Cerita Ini Hanya Fiktip Belaka


Untuk 90+ Tahun Keatas


Bagi Hermansyah menyandang gelar sebagai Sarjana Hukum sangatlah berat. Pertanyaan "kapan lulus?" dari keluarga, teman, dosen, bahkan adik tingkat selalu terngiang di kepala Herman. Bukan cuma hal itu yang ia risaukan, lebih dari 75% teman-teman seangkatannya yang sudah lulus. Kini tiap pergi ke kampus banyak wajah-wajah asing yang selalu Herman temui, kadang ia merasa terasing dan tidak punya semangat untuk ke kampus.

Tahun ajaran 2018/2019 menjadi tahun ke-7 bagi Hermansyah, Sebagai mahasiswa fakultas hukum di salah satu universitas terkenal diJakarta, Ia baru saja mendapat surat teguran dari kampus berupa peringatan bahwa masa studinya akan habis pada Agustus 2019. Jika ia tidak berhasil lulus sebelum waktu tersebut, otomatis status Herman berganti menjadi mahasiswa DO.😲😲

Perkuliahan Herman pada awalnya berjalan lancar-lancar saja, hingga menjelang semester 8 musibah menimpa Herman dan keluarganya. Ayahnya yang sebagai tulang punggung keluarga meninggal dunia secara mendadak.

Sebagai satu-satunya laki-laki dalam keluarga, Herman mengambil alih peran yang ditinggalkan Ayahnya untuk menghidupi ibu dan kedua adiknya yang masih duduk di bangku sekolah. Tentu saja proposal skripsi yang telah Herman siapkan waktu itu hanya menjadi tumpukan kertas belaka. Dirinya lebih memilih untuk membuka coffee shop kecil serta manggung musik dari Cafe ke Cafe.

Singkat cerita sahabat karib almarhum orang tua Herman menanamkan modal yang cukup besar. Pelan-pelan usaha Hermanpun berkembang dan dirinya bisa memfokuskan diri pada pengerjaan skripsi yang terbengkalai kurang lebih selama 2 tahun. Sayang saja membuang waktu 7 tahun kuliah tanpa merasakan suasana wisuda menurut Hermansyah.

Hari pertama di tahun ajaran baru dan terakhir, Herman kembali berusaha untuk menemui bapak kepala departemen jurusan Fakultas Hukum yang ia ambil. Di kampusnya dimana Herman masih menyandang gelar sebagai mahasiswa setiap judul skripsi wajib disetujui terlebih dahulu oleh kepala departemen masing-masing jurusan. Proposal penelitian yang Herman ajukan langsung diterima oleh kepala departemen, mengingat ia telah berstatus sebagai mahasiswa tahun terakhir.

Meski Herman tahu, Para dosen sebetulnya ditekan oleh pihak rektorat untuk tidak mempersulit mahasiswa-mahasiswa semacam dirinya, katanya jika ada mahasiswa di-DO akan mempengaruhi akreditasi universitas itu sendiri.

Untung saja pak kepala departemen menjadi dosen pembimbing, Dimana semua berkas yang diajukan auto diparaf dan ditulis "Acc"..😲😲 Meskipun banyak kesalahan, begitu kata teman-teman sekampus Herman yang pernah di bawah bimbingannya. Tapi tiba-tiba pak kepala departemen menulis nama "Heni Anggreani Putri,SH,LLM,PHD,MWB".😲😲 Sebagai dosen pembibing II.

"Suuuee"....Caci Hermansyah dalam hati.

Bagi yang nggak kenal Bu Heni, Dalam arti cuma lihat face, Body, Atau background pendidikan, Semuanya bakal bikin terkagum-kagum. Wajahnya cantik ala mojang priangan, Badan yang padat menggoda serta masih kencang buat wanita berumur 37 tahun. Apalagi gelar akademiknya, S2 (LLM) dia dapat di Belanda pada umur 23 tahun sementara S3 (PhD) di Amerika pada umur 34 tahun.😲😲

Tapi lain cerita bagi mahasiswa yang pernah diajar atau dibimbing Bu Heni, ada yang bilang dia terlalu galak, terlalu disiplin, atau terlalu perfectionist dalam mengajar dikampus maupun membimbing mahasiswa dalam penulisan skripsi. Bahkan pada tahun ajaran lalu dia tidak memberi kemudahan bagi mahasiswa tahun terakhir, ada dua kakak tingkatku yang menjadi korbannya pikir Herman.

Tentu itu bukan kabar baik untuk mahasiswa di ujung tanduk seperti Herman. Gimanapun sulitnya ia harus melewati ini, Demi gelar SH ( Sarjana Hukum ) Yang dipasang di belakang namanya nanti. Boleh dibilang ia mahasiswa yang belum pernah berinteraksi sama dia, soalnya nggak pernah dapat kelas yang diajarnya. Sebagai mahasiswa yang dibimbing bu Heni tentu akan lebih pantas kalau Herman menghubungi dia dan memperkenalkan diri via WA.

[08.15]..Hermansyah : Selamat pagi bu Heni, perkenalkan nama saya Hermansyah mahasiswa bimbingan ibu untuk penulisan skripsi. Adapun proposal penelitian saya yang berjudul "Model dan Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Pengujian Undang-Undang" Baru saja diterima oleh pak kepala departemen. Saya mohon bimbingan ibu dalam pengerjaan skripsi nanti, terima kasih.

[10.00]..Bu Heni : Ok, kamu bawa proposalnya besok yaa...Terimah kasih.

Singkat, padat, jelas sekali balesannya... "Hmm..... Semoga besok nggak apes"...Seru Herman dalam hatiya.

Besoknya, Herman datang pagi-pagi dan duduk di depan ruangannya untuk menyerahkan proposal penelitiannya. Setelah menunggu hampir 2 jam, Bu Heni mempersilahkan dirinya masuk dan memeriksa proposal yang telah Herman serahkan.

Seperti yang diceritakan teman-teman kampus Herman, Coretan-coretan bu Heni memenuhi lembaran-lembaran proposal penelitian Herman. Belum lagi ditambah omelan-omelannya yang kadang bikin hati Herman semakin risau. Banyak sekali perbaikan yang harus ia kerjakan kembali nantinya. Bu Heni termasuk dosen yang disiplin soal deadline revisi, jadi sebisa mungkin aku kerjakan sebaik-baiknya dan sesegera mungkin kembali menghadapnya.

Sehingga hampir setiap hari Herman harus mengerjakan skripsi di perpustakaan kampus sampai sore hari menjelang tutup, alasannya agar lebih fokus dan mendapatkan akses internet gratis juga hehehe.😲😲


Musim hujanpun kembali mewarnai bulan Febuari, Disuatu sore hujan deras mengguyur kota Jakarta tanpa henti, Herman yang baru keluar dari perpustakaan melihat bu Heni sedang berteduh di selasar perpustakaan sambil mengutak-atik I-Phone yang ia pegang.

"Selamat sore bu Heni, Lagi nunggu hujan reda ya ?"... Sapa Herman seramah mungkin.

"Ya... sore"....Balas Heni lembut dan singkat.

"Sepertinya hujan redanya masih lama bu, Soalnya tiga hari ini cuacanya begini terus.Bahkan sebagian sudah ada yang terkena dampak banjir, Oiya Ibu pulang naik apa kalau boleh tahu?"....Seru Herman dengan berbasa-basi.

"Kalau hujan gini naik taksi online sih, tapi dari tadi belum ada yang take my order."....Jawabnya sambil tersenyum manis.

"Maaf bu, kalau nggak keberatan saya bisa antar ibu pakai mobil saya. Kebetulan kosan saya searah sama rumah ibu"... Seru Herman mulai bertingkah tengik.😲😲 Karena Pikir Herman kapan lagi bisa nganter pulang dosen pembimbing yang cukup membuat hatinya mulai tergoda, siapa tau dapat kemudahan pikir dirinya.😜

"Hmmm....Gimana yaa, Ok deh. Makasih sebelumnya"... Jawab bu Heni menerima.

"Baik bu, saya ambil mobil dulu. Ibu tunggu saja disini"...Kemudian dengan perasaan senang Herman lari menerobos hujan menuju parkiran mobilnya.

Tak lama kemudian mobil Nissan Terra yang dikemudikan Herman tiba di depan selasar tempat bu Heni berdiri. Sebagaimana pria gentlemen Herman turun dari mobil membawa jaketnya untuk memayungi bu Heni agar masuk ke dalam mobilknya. Kebetulan rumah bu Heni berada dikawasan Benhil, Tidak terlalu jauh jaraknya dari kosan Herman yang berada di Tanah Abang. Setengah jam berlalu akhirnya keduanya sampai di depan rumah Heni, Herman memarkirkan mobilnya dipinggir jalan.

"Tunggu sebentar bu, ibu jangan turun dulu"..Seru Herman kembali menyiapkan jaketnya sebagai payung untuk bu Heni.

"Ok"... Jawabnya santai.

Saat keluar dari mobil untuk memayungi bu Heni, Tiba-tiba ada mobil yang melaju cukup kencang. Sialnya Herman menjadi kecipratan genangan air akibat laju mobil yang baru saja lewat. Kemeja dan celana jeans yang ia pakai menjadi basah kuyup akibat hujan dan cipratan air tadi.

"Aduh, basah kuyup begini kamu Mans. Kalau begitu mampir dulu ke rumah deh"... Seru bu Heni sambil membawa Herman masuk ke dalam rumahnya yang bergaya minimalis.

"Eh..Anu bu, Emang gak apa-apa sama orang rumah ?"...Tanya Herman setengah khawatir.

"Kau tak usah khawatir Mans, Ibu tinggal sendiri kok dirumah ini"... Jawab bu Heni agak sendu.

Kemudian Henipun membawakan handuk dan menyerahkan baju serta celana training sebagai ganti untuk baju Herman yang basah.

"Nih kamu mandi dulu sana. Baju sama celanamu yang basah kamu taruh aja di ember, biar nanti ibu yang cuciin"..

"Loh bu, kenapa ibu cuciin ? Jangan repot-repot aahh bu"...Jawab Herman canggung.

"Iihh, Ternyata kamu itu cowok bawel yaa. Lekas mandi sana"...Seru Heni.

Dari pada terjadi hal yang nggak diinginkan, Akhirnya Herman segera menuruti perintah Dosen pembimbingnya, Ia segera masuk kamar mandi. Sembari guyuran di bawah shower yang hangat, Herman sempat berpikir kejadian sewaktu dikampus. Menurut dirinya bu Heni nggak kayak yang diomongin anak-anak dikampusnya. Karena kenyataan yang ia alami tidak demikian.

10 menit berlalu Herman keluar dari kamar mandi, Lagi-lagi dirinya dibuat terkagum-kagum dengan body bu Heni yang menurutnya sangat sexy dan Menggoda. Dengan mengenakan tanktop berwarna hitam serta legging berwarna gelap, ia keluar dari kamarnya. Herman mengira-ngira mungkin size bra yang bu Heni gunakan 36B, Aah tapi entahlah. Pikirannya pun mulai kacau.😲😲

"Mans, kamu mau kubuatin kopi nggak ?"...Tanya bu Heni.

Herman yang terlena akan kecantikan serta tubuh molek dosen pembimbingnya, Baru sadar beberapa detik kemudian.

"Eh... yaa anu bu..🤯🤯 Iya saya mau, terima kasih ya bu"...Jawabnya, kemudian ia duduk di ruang tamu menunggu bu Heni.

Kopi buatan bu Heni kemudian dihidangkan dimeja dimana Herman duduk. Demi menghormati tuan rumah, Akhirnya Herman meminum kopi sambil mengajak Heni berdiskusi dan ngobrol ngalor ngidul, mulai topik yang berat hingga kehidupan pribadi masing-masing yang ringan-ringan. Dari sini Herman baru mengetahui kalau bu Heni masih single di usianya yang sudah cukup matang 37 tahun namun masih memiliki tubuh yang menggairahkan bagi dirinya.

"Apa iya wanita secantik ibu tidak ada pria yang mau, Ibu tuh sudah cantik pinter lagi" cerocos Herman tanpa sadar.

"Yaa mungkin itu yang bikin banyak pria yang nggak mau. Persepsi orang Indonesia kan agak gimana gitu kalau gelar akademik istri lebih tinggi dari suami. Banyak laki-laki yang minder kalau pasangannya begitu"....Jawab Heni sedikit malu.

"Hmm.... Tapi kalau aku nggak akan minder kok sama ibu bila....Sampai kiamat pun ibu tujuanku"...Gombal Herman mulai bertingkah tengik didepan bu Heni.😲😲

"Huuuffs!!, Skripsinya selesaiin dulu Mans. Kuliah udah diujung tanduk juga hahaha"...Seru bu Heni.

Baru kali ini Herman melihat bu Heni tertawa tanpa jaim. Seolah Herman sedang bercanda sama teman kampus wanitanya.

"Justru itu bu Heni. Mungkin ditakdirkan Tuhan buat menolongku, nanti kalau udah selesai skripsinya saya tetep bimbingan sama ibu kok. Bimbingan pra- nikah di KUA tapi bu.... hehehe"..Kali ini Herman sudah tak canggung lagi untuk mengeluarkan rayuan mautnya.🤯

Henipun hanya tertawa sambil melemparkan bantal-bantal yang ada di sofa kepada Herman. Karena sakit senangnya bercanda tanpa sadar leging yang Heni gunakan tersangkut ujung meja iapun sedikit kaget dan hampir jatuh terlentang beruntung Herman begitu sigap dan langsung memeluknya.

"Aahhh"!!...Meski terkejut entah mengapa Heni merasa nyaman dalam pelukan Herman. Apa yang dirasakan Heni, Tentu juga dirasakan oleh Herman. Ia sepertinya enggan melepaskan tubuh Heni dari pelukannya hingga akhirnya Heni membisikan sesuatu ketelinga Herman.

"Mans, Kau sudah punya kekasih"...Bisik Heni lembut.

Bagai terlena Hermanpun tak menjawab bisikin Heni, Iapun membalasnya dengan kecupan mesra kebibir Heni, Tak hanya itu saja bibir Hermanpun terus menjalar ke leher Heni yang jenjang hingga terus kebuah dadanya yang membusung kencang.🤯🤯

"Ibu cantik sekali, Ingin rasanya aku memiliki Ibu seutuhnya"..😲

Bagai haus sentuhan lelaki Henipun terus mendesah menikmati satu pesona asmara yang telah Herman berikan. Suasana rintik hujan menjadi kehangatan tersendiri bagi kedua insan yang berlainan jenis itu.

"Mans, Jangan panggil Ibu lagi yaa kalau tidak sedang dikampus. Dan temani aku malam ini Mans aku ingin bersamamu meski hanya untuk semalam saja.".

Hermanpun tersenyum dan keduanya kembali hanyut dalam dekapan asmara. Hingga malam datang menjelma hanya sayup desahan dan rintihan yang tak lama menyepi hingga pagi menjelang.

"Just enjoy it baby"...Bisik Heni lirih ketelinga Herman.

"Boleh aku minta lebih ?"....Balas Herman.

"Sure. Ini baru permulaan sayang"...Balas Heni sambil bersandar di dada bidang Herman.

"Ok, Thank you buat hari ini dan semalam"...Kemudian Herman kembali mengecup bibir Heni dan iapun bersiap untuk kembali kekosannya. Hingga hari berikutnya Skripsi Hermanpun selesai berkat bantuan Heni. Meski ia harus mandek dan berkutat bertahun-tahun dengan kampusnya yang akhirnya semuanya bisa merubahnya demi sebuah gelar SH ( Sarjana Hukum ) Selain itu juga Herman menantikan waktu-waktu bimbingan bersama sang dosen tercinta, Yang juga ia anggap kekasihnya.




Kekasihku Tersenyumlah

Bawaku Keduniamu

Jadikan Aku Raja Bagimu

Dalam Istana Hatimu




~ THE ~ END ~