Hallooo!! Para blogger gimane nih masih semangat nulis, Atau sedang bersedih karena hari lebaran nanti nggak ada yang kasih THR.😳😳 Yaa kalau itu masalahnya sama dong dengan saya tidak ada yang kasih THR.🤣 🤣 Tapi yaa sudahlah mending kite nulis aje yee... Lagian kalau ngeluh terus juga tetap tidak ada orang yang bakal ngasih luh duit.🤣 🤣 🤣 😆😆

Ok masih seperti biasa dalam nuansa kenangan.😊😊 Dan kenangan saya kali ini adalah sebuah Parfum, Atau minyak wangi. Dan parfum atau minyak wangi yang ingin saya bahas kali ini adalah She Cologna, Sebuah produk pewangi tubuh yang pernah ngetrend pada era 90,an. Tulisan ini terinspirasi dari awal mula saya sedang membaca-baca cerita parfum dari masa-kemasa, Dan karena itulah pula saya teringat parfum atau Cologne yang pernah menjadi Favorit saya kala itu agar mendapat perhatian dari seorang wanita Hoohoooohooo!!.😆😆

Eehh tapi bener lho, Dengan She Cologne saya banyak mendapatkan pacar bahkan hingga ratusan.😳😳 Uuwooowwww!! Bisa begitu yee.🤣 🤣 Bisalah, Tapi bukan karena She Cologne juga kali yee, Tapi memang sudah dari Istana kayangan gw itu udah ganteng akut banget sih.🤣🤣 🤭 🤭 Haallaa broottss!!.😆😆🤣 🤣

Ok kembali ketopik tentang Parfum She Cologne... Udahh wooiii!! Jangan ngintipin photo gw terus, Naksir bisa brabe ntar lhoo!!.🤣 🤣 🤣

Lanjut aahh, Bicara tentang pewangi tubuh banyak merk-merk terkenal parfum baik untuk pria dan wanita, Namun entah mengapa kala saya mencium aroma She Cologne saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.🤭 🤣 Bahkan parfum-Parfum saya yang harganya mahal serasa kurang saya minati kembali setelah saya memakai She Cologne.😆😆 Hallaa bilang aja emang luh kere.🤣 🤣 Oiya She Cologna itu harganya murah meriah lhoo, Tetapi meski begitu wanginya mampu memikat hati para wanita, Dan terbukti banyak yang mendekati saya kala itu.😳🤪 Dan untuk mendapatkannya juga sangat mudah tidak perlu repot ke Mall atau toko parfum khusus, Karena diwarung-warung para tetangga rumah pun pasti menjual yang namanya She Cologne.😊



Dan karena She Cologne pula saya punya kenangan teramat manis dikota Solo Jawa Tengah. Tepatnya tahun berapa lupa saya juga, 🤣 🤣 Entah masih Stm atau sudah lulus kuliah.? Seingat saya sudah lulus kuliah dan masih menganggur, Kala itu karena jenuh dirumah terus saya ingin sekali berwisata kepulau Jawa, Beruntung ada saudara sepupuh saya yang mengajaknya ke kota Solo, Akhirnya dengan perasaan senang sayapun bisa menikmati berwisata dikota Solo kala itu.

Sayapun segera berkemas-kemas membawa segala keperluan yang akan saya butuhkan setibanya dikota Solo nanti dan tidak lupa pula She Cologna pun turut serta masuk koper bawaan saya kala itu. Singkat cerita sayapun tiba dikota Solo, Rencananya dikota Solo saya ingin berwisata ketempat-tempat yang menurut saya menarik, Seperti museum sejarah dan tempat wisata lainnya. Namun semua itu sedikit berubah kala saudara sepupu saya mas Hengky banyak kesibuhkan ditoko binkai serta pigura kaca yang ia miliki. Dan hal hasil acara wisata yang ingin saya lakukanpun harus tertunda.

Meski harus sedikit kecewa akhirnya mau tidak mau sayapun harus lebih bersabar menghadapi itu semua, Bahkan sayapun harus membantu mengurus toko bingkai dan pigura kaca milik mas Hengky yang ada dipasar klewer Solo, Tepatnya tak jauh dari Kraton Surakarta. Awalnya jenuh namun seminggu sering mondar-mandir kepasar Klewer akhirnya saya mulai terbiasa beradaptasi dengan lingkungan pasar. Dan apa yang saya lakukan dipasar klewerpun ternyata tidak sia-sia, Karena jika tutup toko sore harinya saya sering diberi uang oleh mas Hengky. Meski saya pribadi tidak menuntut bayaran kala membantunya ditoko miliknya.

Hingga pada suatu hari kala mas Henggky dapat pesanan bingkai yang bermotif batik sayapun ia tugaskan untuk membantunya menyiapkan segala keperluan dari batang bingkai hingga ukuran kaca yang harus sudah siap dipotong sesuai ukuran. Dan tidak lupa mas Hengkypun menyuruh saya untuk meminjam buku contoh warna sampel batik pada teman yang mempunyai toko kain dan batik yang memang tidak jauh dari toko bingkai yang ia kelola.

"Coba kamu ketoko batik milik mas Ratno surono bilang kepadanya untuk pinjam buku tentang warna dan model batik versi terbaru"...Serunya kepada saya.

"Nggih mas, Tapi kalau mas Ratno tidak ada aku kudu pie mas"...Balas saya kembali.

"Kau bilang saja sama orang yang ada ditokonya suruh mas Hengky".

Sayapun mengangguk, Karena kerjaan memotong kayu pigura agak banyak sore harinya barulah saya bisa menuju ketoko batik yang dimaksud oleh mas Hengky. Setelah selesai mandi dan tak lupa memakai She Cologne keseluruh tubuh serta baju yang saya pakai akhirnya saya bergegas menuju toko batik guna meminjam buku sampel warna dan corak batik. Tak jauh dari toko pigura milik mas Hengky, Kurang lebih 150 meter. Akhirnya sayapun tiba ditoko batik tersebut hanya ada dua orang wanita, Yang satu sedang sibuk melayani pembeli sedangkan satunya lagi sedang sibuk bermain dengan hpnya.

"Permisi mbak saya ingin bertemu dengan bapak Ratno dan ingin meminjam buku panduan warna-warni corak motif batik"...Seru dengan tenang.

"Oohh begitu...Mas ini siapa yaa"...Seru sang wanita yang agak terusik karena sedang asik bermain hp.

Akhirnya sayapun menceritakan semuanya kepada wanita tersebut... "Oohh kamu orang suruhan mas Hengky"... Tanya wanita itu kembali.

"Yaa begitulah mbak, Tapi nganu mbak, Saya lebih tepatnya saudaranya mas Hengky yang sedang ingin berlibur ke Kota Solo ini mbak"...Balas saya agak sedikit kikuk.

Wanita itu nampak tersenyum dan terus memandangi saya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Hingga akhirnya ia memberikan sesuatu yang telah saya jelaskan sebelumnya, Sambil mengatakan sesuatu yang penuh dengan ejekan.

"Heemm wangi sekali kamu ini, Dan ternyata ada juga cowok yang suka pakai She Cologne merah yaa"...Serunya kembali sambil tersenyum kepada saya, Akhirnya kami berdua pun hanya saling pandang, Sampai pada akhirnya sayapun mencoba berbohong karena apa yang wanita itu katakan tentang She Cologne memang benar sekali.

"Apa She, Eehh anu mbak saya cuma pakai sabun mandi biasa kok"... Balas saya kembali.

Wanita itupun tertawa seolah tahu apa yang saya katakan memang bohong. Namun akhirnya wanita itupun kembali berkata kepada saya. Bahwa iapun suka dengan yang namanya She Cologne, Bahkan hampir semua warna ia sudah pernah rasakan keharumannya.

Merasa dibuat kikuk akhirnya saya lebih memilih mengakhiri pembicaraan dan segera ingin berlalu dari toko batik tersebut. Karena apa yang diperintahkan oleh mas Hengky telah saya dapatkan. Akhirnya setelah berpamitan dengan 2 wanita yang ada ditoko batik itu, Sayapun segera berlalu namun saat saya berjalan beberapa langkah sang wanita itu masih berbicara beberapa kata kepada saya.

"Oiya bilang sama mas Hengky biar bukunya nanti akan aku ambil sendiri ketempatnya, Jangan lupa bukunya juga harus wangi dengan aroma She Cologne"...Serunya sambil sedikit tertawa mengejek.

Sayapun hanya tertawa senang dan tidak perduli dengan ejekannya. Meski dalam hati saya ingin rasanya ngobrol dengan wanita itu lebih lama, Tetapi karena sudah sore dan pekerjaan sayapun juga masih banyak dengan sangat terpaksa semua itu harus saya kesampingkan terlebih dahulu. Hingga 3 hari mendatang sang wanita itu pun menepati janjinya untuk mengambil buku yang telah saya pinjam untuk mas Hengky.

Dan atas kejadian itu pula saya tahu detail tentang wanita tersebut. Ia bernama Sulastriya Ningsih, Namun lebih dikenal dengan sebutan Asti. Dan menurut mas Hengky ia putri keduanya mas Ratno dari 3 bersaudara. Beruntung pekerjaan saya sudah tidak ada lagi hanya menunggu mas Hengky pulang kembali ketoko, Karena beliau sedang mengatar beberapa pesanan bingkai bermotif batik untuk para pelanggannya. Kehadiran Astipun membuat saya merasa sangat senang siang itu, Bahkan saya sudah siap mengembalikan buku yang ia pinjamkan untuk mas Hengky, Ditambah saya akan memberikan satu botol She Cologne untuknya. Akhirnya sayapun ngobrol dengan Asti secara ngalor-ngidul dan saling memceritakan data diri masing-masing. Tak hanya itu Astipun merasa senang mendapatkan She Cologne pemberian saya, Bahkan dengan isengnya iapun sering menyemprotkan She Cologne ketubuh saya sambil tertawa-tawa kala saya sedang bicara serius dengannya. Merasa jengkel akhirnya saya membalas kembali menyemprotkan She Cologne keseluruh tubuhnya, Bahkan setelah itu karena keseringannya kami bercanda tanpa sadar sayapun gemas dan memeluk dirinya.

Astipun nampak gelagapan tetapi sepertinya memang ia menyukai saya karena selama saya memeluknya ia hanya sedikit kaget saja tanpa ada penolakan atau menghindar dari saya. Dan dari situ pula saya bisa menilai karakter sifat Asti, Ia wanita yang periang, Agresif dan akan berkata jujur jika ia menyukai sesuatu. Sayapun merasa beruntung karena baru beberapa hari berada dikota Solo sudah bisa dengan mudahnya mendapatkan seorang pacar, Meski tujuan saya ke Kota Solo sesungguhnya adalah hanya ingin berwisata. Namun kenyataan sepertinya berkata lain, Akan tetapi meski seperti itu semua tetap harus saya nikmati dan syukuri.

Sejak saat itu sayapun resmi berpacaraan dengan Asti. Hari-hari saya dikota Solopun semakin menyenangkan dan karena Asti pula saya sedikitnya tahu tempat-tempat wisata baik dikota Solo maupun di Surakarta, Karena jika hari minggu saya diberi kebebasan oleh mas Hengky untuk libur. Dan jika hari minggu pula saya bisa lebih puas berpacaran dengan Asti, Meski pada hari lainnya juga masih bisa berjumpa dengannya tetapi terkadang sering terbentur dengan kesibukkan sebuah pekerjaan.




Sampai pada akhirnya saya merasa senang dan ingin rasanya tinggal dikota Solo selamanya. Namun semua itu tak mudah dilakukan, Tidak semudah saya mendapatkan cinta dari seorang wanita yang bernama Asti. Sebulan lebih saya berada dikota Solo akhirnya orang tua saya mempertanyakan soal kesibukkan saya dikota Solo. Sayapun mengatakan bahwa saya berada disolo ingin berbinis Pigura kaca dan bingkai. Awalnya orang tua saya percaya. Namun dua bulan kemudian saya dipertanyakan kembali, Bahkan kedua orang tua saya tidak percaya lagi dengan ocehan saya, Karena tanpa sepengetahuan saya mas Hengky menceritakan apa yang saya lalukan selama berada dikota Solo.

"Luh kalau di Solo cuma mau jual tampang mending luh pulang ke Jakarta masih banyak hal-hal lain yang bisa luh kerjakan di Jakarta ketimbang luh klayar-kluyur nggak jelas didaerah orang"...Seru orang tua saya dengan mengancam.

Akhirnya dengan perasaan kesal mau tidak mau sayapun harus menuruti apa yang orang tua saya katakan. Memang awalnya saya hanya ingin berwisata kekota Solo selama 2 minggu saja. Namun siapa sangka semuanya berubah dari rencana yang sudah saya buat. Dan karena Asti pula saya merasa betah berlama-lama dikota Solo. Akhirnya dengan berat hati sayapun mengatakannya kepada Asti bahwa saya memang dipaksa oleh kedua orang tua saya untuk pulang ke Kota Jakarta. Dan kejadian ini membuat Asti merasa bersedih namun iapun akhirnya mencoba ikhlas dengan semua yang terjadi. Dan iapun berharap kepada saya agar selalu menyisihkan waktu agar bisa kembali kekota Solo. Sayapun hanya mengangguk dan tidak lupa memberikan alamat lengkap saya di kota Jakarta kepada Asti. Iapun balas terseyum kepada saya dan jika ia punya banyak waktu iapun berjanji kepada saya untuk berkunjung kekota Jakarta. Akhirnya 2 hari kemudian sayapun berpamitan kepada Asti dan seluruh keluarganya yang berada dikota Solo. Walau berat menghadapi semua kenyataan yang terjadi namun antara saya dan Asti mencoba tersenyum meski yang terjadi adalah sebuah perpisahan yang nyata.

Hingga saya kembali berada dikota Jakarta dan sudah hampir sebulan saya sudah tidak pernah bisa bertatap muka kembali dengan orang yang selalu saya rindukan kala itu, Ia tak lain adalah Asti. Beruntung karena Asti type wanita yang agresif sebulan tanpa kehadiran saya disisinya membuat ia rindu dan akhirnya memutuskan untuk bertemu dengan saya dikota Jakarta. Apa yang ia lakukan semuanya saya sambut dengan senang hati. Bahkan saya berjanji kepadanya akan mengajaknya keliling kota Jakarta apabila ia telah tiba di Jakarta. Dan akhirnya Setibanya dikota Jakarta sayapun segera menjemput Asti distasiun kereta api Gambir. Namun sesampainya distasiun Gambir Asti lebih dulu ingin berjumpa dengan saudaranya yang berada dikawasan Cakung Jakarta Timur. Demi Asti bukan masalah bagi saya, Hingga keesokan harinya barulah saya menepati janji saya untuk mengajaknya jalan-jalan menikmati pengabnya serta polusi kota Jakarta.

Dijakarta Astipun nampak senang terlebih iya bisa menikmati gedung-gedung pencangkar langit yang memang jarang ada dikota Solo. Waktupun selalu saya habiskan hanya berdua denganya. Namun seiring berjalannya waktu ada sedikit perubahan dari sifat Asti terhadap saya, Yang tadinya periang dan Agresif kini menjadi pendiam. Sayapun sempat bingung dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Tetapi lama kelamaan akhirnya saya tahu juga mengapa Asti bisa berubah sikap, Ia tidak suka bila saya mengajaknya berkumpul dengan teman-teman dilingkungan saya sendiri, Terlebih dengan teman wanita saya lainnya yang terkadang selalu membuat dirinya cemburu.

Sampai pada akhirnya Astipun lebih memilih kembali kekota Solo. Demi Asti setiap sebulan sekali sayapun sering berkunjung kekota Solo, Namun tidak mungkin juga selamanya saya harus pergi kekota Solo setiap bulannya, Hubungan kami tetap berlanjut meski hanya lewat telepon namun lama kelamaan semuanya pudar, Baik cinta, Kesetiaan, Harapan serta janji manis semuanya luntur bagai tergerus arus emosi yang selalu kekeh dengan pendirian serta keinginan masing-masing.

Demikianlah sebuah cerita singkat tentang kenangan saya dengan parfum She Cologne yang akhirnya melebar menjadi cinta dan asmara disebuah Kota.😊😁😁Dan bicara tentang Parfum sebenarnya ada banyak Parfum pada masa era 90,an yang punya nama terkenal selain She Cologne. Namun bagi saya She Cologne lah yang menjadi favorit saya kala itu. Bahkan jika She Cologne era sekarang masih ada mungkin saya akan tetap menggunakannya, Masa sih iyaalaahh..🤣 🤣 🤣

Naah bagaimana dengan anda, Terutama yang hobi Parfum dan pernah merasakan hidup diera 90,an apa merek parfum Favorit anda? Jika anda mau boleh dong berbagi cerita dengan saya pada kolom komentar dibawah ini.😊



~ THANK~YOU ~