harus dirumah saja. Tak mau pusing akhirnya dari rumah saya tetap sekolah. Namun tak pernah ada disekolah, Saya lebih sering main kekota Bogor untuk menjemput Nisa dengan alasan sekolah sering tawuran dan saya tak mau ikut-ikut tawuran.
Seusai turun dari kereta api dan hendak memasuki halte bus Budi Utomo seseorang memanggil nama saya ternyata dia adalah Indra...."Sat, baru nyampe luh, Dicariin sama senior di lapangan banteng"... Seru Indra.
"Suruh kesini Ndra sekalian bawa anak-anak suruh pada kumpul disini"... Balas saya.
Tak lama berselang para senior stm Boedoet pun berdatangan... "Sat gimana aman luh berangkat tadi lewat Pasar Minggu"..
"Aman broo, Kapan kita nyerang anak BK gw udah gatel nih"... Seru saya.
"Santai broo, Hari ini anak-anak mau bom bardir kawasan Pasar Minggu. Dan basis utara dan timur juga pada mau ikut"...Seru sang senior anak kelas tiga stm Boedoet.
Mendengar hal itu sayapun merasa senang... "Bagus berarti gw nggak masuk kelas hari ini. Gw ikut basis kereta sama Indra sisanya pake bus"...Seru saya dengan penuh semangat.
Akhirnya saya berserta teman-teman dan senior anak stm Boedoet melakukan penyerangan besar-besaran terhadap stm Bunda Kandung yang berada dibilangan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Arak-arakan dua bus yang kami bajakpun mulai berjalan zig-zag, Bendera merah putih biru pun berkibar dengan gagahnya bah sebuah pasukan tempur rombongan anak stm boedoet siap tawuran melewati jalan ibukota. Melihat itu semua sayapun tersenyum puas. Setelah bus menghilang ditikungan jalan saya bergegas menuju stasiun kereta dan bergabung dengan basis kereta yang tujuannya juga sama, Menyerang anak stm Bunda Kandung. Sesampainya dikawasan Pasar Minggu kami menunggu jam bubar anak stm Bunda Kandung. Tepat pukul 4.30 tawuranpun tak bisa dihindari kamipun saling serang dan lempar batu, Tidak perduli dengan keadaan sekitarnya jalan raya Poltangan Pasar Minggu dipenuhi oleh ribuan pelajar berseragam putih abu-abu yang saling ejek, Saling pukul berbagai senjata tajam pun dipamerkan dan berayun kesana kemari.
Suasana yang ramai oleh kendaraan serta orang yang lalu lalang kini ditambah dengan keramaian yang lebih menakutkan itupun terus berlanjut sampai akhirnya saya menemukan target incaran saya yaitu Angga. Mengetahui kehadiran saya iapun segera melempari saya dengan botol minuman berserta batu beruntung saya bisa menghindari. Karena mendapat serangan mendadak Anggapun merasa kerepotan dan memilih melarikan diri menuju arah Depok. Beruntung Indra sahabat saya mengetahuinya dan memberi kabar kepada saya.
"Simonyet Angga kabur Sat kearah depok"...Serunya.
"Luh susul naik kereta Ndra, Biar gw buntuti dengan bus. Kabari anak-anak basis depok untuk menjaga sekitar terminal dan stasiun Depok"... Balas saya.
Sayapun segera menaiki bus yang menuju Depok. Sesampainya disana akhirnya saya dapat bertemu dengan Angga yang sedang mengumpulkan teman-teman untuk menyerang balik saya kembali. Karena semuanya serba mendadak hanya ada 7 orang yang mau membantunya sedangkan terminal dan stasiun Depok sudah dikuasai oleh anak-anak stm Boedoet. Tawuranpun kembali memanjang yang tadinya hanya diarea Pasar Minggu terus melebar sampai ke Depok. Mau tidak mau Anggapun harus meladani tantangan saya meski bawaannya cuma 7 orang. Namun semuanya tetap sia-sia iapun kembali kocar-kacir untuk kedua kalinya naas pun menimpanya, Batu yang saya lempari mengenai pundaknya iapun terjatuh, Sayapun kembali menghampiri dan menyabetkan rantai besi dengan bertubi-tubi begitupun teman-teman saya terus menghujaninya dengan kayu bambu, Bahkan menginjak-ijaknya tanpa ampun. Anggpun sekarat. Beruntung polisi dan warga segera datang membubarkannya.
"Polisi!, Bubar dan diam ditempat".
"Wooii hati-hati police kaabuuurr!!"... Seru saya memberi aba-aba kepada teman-teman.
Beruntung kondisi sudah magrib jadi saya dan teman-teman masih sempat menyelamatkan diri masing-masing. Sayapun lebih memilih masuk keperkampungan warga, Kamipun berpencar hingga akhirnya semua teman-teman saya lebih memilih pulang kerumahnya.. Termasuk saya. Keesokan harinya saya mendapat kabar bahwa Angga masuk ruang UGD rumah sakit dan perlu perawatan intesif selama sebulan lebih. Teman-teman sayapun merasa puas mendengar hal itu. Sayapun demikian, Walau sebenarnya ada rasa tidak tega juga sewaktu melihat Angga diinjak-ijak teman-teman saya walau sudah tak berdaya. Karena biar bagaimanapun ia juga bekas teman smp saya, Cuma karena beda stm kami jadi berperang dan tak ada lagi kata sahabat, Tekecuali teman stm yang satu sekolah dengan saya.
Sedangkan disekolah sendiri, Kepala sekolah pun mengamuk dan mengumpulkan anak didiknya yang terlibat tawuran.
"Memalukan nama sekolah kalian semuuaa!!"... Bentaknya dengan kasar.
Kamipun hanya bisa diam seribu bahasa. Dan akhirnya Kepala Sekolah menskor kami selama seminggu, Sedangkan yang tertangkap polisi dan yang masuk rumah sakit lebih lama lagi... Mendapati hal ini sayapun hanya bisa pasrah, Dan tak mungkin selama diskor saya harus dirumah saja. Tak mau pusing akhirnya dari rumah saya tetap sekolah. Namun tak pernah ada disekolah, Saya lebih sering main kekota Bogor untuk menjemput Nisa dengan alasan sekolah sering tawuran dan saya tak mau ikut-ikut tawuran.
Awalnya Nisa percaya bahkan selama saya diskor dari sekolah saya sering mengajak Nisa main kekebun raya Bogor hanya untuk memadu kasih. Dan karena Nisa pula saya jadi hapal yang namanya kota Bogor. Akhirnya mau tidak mau saya berkata jujur kepada Nisa. Bahwa saya memang diskor akibat tawuran Nisapun hanya geleng-geleng kepala, Iapun akhirnya banyak menasehati saya secara dewasa. Meski malu sayapun percaya apa yang dikatakan Nisa memang benar adanya.
"Satria kalau kamu niat sekolah apapun caranya demi hanya untuk belajar, Pasti akan ada perlindungan, Dan hal baiklah yang selalu kamu dapatkan. Meski sekolah itu hampir sering tawuran"... Seru Nisa memberi nasehat kepada saya.
"Betul Nis, Maafin aku yaa yang banyak bohongnya selama ini".
Nisapun mengangguk, Hingga akhirnya ia berkata kembali.... "Oiya besok hari kamu terakhir diskorkan... Antar aku yaa ke Gramedia Blok-M ada buku yang ingin aku cari"...Serunya dengan tenang.
"Oohh Pasti Nis, Kamu tenang saja. Nanti aku yang akan kerumahmu dan kita berangkat bareng ke Blok-M"... Jawab saya dengan senang.
Siang yang tak begitu panas mewarnai kawasan terminal Blok-M yang padat dengan segala macam aktifitas orang yang berlalu-lalang. Saya dan Nisapun berjalan bergadengan, dengan perasaan suka cita sayapun melangkah dengan pasti untuk mengantarnya mencari buku yang ia cari dan sukai. Sebelum memasuki toko buku tiba-tiba sebuah suara memanggil nama saya.
"Satriaaa!, Mau kemana luh wuiih cewek baru luh nih"....Seru seorang wanita yang bernama Sarah yang dulunya teman saya sewaktu smp, Dan ia lebih memilih sekolah sma dikawasan Blok-M.
Sayapun sempat kaget dan kesal oleh ocehannya dan gayanya yang tomboy itu..."Ngagetin gw saja luh Ra"...Jawab saya agak kesal.
"Ciieee yang punya gebetan baru sampai nggak mau kenal sama teman lama"...Seru Sarah semakin menjadi.
"Apaan sih luh Ra, Ok gw tinggal dulu yaa mau cari buku dulu nih".
"Asiikk! Sejak kapan luh inget buku Sat"...Serunya semakin menjadi.
Sayapun mulai kesal akan tingkah laku Sarah yang semakin mengejek, Sedangkan Nisa hanya tertunduk saja tak mau banyak bicara. Akhirnya tak mau meladeni Sarah sayapun segera berlalu meninggalkannya namun Sarah masih terus mengintrograsi saya.
"Eehh tunggu Sat, Gw lupa luh apain sih Angga sampai masuk rumah sakit. Tega luh yee teman smp luh bantai juga"... Seru Sarah kembali.
"Bukan kemauan gw Ra, Itu teman-teman gw"... Jawab saya berbohong.
"Lhoo bukannya luh yang ngelakuin"...
"Aah sudah Ra, Luh mana tahu faktanya"... Jawab saya kembali, Dan segera menarik tangan Nisa untuk segera berlalu meninggalkan Sarah. Walau ia terus saja mengejek saya dan Nisa yang hendak menuju toko buku. Dan atas kejadian ini siapa sangka ternyata meski pendiam ternyata Nisa ia type wanita yang pencemburu. Meski ia tidak menunjukannya secara langsung tetapi dari bahasa tubuhnya saya bisa menangkap gelagatnya. Tetapi apapun masalahnya sayapun tetap menyayanginya. Hal yang wajar jika ia cemburu karena iapun kurang begitu peka yang namanya pergaulan dengan anak Jakarta, Terlebih anak stm seperti saya.
Setelah menemani Nisa mencari buku sayapun langsung mengajak Nisa makan dan sambil makan Nisapun mulai banyak berbicara kepada saya.
"Sarah itu dulunya bekas mantan kamu yaa Satria"... Tanya Nisa.
"Cuma teman smp kok Nis, Yaa maklumlah orangnya tomboi dan urakan jadi begitu deh"... Jawab saya.
"Emangnya kamu sendiri tidak urakan, Oiya sebelum kenal aku siapa mantan kamu"... Balas Nisa kembali.
"Aduuhh Nis, Aku kenal teman wanita banyak tetapi bukan pacar Nis. Udah deh kamu nggak usah terpengaruh sama omongan Sarah"..
"Yee orang aku cuma tanya doang emang nggak boleh"... Seru Nisa sambil tersenyum sinis.
Tak ingin ada kegalauan akhirnya sayapun membicarakan hal lain dari mulai buku yang ia beli sampai membicarakan perbedaan antara pelajaran sma dengan stm. Sampai akhirnya sorepun menjelma saya dan Nisapun bergegas untuk pulang. Sambil bergadengan mesra kami berdua pun menuju terminal Blok-M dan segera menaiki bus Metromini S75 jurusan Blok-M ~ Pasar Minggu. Sakin senangnya mengobrol dengan Nisa tentang indahnya kota Jakarta saya lupa bahwa bus Metromini S75 yang saya naiki adalah basis angkutan anak stm Bunda Kandung yang menjadi musuh sekolah saya. Meski ada perasaan resah saya berusaha menepisnya, Beruntung tidak terjadi masalah. Namun saat bus Metromini hendak memasuki terminal Pasar Minggu tiba-tiba datang segerombolan anak stm Bunda Kandung yang memang sudah mengenali wajah saya dan langsung menaiki bus tersebut sambil berteriak-teriak lantang.
"Luh anak Boedoetkan!! Nih hadiah balasan dari anak BK 75 buat luh".
Praakk!..Bleetakk!!..
Sayapun berusaha melindungi Nisa, Namun pandangan saya langsung gelap tak kalah darah sudah mengucur dari kepala saya. Sabuk berkepala besi, Mistar panjang berserta rantai besi menghujani pundak serta kepala saya meski sayup-sayup masih terdengar teriakan Nisa setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi.
Minggu pukul 13.00 saya baru sadarkan diri dan sudah berada dirumah sakit Pasar Rebo Jakarta timur. Sayapun masih melihat Nisa namun sudah dengan pakaian yang berbeda dan spontan saya langsung menanyakan keadaan dirinya.
"Nis kamu nggak apa-apa"...Seru saya mencoba bangkit.
"Sudah Satria kamu istirahat saja luka dikepalamu belum sembuh benar, Beruntung tidak gegar otak kamu"... Jawab Nisa.
"Makasih Nis dan maafkan aku yaa".
Sedang asik berbincang dengan Nisa sebuah suara mengagetkan saya, Ia tak lain dan tak bukan adalah kedua orang tua saya.
"Nggak mati aja luh skalian nyusahin orang tua doang hidup luh!"...
Tak ada jawaban dari saya, Begitupun Nisa suasana menjadi hening sejenak hingga akhirnya nenek atau uwa sayapun datang membela saya dan mencoba menenangkan kedua orang tua saya yang memang sudah muak dengan segala tingkah laku saya selama bersekolah.
"Udeh luh semue nggak useh pade ribut lagian nih anak cuma kena sasaran anak stm dibus pas mau pulang, Kalau luh pade keberatan biar biayaya rumah sakit gw yang tanggung"...Begitu kata uwa saya, Wanita asal Makasar yang lebih memilih tinggal di Jakarta sejak kecil hingga selalu bergaya khas orang Betawi.
Tanpa banyak berbicara kedua orang tua sayapun segera meninggalkan saya dirumah sakit. Sayapun merasa senang atas kehadiran uwa saya, Yang selalu membela terus jika ada masalah soal tawuran. Karena bagi dirinya wajar anak laki bandel terlebih yang selalu sekolah dikota Jakarta.
"Waa, Makasih banyak yaa maafin Satria selalu bikin repot uwa terus"..
"Uwa nggak merase direpotin udeh luh kage useh mikir nyang macem-macem mending sekarang luh banyakin istirahat aje yee"..
Sayapun tersenyum begitu juga Nisa, Seolah kehadiran uwa saya membawa suasana menjadi tentram dan damai.
"Eehh Satria luh dapet eneng cantik dimane"... Tanya uwa saya kembali.
"Tanya keorangnya saja wa, Sekalian uwa kenalan"... Jawab saya sambil tersenyum.
"Duuh ilee neng cantik tinggal dimane luh"..
Meski agak malu Nisapun menjawab. "Tinggal di Citayam wa, Uwa tinggal dimana"...Tanya Nisa kembali.
"Duuhh illee pinter amat nih bocah yee, Uwa tinggal di Tenah Abang, Main yee ketempat uwa kalau Satria udeh enakan kondisinye"..
Akhirnya kami bertigapun tertawa lepas sambil menikmati suasana yang ada sambil menunggu sore tiba.
"Satria kalau kamu niat sekolah apapun caranya demi hanya untuk belajar, Pasti akan ada perlindungan, Dan hal baiklah yang selalu kamu dapatkan. Meski sekolah itu hampir sering tawuran"... Seru Nisa memberi nasehat kepada saya.
"Betul Nis, Maafin aku yaa yang banyak bohongnya selama ini".
Nisapun mengangguk, Hingga akhirnya ia berkata kembali.... "Oiya besok hari kamu terakhir diskorkan... Antar aku yaa ke Gramedia Blok-M ada buku yang ingin aku cari"...Serunya dengan tenang.
"Oohh Pasti Nis, Kamu tenang saja. Nanti aku yang akan kerumahmu dan kita berangkat bareng ke Blok-M"... Jawab saya dengan senang.
Siang yang tak begitu panas mewarnai kawasan terminal Blok-M yang padat dengan segala macam aktifitas orang yang berlalu-lalang. Saya dan Nisapun berjalan bergadengan, dengan perasaan suka cita sayapun melangkah dengan pasti untuk mengantarnya mencari buku yang ia cari dan sukai. Sebelum memasuki toko buku tiba-tiba sebuah suara memanggil nama saya.
"Satriaaa!, Mau kemana luh wuiih cewek baru luh nih"....Seru seorang wanita yang bernama Sarah yang dulunya teman saya sewaktu smp, Dan ia lebih memilih sekolah sma dikawasan Blok-M.
Sayapun sempat kaget dan kesal oleh ocehannya dan gayanya yang tomboy itu..."Ngagetin gw saja luh Ra"...Jawab saya agak kesal.
"Ciieee yang punya gebetan baru sampai nggak mau kenal sama teman lama"...Seru Sarah semakin menjadi.
"Apaan sih luh Ra, Ok gw tinggal dulu yaa mau cari buku dulu nih".
"Asiikk! Sejak kapan luh inget buku Sat"...Serunya semakin menjadi.
Sayapun mulai kesal akan tingkah laku Sarah yang semakin mengejek, Sedangkan Nisa hanya tertunduk saja tak mau banyak bicara. Akhirnya tak mau meladeni Sarah sayapun segera berlalu meninggalkannya namun Sarah masih terus mengintrograsi saya.
"Eehh tunggu Sat, Gw lupa luh apain sih Angga sampai masuk rumah sakit. Tega luh yee teman smp luh bantai juga"... Seru Sarah kembali.
"Bukan kemauan gw Ra, Itu teman-teman gw"... Jawab saya berbohong.
"Lhoo bukannya luh yang ngelakuin"...
"Aah sudah Ra, Luh mana tahu faktanya"... Jawab saya kembali, Dan segera menarik tangan Nisa untuk segera berlalu meninggalkan Sarah. Walau ia terus saja mengejek saya dan Nisa yang hendak menuju toko buku. Dan atas kejadian ini siapa sangka ternyata meski pendiam ternyata Nisa ia type wanita yang pencemburu. Meski ia tidak menunjukannya secara langsung tetapi dari bahasa tubuhnya saya bisa menangkap gelagatnya. Tetapi apapun masalahnya sayapun tetap menyayanginya. Hal yang wajar jika ia cemburu karena iapun kurang begitu peka yang namanya pergaulan dengan anak Jakarta, Terlebih anak stm seperti saya.
Setelah menemani Nisa mencari buku sayapun langsung mengajak Nisa makan dan sambil makan Nisapun mulai banyak berbicara kepada saya.
"Sarah itu dulunya bekas mantan kamu yaa Satria"... Tanya Nisa.
"Cuma teman smp kok Nis, Yaa maklumlah orangnya tomboi dan urakan jadi begitu deh"... Jawab saya.
"Emangnya kamu sendiri tidak urakan, Oiya sebelum kenal aku siapa mantan kamu"... Balas Nisa kembali.
"Aduuhh Nis, Aku kenal teman wanita banyak tetapi bukan pacar Nis. Udah deh kamu nggak usah terpengaruh sama omongan Sarah"..
"Yee orang aku cuma tanya doang emang nggak boleh"... Seru Nisa sambil tersenyum sinis.
Tak ingin ada kegalauan akhirnya sayapun membicarakan hal lain dari mulai buku yang ia beli sampai membicarakan perbedaan antara pelajaran sma dengan stm. Sampai akhirnya sorepun menjelma saya dan Nisapun bergegas untuk pulang. Sambil bergadengan mesra kami berdua pun menuju terminal Blok-M dan segera menaiki bus Metromini S75 jurusan Blok-M ~ Pasar Minggu. Sakin senangnya mengobrol dengan Nisa tentang indahnya kota Jakarta saya lupa bahwa bus Metromini S75 yang saya naiki adalah basis angkutan anak stm Bunda Kandung yang menjadi musuh sekolah saya. Meski ada perasaan resah saya berusaha menepisnya, Beruntung tidak terjadi masalah. Namun saat bus Metromini hendak memasuki terminal Pasar Minggu tiba-tiba datang segerombolan anak stm Bunda Kandung yang memang sudah mengenali wajah saya dan langsung menaiki bus tersebut sambil berteriak-teriak lantang.
"Luh anak Boedoetkan!! Nih hadiah balasan dari anak BK 75 buat luh".
Praakk!..Bleetakk!!..
Sayapun berusaha melindungi Nisa, Namun pandangan saya langsung gelap tak kalah darah sudah mengucur dari kepala saya. Sabuk berkepala besi, Mistar panjang berserta rantai besi menghujani pundak serta kepala saya meski sayup-sayup masih terdengar teriakan Nisa setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi.
Minggu pukul 13.00 saya baru sadarkan diri dan sudah berada dirumah sakit Pasar Rebo Jakarta timur. Sayapun masih melihat Nisa namun sudah dengan pakaian yang berbeda dan spontan saya langsung menanyakan keadaan dirinya.
"Nis kamu nggak apa-apa"...Seru saya mencoba bangkit.
"Sudah Satria kamu istirahat saja luka dikepalamu belum sembuh benar, Beruntung tidak gegar otak kamu"... Jawab Nisa.
"Makasih Nis dan maafkan aku yaa".
Sedang asik berbincang dengan Nisa sebuah suara mengagetkan saya, Ia tak lain dan tak bukan adalah kedua orang tua saya.
"Nggak mati aja luh skalian nyusahin orang tua doang hidup luh!"...
Tak ada jawaban dari saya, Begitupun Nisa suasana menjadi hening sejenak hingga akhirnya nenek atau uwa sayapun datang membela saya dan mencoba menenangkan kedua orang tua saya yang memang sudah muak dengan segala tingkah laku saya selama bersekolah.
"Udeh luh semue nggak useh pade ribut lagian nih anak cuma kena sasaran anak stm dibus pas mau pulang, Kalau luh pade keberatan biar biayaya rumah sakit gw yang tanggung"...Begitu kata uwa saya, Wanita asal Makasar yang lebih memilih tinggal di Jakarta sejak kecil hingga selalu bergaya khas orang Betawi.
Tanpa banyak berbicara kedua orang tua sayapun segera meninggalkan saya dirumah sakit. Sayapun merasa senang atas kehadiran uwa saya, Yang selalu membela terus jika ada masalah soal tawuran. Karena bagi dirinya wajar anak laki bandel terlebih yang selalu sekolah dikota Jakarta.
"Waa, Makasih banyak yaa maafin Satria selalu bikin repot uwa terus"..
"Uwa nggak merase direpotin udeh luh kage useh mikir nyang macem-macem mending sekarang luh banyakin istirahat aje yee"..
Sayapun tersenyum begitu juga Nisa, Seolah kehadiran uwa saya membawa suasana menjadi tentram dan damai.
"Eehh Satria luh dapet eneng cantik dimane"... Tanya uwa saya kembali.
"Tanya keorangnya saja wa, Sekalian uwa kenalan"... Jawab saya sambil tersenyum.
"Duuh ilee neng cantik tinggal dimane luh"..
Meski agak malu Nisapun menjawab. "Tinggal di Citayam wa, Uwa tinggal dimana"...Tanya Nisa kembali.
"Duuhh illee pinter amat nih bocah yee, Uwa tinggal di Tenah Abang, Main yee ketempat uwa kalau Satria udeh enakan kondisinye"..
Akhirnya kami bertigapun tertawa lepas sambil menikmati suasana yang ada sambil menunggu sore tiba.
Hari demi hari terus saya jalani dan tawuran sekolahpun semakin menjadi seolah tak pernah akan pernah berhenti semuanya merasa paling kuat, Senuanya merasa paling hebat. Hubungan saya dan Nisapun masih tetap berjalan seperti sedia kala. Meski banyak nasehat-nasehat yang Nisa berikan terhadap saya, Agar selalu rajin belajar dan jauhi yang namanya tawuran, Namun semuanya tetap tidak bisa membuat saya berubah. Sayapun masih suka yang namanya tawuran. Demi sebuah rasa solidaritas dengan teman dan menjunjung nama sekolah yang tak mau selalu diremehkan oleh sekolah lainnya. Terkecuali mau dibilang anak stm katroo!.
Hingga pada hari minggu sore sewaktu saya sedang dirumah Nisa menelepon saya dan ingin bertemu distasiun Depok. Meski tidak biasanya ia seperti itu, Mau tidak mau saya tetap menemuinya distasiun kereta itu. Dan apa yang saya khawatirkan selama ini terbukti. Nisa berkata kepada saya bahwa ia lebih senang menjadi sahabat saya ketimbang punya hubungan yang spesial. Meski saya berusaha menjelaskan, Atau bertanya tentang kesalahan yang saya buat terhadap dirinya. Namun ia menjawab lebih ingin serius belajar ketimbang pacaran yang katanya membuat dirinya tidak konsentrasi untuk belajar. Dan juga ia berkata kepada saya tidak ada satupun kesalahan yang saya buat terhadap dirinya.
Meski saya minta diberi kesempatan waktu akan tetapi Nisa tetap pada pendiriannya. Meski sudah tidak pacaran lagi tetapi saya masih bisa berkunjung kerumahnya namun lama kelamaan bagi saya merasa semua itu terbebani ia tak pernah mau saya ajak jalan seperti dulu lagi, Ia lebih suka menerima saya dirumahnya dan hanya ngobrol biasa yang selalu ada batasnya. Hingga pada akhirnya sayapun merasa jenuh dan tak pernah lagi datang ketumahnya. Sampai pada akhirnya semua hanya tinggal kenangan semata. Walau semenjak berpisah dengan saya ia tak pernah lagi punya pacar dan lebih senang memilih belajar hingga ia lulus sekolah.
Demikianlah kenangan pahit dan manisnya selama mengunakan seragam putih abu-abu yang katanya menjadi masa-masa paling indah. Dan tiada masa paling indah mas ah masa disekolah. Naah bagi anda tentunya punya dong kenangan masa sekolah. Baik apapun ceritanya boleh dong berbagi cerita dengan saya pada kolom komentar dibawah ini.
Hingga pada hari minggu sore sewaktu saya sedang dirumah Nisa menelepon saya dan ingin bertemu distasiun Depok. Meski tidak biasanya ia seperti itu, Mau tidak mau saya tetap menemuinya distasiun kereta itu. Dan apa yang saya khawatirkan selama ini terbukti. Nisa berkata kepada saya bahwa ia lebih senang menjadi sahabat saya ketimbang punya hubungan yang spesial. Meski saya berusaha menjelaskan, Atau bertanya tentang kesalahan yang saya buat terhadap dirinya. Namun ia menjawab lebih ingin serius belajar ketimbang pacaran yang katanya membuat dirinya tidak konsentrasi untuk belajar. Dan juga ia berkata kepada saya tidak ada satupun kesalahan yang saya buat terhadap dirinya.
Meski saya minta diberi kesempatan waktu akan tetapi Nisa tetap pada pendiriannya. Meski sudah tidak pacaran lagi tetapi saya masih bisa berkunjung kerumahnya namun lama kelamaan bagi saya merasa semua itu terbebani ia tak pernah mau saya ajak jalan seperti dulu lagi, Ia lebih suka menerima saya dirumahnya dan hanya ngobrol biasa yang selalu ada batasnya. Hingga pada akhirnya sayapun merasa jenuh dan tak pernah lagi datang ketumahnya. Sampai pada akhirnya semua hanya tinggal kenangan semata. Walau semenjak berpisah dengan saya ia tak pernah lagi punya pacar dan lebih senang memilih belajar hingga ia lulus sekolah.
Demikianlah kenangan pahit dan manisnya selama mengunakan seragam putih abu-abu yang katanya menjadi masa-masa paling indah. Dan tiada masa paling indah mas ah masa disekolah. Naah bagi anda tentunya punya dong kenangan masa sekolah. Baik apapun ceritanya boleh dong berbagi cerita dengan saya pada kolom komentar dibawah ini.
121 Komentar
Banyak kenangan indah masa STM ya kang.😄
BalasHapusJadi ceritanya Nisa tidak mau jadi pacar karena kang Satria suka tawuran ya. Wajar saja sih, apalagi dia lihat kang Satria dikeroyok sampai masuk rumah mertua eh rumah sakit.😂
Baca ceritanya kok ngeri ngeri sedap, cuma karena beda sekolah Angga dan kang Satria sampai berkelahi bahkan kalo tidak dilerai polisi Angga sudah mati ya. Begitu besar gengsi sekolah ya.😁
Jadi ingat tahun 2019, hanya karena beda pilihan, yang bertetangga tahunan jadi musuhan.🤣
Betul Guru..😊
HapusBisa dibilang begitu kang, Bisa juga memang dia ogah pacaran sama anak stm..🤣🤣
Betul kang Rasa Gengsi dan merasa paling kuat hingga tak ada lagi yang namanya kata teman..Lain dulu lain sekarang mungkin yang ada dipikiran anak sekolah kala itu..😊
Waah kalau itu mah lebih parah dari anak sekolah.😊😊
Memang bagi anak sekolah gengsi itu penting banget, kayak keren saja gitu ya. Cuma sayangnya aku ngga ngerasain SMA atau STM, tapi memang sering baca berita kalo masalah tawuran di Jakarta itu cuma masalah gengsi.
HapusTapi sekarang sepertinya sudah tidak ada lagi berita tawuran pelajar atau mungkin masih ada cuma ngga masuk berita kali ya?
Iyaa kang Gengsi, Gaya, Merasa paling bener itu yang dipikirran anak2 Stm, Sma, atau smea kalau itu...😊😊 Parahnya lagi nggak pernah mikir bahwa semua yang ia punya hasil minta dari orang tua..🤣🤣🤣
HapusAda cuma nggak separah dulu...Kalau dulu tawuran Murni antar sekolah...Kalau era sekarang lebih dominan Ke narkoba penyebab tawuran terjadi. Atau masalah gank dilingkungan.😊😊
Wowwwww.... Seru Tong ceritanya. Makasih sudah bercerita nostalgianya.. Suka saya membacanya. Jadi ini toh alasan elu sering main ke Bogor.
BalasHapusCuma gayanya agak beda yah dengan tulisan-tulisan sebelumnya. Agak melankolis.. hahahaha.. Mungkin karena bahas nostalgia yah...
Makasih ya Tong dah berbagi cerita seperti ini.. Demen gue bacanya
Tong lagunya pas banget..👍👍👍👍 nostalgia sma..mangstab 🤭🤭
HapusIyaa Kong..😊😊 Karena Nisa jadi tahu kota Bogor kalau itu..Sampai sempat berpikir ingin sekolah di Bogor.🤣🤣
HapusBisa dibilang begitu mungkin..Apa sok melankolis kali yee..🤣🤣
Ok deh kong thank-You juga atas kehadirannya.😊🙏
Yooii kong Paramitha Rusady Nostalgia SMA..🤣🤣..Ini memang masuk lagu Favorit gw enak aja dengarnya Haahaaa..🤣🤣
Hapusloh gw kirain vina panduwinata kang
HapusVina mah istrinya kang satria mbak.🤣
Hapus@Mbul...Paramitha Rusady Download sana di youtube lagunya enak dah..🤣🤣🤣
Hapus@Agus... Haahaaa berarti bini gw penyanyi yee..🤣🤣🤣
HapusMbul mbul.. Vina suaranya ga begitu... suaranya agak "genit" kalau si Paramitha lembut dan mendayu...
HapusNaah tuh dengar Mbul kata pakar musik Indonesia era 90,an..😁😁
HapusIni termasuk generasi single tawuran karena cinta
BalasHapusHaahaa bisa juga begitu mas..😊😊
HapusKalo dulu di kampung ku sih tidak ada tawuran anak sekolah atau mungkin ada kali ya cuma mungkin tidak tahu.
BalasHapusNah, adanya justru tawuran antar kampung. Biasa saling ejek membanggakan kampung masing-masing. Terus puncaknya biasanya pas ada acara dangdutan, kena senggol dikit langsung jadi tawuran.😁
Akhirnya goyangnya bukan di panggung hiburan tapi di ranjang rumah sakit.🤣
sepertinya di saya juga banyak yang gitu mas, pada mabok pas acara dangdutan, ujung ujungnya malah rusuh haha
Hapus@Agus...Mungkin ada kang cuma nggak separah kaya di Jakarta mungkin..
HapusKalau antara kampung mah emang nggak dimana2 pastinya dan anehnya cuma masalah sepele yaa seperti dangdutan berantem akhirnya goyang2 di ranjang rumah sakit sambil ngerintih..🤣🤣🤣
@Intan...Iyaa mas kalau masalah ribut kampung atau acara dangdutan kayanya hampir semua daerah yaa baik dikota maupun di desa...Malah lebih ngeri dari tawuran pelajar itumah..😊😊
HapusYang bikin ngeri itu kalo orang yang ngga tahu kalo ada permusuhan antar desa kang.
HapusJadi ceritanya karena aku sejak bujangan terus merantau di Jakarta jadi ngga tahu kalo pemuda kampung ku lagi ada musuhan sama kampung yang agak jauh. Terus aku jalan-jalan sama temen gitu, biasa mumpung di kampung.
Eh, pas lewat jalan sepi, temanku naik motornya kenceng banget pas melintas disana. Aku tentu saja kaget. Eh ternyata ada anak tanggung ngejar tapi untungnya berhasil lolos lewat gang kecil, ngumpet gitu.
Akhirnya setelah sampai di rumah baru ia cerita kalo lagi ada masalah sama anak anak situ, biasa masalah sepele sebenarnya.🤣
Katanya dulu ada anak kampung ku yang sampai masuk rumah sakit karena bonyok digebukin anak anak disitu.😂
Bahkan pernah kejadian, anak daerah situ membunuh ratusan bebek yang ngga dijaga di sawah. Dibuang begitu saja bebek nya di jalan.😱
Untungnya sekarang sudah aman sih, udah damai. Tapi masih malas juga kalo kesana.🤣
@Agus...Daerah Bogor, Bekasi, Depok Model kaya gitu juga masih ada...Jadi kesalnya emang pas kita nggak tahu Menahu jadi sasaran kan suuuee banget...🤣🤣🤣
Hapusngeri kali sampe bawa bawa pisau segala yahh.. kalo dulu saya waktu masih di stm, pas mau keluar dari sekolah aja udah ada dalmas yang mau ngamanin. tau aja pak pol kalo mau rusuh haha
BalasHapus@Intan...Iyaa memang nggak semua anak Stm suka tawuran juga sih...Tapi kalau dijakarta mah yang namanya stm sudah pasti tawuran..😁😁
Hapuskalo denger cerita senior sih memang ada zamannya sih anak anak tawuran, masuk ke angkatan saya udah berkurang macam begitu
HapusBetul memang mas semua yaa tetap ada masanya meski tawuran di Jakarta masih tetap ada kok sampai sekarang cuma nggak separah dan seramai dulu..😊😊
Hapusbetul sekali, karena mungkin orang udah pada males dan mikir lebih pinter, ga ada gunanya tawuran haha
HapusBetul mas..Tawurannya sekarang sama teknologi yaa..😊😊
Hapusnah bener mas, sekarang tawurannya di facebook di Twitter di ig, adu bacot wkwkwk sampe ketangkep polisi
HapusFoto zaman dahulu, gaya rambutnya begitu khas yaaa hahaha..
BalasHapusBtw itu foto tahun berapa yaa 😄
Gaya rambut tahun 1980an kan memang begitu mas Dodo, lihat saja film Suzanna atau warkop DKI, gaya rambutnya begitu.😀😃
Hapus@Do2...Photo tahun berapa yaa Do...Mendadak pikun nih..🤣🤣🤣
Hapus@Agus...Haahaaa itu gaya rambut trend 2020 lagi Gus...Kan gw seumuran sama Do2..🤣🤣
Hapuswooh tahun 1980..Fix mah ini sezaman sama bapakku kwwk
Hapuseh, tunggu, bapakku katanya tamat sekolah aja tahun 1991.
artinya....
Tua, an Bapakmu lah Do2..🤣🤣🤣
HapusKayaknya kang satria seumuran sama kakek mas Dodo.😁
Hapusowhhh 80an tohh seumuran kakak saya yang sekarang udah punya anak dua lho haha
Hapuswah mas satria seperti membawa kita kembali ke kenangan masa lalu yang manis asem asin , begitu banyak story
BalasHapusYaa bang Rusdy jadi Nano2 rasanya nih kalau dikenang terus..😁😁
Hapusklop banget dengan lgunya juga serasa melayang ke masa lalu
HapusBetul bang Rusdy...Jadi mendayu2 yaa..😂😂🤣🤣
HapusSungguh luar biasa uwa nya
BalasHapusSabar banget
Anak STM kalau tidak bolos, bukan anak STM namanya :D
Betul mas uwa tercintaku tuh..Yups mas dijakarta anak Stm kalau nggak bolos yaa tawuran yaa...Kalau nggak begitu bukan anak Stm katanya..😁😁
HapusHahahahha, ooh jadi ini nih orangnya yang suka tawuran dengan embel2 menjunjung nama sekolah?? wkwkwkwkwk.
BalasHapusAku kesel banget mas kalau liat bocah pada tawuran, apa faedahnya coba. Tapi buat mas yg sering tawuran gitu rasanya kaya lagi bercermin pasti ya kalau skrg2 ini liat bocah2 pada tawuran hahahhaa
Haahaaa demi sebuah nama sekolah dan gengsi bela2in tawuran yaa mbak..🤣🤣
HapusBetul banget akupun begitu sekarang padahal dulu dijadikan hobi tawuran itu..🤣🤣🤣
Iyaa jadi mikir sendiri mauan amat dulu kaya begitu yaa..🤣🤣
Mas aku mau nanya deh, kalo sedang tawuran gitu, trus mukulin anak sekolah lainnya, itu beneran mukul hanya untuk kasih pelajaran si anak, ato mukul ga peduli dia bakal mati kalo dihajar trus2an? :O. Aku baca ini lgs ngiluuuu hahahhaha. Kebayang kalo sampe dipukulin pake batu, ato kena pisau apalagi rantai besi :(.
BalasHapusSereeem....
Udah sering denger sih ttg boedoet ini. Temenku pas di kantor dulu, ada yg alumni anak boedoet. Tp dia cm 2 thn di sana, masuknya pas kls 2, 1989-1990. Lulusan 90. Dia juga sering cerita gimana dulu sering terlibat tawuran Krn terpaksa hahahahaha. Denger cerita dia juga ngeri2 gimanaaaa :D.
Foto cewenya cakeeeeeep loh ;). Maniis banget mukanya :D. Bisa ae kalian kenalannyaa :D. Orangnya udah kemana skr mas? Masih kontak ga nih?
Mbak Fanny beneran lah mbak...Bahkan banyak temanku seangkatanku selama sekolah hampir 5 lebih yang mati..😊😊
HapusAngkatan 89-90 Boedoet lebih ganas dan parah lagi mbak. Banyak aku dengar dari para Alumninya yaa mati juga banyak.😊😊 Iyaa kalau di Jakarta memang percuma menghindari tawuran tetap aja kena2 juga..😁😁
Aku terakhir ketemu Nisa tahun 2013 sudah punya anak 1 sekarang guru sekolah Sd diCikarang Bekasi. Sudah berhijab malah.😁
Berarti kang satria angkatan 60-70an ya kang, karena ngga terlalu ganas.😆
HapusBtw, kenapa kang satria ngga ngikutin Nisa juga, pakai hijab maksudku.🤣
Beeehhhaaaa suuueee angkatan kong Anton itu mah..🤣🤣🤣
HapusBeehhhaaa Suuueee sekalian aje pake Rok sama lipstik terus mangkal dah Gus..🤣🤣🤣🤣
Gue mah angkatan 86-89 an Tong..elu berarti lebih tua dari gue ya Tong.. :-D
Hapus@Kong Anton..Naahh satu angkatan berarti sama temannya mbak Fanny yang senior di Boedoet.😊😊
HapusHaahaaa Suueee..🤣🤣 Gw angkatan 96-97 kelless.😁
Ah masa sih kang satria angkatan 96-97, mungkin angkatan 69-79 kali ya Kong Anton.🤣
HapusBeeehhhaaaa suuueee..🤣🤣
HapusMas Agus.. saya rasa begitu... soalnya gayanya kok bukan gaya 90-an itu mah gaya 60-an...
HapusNah betul itu pak, gayanya 60an tapi wajahnya seperti 90an. 😁
HapusBeeehhhaaaa Suuueee..🤣🤣
HapusKita seangkatan nih Kang, etapi saya serem banget baca tawurannya tuh, ituibunya Kangsat nggak jantungan ya tiap hari ngelepas anaknya sekolah?
HapusSerem amat.
Sebagai alumni STM juga, saya nggak pernah melihat teman-teman saya tawuran kayak gitu.
Paling ya main tikam pakai pisau *lah? wakakakakakaka
Masa sih kita seangkatan aku baru 17 tahun uni Rey..🤣🤣🤣🤣🤣
HapusIbu saya sudah bosen uni Rey...Meski kadang khawatir..Jadi pas saya dirumah ia senang. Pas saya pulang malam terus ia terkadang Was-was juga..🤣🤣🤣
Yaa namanya di Jakarta uni Rey yang aneh2 terkadang dijadikan sensasi yang berlebihan..😊😊
Nah kaaannn... kebayang banget gimana ibunya tuh Kang.
HapusAnak saya yang pertama itu pernah pulang main sambil mulutnya penuh darah, astagaaaa shock berat saya.
Sejak saat itu saya selalu degdegan ketika dia nggak di rumah.
Apalagi KangSat yang sering tawuran gitu ya, ckckckck
Saya dulu punya teman anak STM 1 DKI hampir tiap hari sarapan paginya sama tawuran parah emang anak STM..untungnya waktu sekolah saya di SMEA jadi aman dari tawuran..hihihi
BalasHapusBtw backsound-nya lagunya siapa dan judulnya apa, mas?
Eehh ada Suhu sungkem dulu Hu..🙏
HapusStm 1 DKI Mangga Besar Jakarta Barat yaa Huu..Musuh Bebuyutan juga tuh Huu. Untuk anak paginya...Ada dua sekolah kalau nggak salah stm 1 DKI ada yang pagi sama siang..😊 Kalau yang siangnya anak Depok banyak yang masuk disana... Jadi pas pulang bareng sering aku timpuk-timpukan sama anak Stm 1 DKI..😂😂
Saya pas kelas 3 malah dulu pengen pindah sekolah ke SMEA biar bisa banyak punya teman cewek dan terhindar dari tawuran...Tapi yaa sudah tanggung nggak jadi akhirnya..😂😂🤣🤣
Lagunya Nostalgia SMEA Huu..Yang nyanyi Paramitha Rusady..😊😊
Bener banget STM 1 DKI mangga besar tapi saya kurang tau juga ada siangnya apa ngga yang saya tau temen saya itu sekolahnya pagi.
HapusBukannya nostalgia STM.. hihihi.. ternyata Paramitha Rusady penyanyi juga, saya tau dia itu pemain film.
Ada pagi ada yang siang Huu..Swasta sama Negri katanya juga ada di 1 DKI...😊😊
HapusHiihiii Nostalgia Smea Huu..Double Huu Paramitha Rusady.. Penyanyi dan pemain film juga album juga banyak Huu cek aja Hu didunia musik era 90,an..😊😊
Mungkin juga yang siangnya swasta yang saya tau cuma 1 DKI saja.
HapusIya setelah Googling teryata Paramitha Rusady memang punya banyak album dan single.
Naahh tuh buruan download lagu2nya..🤣🤣
HapusIni kalau ada anak STM BK.. nyasar kemari baca ini bisa2 terjadi lagi tawuran lanjutan di Blog ini, hihi..
BalasHapusAku agak ngakak tadi pas baca bagian berantem pakai rantai besi itu, hihi lucu aja jadi terbayang film Ghost Rider, senjatanya rantai juga tapi ada apinya, apa gak ribet ya berantem pakai itu hihi..
Kalau di sekolahku dulu org berantemnya pakai ikat pinggang dari gear sepeda Kang, juga pakai cak wee kaya bruce lee, kalau aku pakai anu, itu pisau yg biasanya ada di pemotong kuku, haha.. tapi aku blm pernah brantem tapi senang nontonin org berantem 🤣
Itu diawal2 cerita diomeli dua org cewe ya, kok mereka gak takut ya? Hihi dari sini aku belajar satu hal sehebat2nya tawuran tapi tetap kalah sama cewe 🤣🤣
Cak Wee itu bukannya makanan yang biasanya buat campuran bubur ayam atau dimakan sama saus sambal, kang?
HapusHaahaaa tawuran bacot yee haahaa..🤣🤣
HapusEnak pake Rante suhu Ajay putar2 doang orang pada kabur ...Yang jago main samurai mikir 2 kali kalau mau maju lihat putaran rantai..😁😁
Iya sama Gear motor Suhu Ajay lebih tebal dan Double steak..😁😁
Heeheeee tawuran jago giliran sama cewek nurut yaa Huu...Kan Stm kaga ade ceweknya Huu jadi kenal cewek langsung jadi setia meski akhirnya diputusin juga..🤣🤣🤣🤣
Suhu Herman benar Huu Cakwe itu makanan pake saus sambal merah paling enak...🤣🤣🤣
HapusMungkin yang ia maksud double steak kali..😁😁
Klo doble stik itu pemukul drum 🤣
HapusItu steak doang nggak pake Double..🤣🤣
HapusKlo gk pake dobel lain lagi namanya kang, jadi anu, itu steak makanan 🤣🙏
HapusOh double stick, kalau double stick itu bukan cak Wee tapi nunchaku atau ada juga yang bilang ruyung.
HapusNah itu, aku baru ingat klo dibahasa daerahku caku , nunchaku rupanya jadi lari ke cakwee 🤣
HapusBeeehhhaaaa suuueeee..🤣🤣🤣
HapusWadidaaw ... Ngga nyangka ternyata pinter mutet-muterin rantai menghajar kecoa wc, egh* para lawan sampai pada tumbang begituu
BalasHapus༼ᕗຈل͜ຈ༽ᕗ
Itu berarti ketemu sama dua cewek di dekat Taman Topi ya ?, hihihi ...
Sumpah ngakak pas baca kata ciluk ... bbbaaaaa ..., lucu banget bayangin adegannya, hahaha :D
samaaaaa aku juga ngakak bayangin adegan itu mas ;p... bedaaa memang don juan 1 ini wkwkwkwkwk... ga ada cewe yg ga klepek2 kalo udh kena pesona mas satria :D
HapusHaahaaa Kecoa suueee yaaa..🤣🤣🤣
HapusBetul sekali mas Hino nggak jauh dari taman topi...Jangan2 mas Hino dulunya pernah mangkal yaa dutaman Topi Bogor..🤣🤣🤣
Haahaaa..🤣🤣🤩 Ajak2 Agus mas kalau mangkal di Taman Topi lagi..🤣🤣🤣🤣
@Mbak Fans..Namanya juga kisah Anak sekolah Jadul...🤣🤣🤣
HapusKisah dimana cuma telepon rumah yang masih ngentrend..Tidak ada Laptop, Smartphone dan sejenisnya yang ada cuma surat cinta doang kalau mau kirim2..🤣🤣🤣
gilings cuy, nostalgia rikolo jaman semono ya kang satria...hobi tawuran ckckck...pantasan pernah ngeh kang sat aslinya garang bin galak cuma di blog aja kelihatan lucuk hahhahahahhaha...sungkem ah
BalasHapustapi seram kang mainannya rantai..juga pernah tak sadarkan diri berkat dikemplang senjata mistar dan logam lainnya duh...ngeri amat aku bacanya, pas jalan ama gebetan pula ya...eh ini main ke bogor malah pada dapat ceng cengan sepasang sepasang ya hahahha...indahnya jaman putih abu abu
tapi kuakui sih klo di bogor emang gitu kang ngaruh banget...gw 4 tahun tinggal di bogor mendadak jadi putihan padahal pas di kampung kan sma nya kerap dipanggang senior pas pmr pramuka tapi begitu kukiah di bogor, lumayan mencerah kukit gw, mungkin sama kayak anak anak sma bogor itu kali ye hahahaa #plakk
Zaman kompeni mbul haahaaa.🤣🤣 Emang yaa tampang gw judes yaa..zaman sekolah gw terkenal angkuh dan judes..Jadi mungkin kalau anak Stm lain lihat tampang gw jadi pada sebel..🤣🤣🤣
HapusTapi kalau sama cewek gw romantis kok..Beehhhaaa..🤣🤣
Iyaa mbul nurutin tawuran mah emang nggak ada habisnya..Ruginya yaa tampang dan wajah kita gampang dikenali musuh sekolah kita kalau kurang waspada seperti yang gw alami...lengah dikit rumah sakit urusannya..Buah dari hasil tawuran.🤣🤣🤣
Iyaa zaman sekolah namanya juga, Terlebih Stm nggak ada ceweknya laki semua...Jadi lihat anak sekolah Sma cewek udah langsung buru2 pengen di pacarin..🤣🤣🤣
Gw nggak mbul sering kebogor cuma bersih doang..Item mah tetap nggak berubah..Hahahaaaa suuueee..🤣🤣🤣
Pengennya putih kaya artis Korea gitu..🤣🤣
Mungkin waktu di Bogor mbak mbul sering kumkum di empang makanya putih ya kang.😆
Hapus@Agus...Betul gus sering berendam di Empang Bogor biar tampangnya kaya Arab Bogor..🤣🤣🤣
HapusArab Bogor ?
HapusArab para pedagang parfum refill dan mebel yang lokasinya di jalan samping mal BTM itu, mas 😄 ?.
Daerah sana Arab Bogor kan ngumpulnya disitu ..
Betul mas Hino...Wuiih ternyata hapal wilayah Bogor mas Hino yaa wah jangan2 Pernah 10 tahun mangkal di Bogor bersama kong Anton..🤣🤣🤣
HapusBhuawaaaa .. bweehaaa 🤣🤣🤣
HapusHafal lah aku sudut-sudut Bogor, maaas ...
Puncak tuh dulu dalam sebulan berapa kali tiap malam minggu aku dan temen-temen pasti kesana 😊.
Mas Anton waktu itu denger-denger belum hijrah ke Bogor ..., masih jadi pemain film di Koreyaaaah 😊
Oohhh pantesan kan2...Kan pasti pernah mangkal Mas Hino dikota Bogor..Hayooo paling banyak Mangkal dimana mas..🤣🤣🤣🤣
HapusOohhh yaaa ternyata Engkong Anton itu mantan pemain film Drakor yaa..🤣🤣🤣
Whaaa, kok keknya kenangan stm orang-orang keren yak? aku dulu pas stm nga ikut geng-gengan dan kerjaannya kayak sekolah kelar pulang doang.
BalasHapuskenangan paitnya digebuk pake tongkat pas balik sekolah. padahal itu sebenernya sudah lulus hey.
Bukannya keren mas tapi nyusahin orang tua..🤣🤣 lhaa tawuran terus kerjanya..🤣🤣
HapusYaa resiko anak stm memang begitu mas Dwi..Tawuran apa nggaknya tetap kena juga..😁😁
Mas satria setelah lulus sekolah pernah ketemu lawan²nya jaman STM itu ga?
BalasHapusAku penasaran gimana rasanya dg suasana yg beda. Apa bakal tetep baku hantam, atau saling mlengos apa malah tegor²an? :D
Secara cerita tawurannya serem banget loh. Sampe masuk RS gitu.
Btw bener ya, teh bisanya cakep bgt tuh hehe
Hampir jarang, Sekalinya ketemu cuma diem2man saja. Karena malu dan udah pada mikir kali yee..🤣🤣
HapusSaling diam dan menghindar karena malu..🤣🤣
Masa sih Cantikan neng Anggun kok..😁😁
Modus dah... :-D
HapusNggak modus kong...Anggun memang cantik..🤣🤣🤣
Hapuswaha masa-masa penuh kenangan ya zaman sekolah dahulu
BalasHapusitu stm kenapa jadi layaknya buruan saja ya
Betul mas kisah Nostalgia zaman Stm yang lebih mirip sama serdadu perang...Bukannya cari ilmu tapi cari penyakit haahaaa..🤣🤣🤣
HapusTumben nih belum ada yang baru
BalasHapusIyaa mas belum sempat nulis si Anu minta dikelonin terus..🤣🤣
HapusSi Anu yang minta, atau dirimu yang minta Kang? wkwkwkwkw
HapusHaaahaaaa!!!...🤣🤣😋
HapusWaah harus suiit itu mah nyonya Rey.😊
Baca cerita Mas Satria berasa baca cerpen fiksi, ngalir banget padahal panjang 😂 Walaupun aku bacanya sambil ngilu2 bayangin tawurannya, sampai masuk rumah sakit pula. Huhu..
BalasHapusMasa2 putih abu2 memang tidak terlupa yaa. Btw, yg namanya Nisa cakep juga ya Mas fotonyaa 😍😍
Yaa dibuat seolah seperti cerpen padahal cuma coretan kelam kisah masa sekolah..😊😊
HapusYaa memang masa putih abu2 anak stm dijakarta seperti itulah mbak..😊😊
Iyaa mbak Nisa cantik tapi sudah jarang ketemu lagi Haaahaaaa ...🤣🤣🤣🤣
Asik ya nostalgia jaman dulu, Tari juga suka nostalgia jaman sekolah ??? Berasa happy aja meski umur terus bertambah.
BalasHapusBetul banget Tari jadi mengenang masa lalu..😊😊
HapusWaaahhh kembali lagi tulisan-tulisan kenangan kayak gini, jadi beragam rasa setelah membacanya Kang, ada seremnya, ada manisnya, bikin senyum-senyum sendiri, karena keingat masa STM juga, biar kata kenangan saya kagak ada yang semanis KangSat wakakakaka.
BalasHapusBtw, serem amat sih dirimu Kang, pake bawa rantai segala, jadi ngerti mengapa bapaknya KangSat galak, lah anaknya bikin jantungan mulu hahahaha.
Tapi karena masa itu, KangSat jadi kayak sekarang, jadi lebih tenang dan lebih bijak menjalani hidup.
Btw, lagi dulu waktu STM kami nggak separah ini sih, ada juga yang nakal, tapi nggak parah.
Justru image anak STM di tempat kami itu keren, soalnya gudangnya cowok ganteng.
Tapi satupun nggak ada yang naksir saya hiks 🤣🤣🤣
Cuma gara2 nemu photo saja yaa saya buat tulisan ini...Karena ada banyak kenangan yang saya lalui dulu...Meski dalam tulusan juga hanya garis besarnya saja.😊😊
HapusResiko anak STM di Jakarta nggak ada yang nggak bawa Sajam dan sejenisnya...Yang pendiam saja selalu bawa2 saham...Apa lagi yang bandel...Yaa Fungsinya sebenarnya untuk pengaman diri saja.😊😊 Kalau bapak saya memang galak dari dulu uni Rey..🤣🤣🤣
Bisa dibilang begitu dan bisa juga jadi pelajaran hidup.😊😊
Yaa kalau menurut saya memang benar uni Rey anak STM didaerah itu pintar2 dan cerdas karena murni belajar. Ketimbang anak STM di Jakarta yang menang bandel doang otak leemmooottss!!.🤣🤣🤣
Masa pasti banyak yang naksir uni Rey...Cuma pada malu saja ngungkapinnya Haahaahaaa.🤣🤣
Ditunggu artikel terbarunya
BalasHapusOk mas DJB..😊😊
HapusAnother fabulous post that I really enjoyed reading...with much nostalgia!
BalasHapusThank you so much!😊😊
Have a great weekend...and stay safe, my friend 🙏🙏
Ok, hopefully you have a nice day, greetings of success
Hapusmasa muda kang sat yang berapi-api
BalasHapuskalo aku waktu SMA kok slow aja rasanya dibanding cerita kang sat. Mungkin beda era kali ya. isinya sekolah, les, kesini kesitu aja kayaknya
tapi emang masa SMA ini banyak kenangan menariknya
Waaduuhh kompor gw dong mbak Isna...Apa Tabungan..🤣🤣🤣
HapusYaa intinya SMA atau STM sama juga mbak Isna...Tapi kalau di Jakarta baik SMA atau STM sama bandelnya..Bisa juga tergantung lingkungan sekolahnya juga. Meski tidak banyak ada kok sekolah yang bebas tawuran seperti SMA atau SMEA..😊😊
hehehe kompor mleduk *peace*
Hapusaku jadi inget nih, kadang banyak orang tua atau tetangga tetangga bilang, kalau misal ada sekolah yang terkenal dengan siswanya yang suka tawuran, biasanya akan berlanjut ke adik adik kelasnya.
malah image yang tertanam di pikiran masyarakat akan bilang "ngapain sekolah disana, isinya berkelahi terus nggak jelas". jadi tawuran ini semacam turun temurun nggak jelas itu ya
Haahaaa kompor meledug berubah jadi tahunan..🤣🤣
HapusItu pasti mbak Isna. Meski sekolah itu dapat predikat terbaik tetap saja orang2, Atau para orang tua mencap jelek sekolah tersebut.😊😊
Bahkan yang terkenal keburukannya saja..😆😆🤣🤣
Aku yang baca langsung mendelik Mas... Pengalaman STM mu sangar beud yah..
BalasHapusSetuju masa SMA/STM itu yang paling seru, sedih dan seram.. Saya juga anak SMK.. SMK sama STM sama nggak sih?? wkwkw
Dulu pas saya pulang dari SMK sore2 pernah tuh di jalan yg mau saya lewatin banyak pelajar dari SMA lain yang siap tawuran. Saya smpe merinding sama ragu mau lewat karena pas itu sndirian.. Ehh tiba-tiba mereka teriak.. "Nggak papa lewat aja,, bukan kamu kok orangnya..." Ya ampunn horror beud.. wkwkwk
Sama mas dulu Stm sekarang ganti nama jadi Smk..😊😊
HapusHaahaaa...Berarti mereka lagi nyari target seseorang..Dan mas Bayu udah GR duluan.🤣🤣
Haahaaa..🤣🤣
Wpuw.. kenangan masa di STM Boedoet pengalaman tawuran sangat mengerikan.. meski tetap membuat kita jadi ingin tahu terus cerita nya..
BalasHapusMas Satria memang sudah makan asam garam dunia pertawuran ..
Btw cewek nya cantiiik banget meski rambutnya pendek tapi cocok dengan face nya ceweknya. Dan pose ceweknya jadi ngingetin kayak model cover girl . Pinter dech milih cewek cantik.
Nostalgia masa SMA memang masa yang paling indah hehehe..
Iyaa zaman2 sekolah mbak Fidy selama 3 tahun maju kena mundur kena akhirnya yaa terlibat ikut tawuran juga..😊😊
HapusWuuhaaa masa sih mbak Fidy...Mirip siapa Cover Girl ..Tahun zebot yaa..🤣🤣
Yaa massa paling indah memang masa sekolah sih karena cuma belajar main dan pacaran mungkin..🤣🤣🤣
Luar biasa kisahnya, kirain endignya Nisa jadi istrinya hehe.
BalasHapusHaahaa masa lalu bang...Zaman sekolah.🤣🤣
HapusGilaaa seru banget kang bacanya, makasih loh udah nulis soal ini. Serem serem ya tawuran jaman itu, pas jaman saya sih masih ada cuma ya ga seserem dulu. Betewe kasih kasih dong tips cara deketin cewe hehehe.
BalasHapusBetul mas era 90,an tawuran dijakarta hampir setara dengan dengan perang kampung..😊😊
HapusWaahaaahaa itu kan era dulu..Sekarang ilmunya sudah hilang mas..Haahaaaa.🤣🤣
TERIMA KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA UNTUK MEMBACA CORETAN YANG EEHEEM,! UHUUKS2!
Emoji