~💔 Dua Sisi Asmara 💔~




Cerita Ini Hanya Fiktif Dan Bualan Belaka, Meski Nama Pemeran Dalam Cerita Ini Menggunakan Nama Para Blogger, Baik Blogger Wanita maupun Pria, Tetapi Cerita Ini Tetap Bualan Semata Jadi Yang Namanya Tercantumkan Nggak Usah Manyun Begitu Yee😁😁...Biasa Aja Kellees!

Untuk 90+ Keatas

Kiara Asiko Hasigawa wanita campuran Jepang dan Indonesia ini nampak tersenyum manis kala pesawat yang ia tumpanginya mendarat mulus dibandara internasional Sukarno Hatta. Dalam hatinya ia merasa bangga dan nyaman karena bisa kembali lagi kekota dimana ia dibesarkan. Meski keluarganya lebih banyak yang tinggal dinegri Sakura Jepang entah mengapa naluri dirinya lebih mencintai Indonesia, Tak hanya itu sejak ia kecil hingga lulus Smu barulah ia melanjutkan kuliah dinegri sakura Jepang. Maka tak heran dirinya selalu rindu dengan yang namanya Indonesia. Dinegri Sakura itupun kala ia masih menjadi seorang mahasiswi ia selalu membanggakan seni dan budaya keragaman negara Indonesia yang ia cintai.

Kini diusianya yang ke 28 tahun ia kembali ke Indonesia untuk meneruskan bisnis Dunia Modelling yang sudah diwariskan oleh orang tuanya sejak ia masih menjadi seorang mahasiswi. Jika tahun-tahun sebelumnya ia selalu menerima laporan kerja dari orang kepercayaannya yang berada di Indonesia, Namun kini dirinya sendirilah yang akan terjun langsung mengurus bisnis Dunia Modelling yang ada di Indonesia. Dengan wajah yang nampak berseri-seri ia nampak tenang menunggu seseorang yang akan menjemputnya dari bandara internasional Sukarno Hatta. Tak lama berselang sebuah suara mengagetkan Kiara Asiko Hasigawa..

"Aikoo!"... Begitu seorang wanita berpotongan foto model memanggil Kiara Asiko Hasigawa, Sebuah panggilan yang cukup Akrab dimata Kiara Asiko Hasigawa, Yaa sebuah nama kecil yang diberikan orang tuanya kala dulu ia masih berada di Indonesia.

"Harnila haaii"...Keduanya nampak berpelukan, Meski Harnila bekerja pada Dunia Modelling milik Kiara Asiko Hasigawa atau yang lebih dikenal dengan Aiko namun dalam hal tata cara pembicaraan semuanya cukup memanggil dengan sebutan nama. Karena agar terkesan lebih akrab dan tidak ada perbedaan antara pimpinan dan bawahan, Pada intinya tetap sama-sama menjalakan sebuah pekerjaan. Akhirnya keduanya berjalan keluar bandara menuju parkiran dimana Harnila menaruh mobilnya. Kini keduanya telah berada dijalan raya menuju kantor yang kini Aiko pimpin secara langsung.

"Oiya gimana selama kau di Jepang pastinya punya segudang cerita nih untuk aku dan teman-teman dikantor nanti"... Seru Harnila.

"Aahhaa! Cerita apa sih yang kamu maksud Har"..

"Yaa apa sajalah yang bikin berbeda dinegri Sakura itu... Atau mungkin gaya cowok-cowok disana, Dan pastinya kau sudah punya gebetan orang sana nih"...Kata Harnila sambil terkekeh.

"Haaahaaa!, Kau ini Har, bisa saja heem apa yaa, Yang berbeda disana? Sama saja sih, Karena aku lebih sering memamerkan budaya Indonesia sih Har, Jika di Jepang"

"Naahh kalau untuk cowok-cowoknya, Jangan salah lho, Har aku lebih suka cowok-cowok di Indonesia karena lebih menggigit, Terbukti selama aku di Jepang tetap jomblo kok, Syukur-syukur disini aku bisa mengakhiri kejombloanku"...Balas Aiko sambil tertawa riang.

"Menggigit,, Ulaarr kaliii!!"....Seru keduanya dan akhirnya sama-sama tertawa berbarengan.

Satu jam lebih telah berlalu akhirnya Aiko tiba dikantor yang akan ia tempati selama ia berada di Indonesia. Tak banyak perubahan yang berarti dari kantor tersebut namun plang nama kantor itu sekarang semakin besar dan mudah diketahui oleh orang yang berlalu-lalang ditempat tersebut...'SUNSET MODELLING' Sebuah nama yang tak asing dikawasan kota Jakarta karena sudah hampir 7 tahun lamanya dikelola oleh orang tua Aiko, Meski kini dirinyalah pewaris yang sekarang. Karena apapun yang terjadi dengan Sunset Modelling nantinya semua ada ditangan Aiko sendiri.

Kehadiran Aiko yang pertama kali disambut sangat Antusias oleh para karyawan atau para Fotomodel yang berada disana. Mereka sangat senang jika sang pimpinan kini berada langsung dihadapan mereka, Berbeda dengan tahun sebelumnya sewaktu Aiko masih berada di Jepang Sunset Modelling selalu dipimpinnya dengan melalui komunikasi antar negara. Setelah menyalami satu persatu para model dan karyawan yang ada dikantornya Aikopun segera memasuki ruangan pribadinya yang berada dilantai tiga, Harnilapun terus menemaninya sampai Aiko duduk santai dikursi kebesarannya.

"Oiya Har mana pembukuan terakhir bisnis kita aku ingin melihatnya, Apakah ada penurunan atau kemajuan yang berarti".

Harnilapun tersenyum dan berkata..."Sudah saya siapkan kok dan Alhamdullilah tidak ada penurunan, Semuanya berjalan dengan stabil"...Balas Harnila sambil menyerahkan buku besar kepada Aiko pimpinannya.

Setelah memperhatikan buku besar yang diberikan oleh Harnila Aiko nampak tersenyum manis.

"Oiya Har, Lalu bagaimana untuk peralatan Fotografi dan kendaraan serta tetek-bengek lainnya apa perlu ada yang diganti atau memang harus diperbarui kembali"...Katanya dengan santai.

"Sejauh ini tidak ada masalah, Karena beberapa minggu yang lalu barang-barang yang telah usang sudah diganti baru oleh mas Djangkaru termasuk biayaya serta sperpart kendaraan oprasional kita"...Seru Harnila.

"Ok Har, Terima kasih atas kerja kalian semua yang begitu luar biasa, Tetapi meski begitu kita tetap harus membuat gebrakan baru demi kemajuan Sunset Modelling ini".

Akhirnya keduanya tersenyum dan kembali berkomunikasi saling memberi ide serta gagasan menarik demi kemajuan biro modellingnya yang telah berdiri hampir 7 tahun lamanya.

Pukul 19.00 Pm sebuah mobil Toyota Alphard memasuki gerbang rumah berlantai dua dikawasan Cinere tak lama berselang dengan sigap sang sopir segera membuka pintu tengah mobil tersebut, Gadis cantik bermata bundar itupun segera turun sambil tersenyum iapun berkata.

"Terimah kasih pak Jaya, Oiya besok agak siangan tolong bapak panaskan mobil Lamborgini yang ada digarasi yaa, Sekalian cek kalau ada kerusakan dengan mesinnya. Soalnya hampir setahun tidak saya urus"...Kata wanita cantik bermata bundar yang tak lain adalah Aiko.

"Ooh siap Nona Aiko akan saya kerjakan besok"...Balas sang sopir dengan santun.

Aikopun segera menuju ruang tengah rumah pribadinya yang berlantai dua, Didalam rumah nampak seorang asisten rumah tangga yang sudah sejak siang menunggu kehadirannya. Iapun nampak senang sang majikannya hadir kembali menempati rumahnya yang sudah sekian lama ditinggalkannya. Kehadiran Aiko dirumah tersebut juga membawa berkah bagi sang asisten rumah tangga itu sendiri. Karena sudah pasti ia akan banyak memperoleh oleh-oleh menarik dari sang majikan jika ia kembali ke Indonesia.

"Makanan sudah siap jika nona Aiko ingin makan, Dan Air hangat untuk mandipun demikian".

"Ooh iyaa terima kasih banyak yaa mbok Darmi"...Dengan tersenyum Aikopun segera langsung menuju kamar mandi dan setelah itu lanjut kemeja makan menikmati santapan malam yang sudah tersaji dengan lengkap.

Malam semakin larut dan dingin setelah berada dikamar pribadinya yang berada dilantai dua Aiko nampak belum langsung tidur, Iapun segera membuka jendela kamarnya, Meski udara dingin langsung menerpa dirinya akan tetapi ia sangat begitu menikmati suasana malam tersebut dengan penuh kebahagian...Yaa sebuah kebahagian serta keinginan yang sudah dirinya raih dengan penuh cinta, Keinginan yang cepat terwujud untuk bisa kembali tinggal di Indonesia. Negri yang selalu ia banggakan apabila berada diluar Indonesia. Dan Aikopun berharap dalam hidup ini semua aktifitas yang ia jalani selalu penuh cinta dan kedamaian.


~ ~ ~💔💋💔~ ~ ~


"Kapan rencana pemotretan iklan pada produk butiq saya dilaksanakan? Dan kalau bisa saya ingin para bintang modelnya selalu menjiwai seni dan model pakaian apapun bentuk pakaian itu sendiri"...Begitu kata suara seorang wanita yang ada ditelepon pagi itu, Apapun yang namanya klien Aikopun tetap menyambutnya dengan suaranya yang lembut.

"Ohh segera nyonya Vina, Mungkin besok atau lusa semuanya sudah berjalan lancar, Terkecuali acara pemotretan trend busana yang season ketiga itu tergantung cuaca karena nyonya sendiri yang ingin acaranya diruang terbuka. Dan seperti biasa Dp awal harus sudah masuk sesuai yang sudah kita sepakati".

"Anda tak usah khawatir masalah pembayaran, Dan masalah pemotretan yang ketiga itu tidak saya perdebatkan. Yang ingin saya pertanyakan mengapa total biayaya keseluruhan lumayan besar apa tidak ada keringanan biaya? Ingat saya sudah tiga kali lho bisnis dengan memakai jasa Sunset Modelling".

"Betul sekali nyonya Vina, Yang jadi masalahnya adalah semua produk butiq yang nyonya punya ingin tayang juga pada iklan tv swasta, Dan kami juga harus bekerja sama dengan mereka terkecuali kami sudah punya stasiun tv sendiri itu lain cerita. Coba deh nyonya reken secara ulang jika terpisah saya yakin biaya yang nyonya keluarkan lebih besar dari yang sudah kami tentukan".

"Oohh begitu, Anda yakin dengan semua itu"...Seru wanita yang bernama Vina.

"Nyonya bisa hitung sendiri kok, Dan cobalah nyonya cari biro modelling selain kami jika pembiyaannya secara terpisah".

"Ok lah kalau begitu, Kapan saya bisa bertemu dengan anda"

"Mungkin besok siang nyonya Vina, Sekalian acara pemotretan pertama dan saya yang akan datang menemui anda dikota Bogor, Sesuai tempat pemotretan yang sudah kita sepakati dari awal".

"Ok akan saya transfer untuk Dp pertamanya, Dan saya tunggu anda di Bogor.

"Ok nyonya Vina, Terima kasih senang berbisnis dengan anda"...Jawab Aiko dengan lembut dan mengakhiri percakapannya.

Akhirnya dengan pembawaan yang cukup tenang Aikopun mencoba mempersiapkan segala sesuatu yang akan ia bawa besok untuk pertemuannya dengan nyonya Vina selaku kliennya. Dan ini pertama kalinya pula Aiko terjun langsung untuk melakukan bisnis dengan Crew dan para fotomodelnya secara bersama-sama.

"Gimana apa klien itu menyebalkan"...Tanya Harnila yang tiba-tiba sudah berada diruangan kerja Aiko tanpa ia ketahui.

"Yaa biasalah Har, Namanya juga klien, Mereka punya uang dan merasa dirinya raja yang harus kita perlakukan dengan baik"...Balasnya dengan tersenyum.

"Oiya Har, Segera persiapkan perlengkapan untuk pemotretan dikota Bogor besok karena aku juga ingin turut ikut dengan crew lainnya"..

"Kau serius Ko!"...Seru Harnila.

"Tentu dong, Kitakan semua sama disini, Sama-sama kerja juga, Dan tak ada perbedaan, Kaupun tentunya harus ikut. Kan kita punya orang cadangan agar kantor kita tetap on setiap hari"...Balasnya sambil tersenyum senang.

"Kau benar Ko, Yaa hitung-hitung bisnis sambil reflesing menikmati kota Bogor biar tidak sumpek ngeram di Jakarta terus".

Akhirnya keduanya tertawa lepas sambil berkemas-kemas dan sekaligus menghubungi Crew yang akan berangkat esok kekota Bogor termasuk para fotomodel profesional yang telah lama berkecimpung di Sunset Modelling yang dipimpin oleh Aiko.


~ ~ ~💔💋💔~ ~ ~


Kota Bogor pukul 14.30, Disebuah Taman Bunga aksi dan gaya para Fotomodel busana nampak begitu memukau, Jika sebelumnya para model ini beraksi dalam ruangan kini pada season terakhir mereka bergaya disebuah taman terbuka. Tak hanya ahli dalam bergaya dicatwalk saja, Para Fotomodel biro Sunset Modelling pun ternyata sangat piawai bergaya dalam pemotrettan pada ruang terbuka yang menyatu dengan alam hijau. Empat Fotomodel handal pun Aiko terjunkan demi kepuasan para klien Sunset Modellingnya. Aksi pertama dimulai dengan Fotomodel yang bernama Anggun Josie Pasemawati, Kemudian disusul oleh Fotomodel kedua yang bernama Ella Fitria, Dan gaya ketiga ada Fotomodel yang bernama Lia, Sampai pada model terakhir yang tak lain adalah Harnila Pendar Bintang meski Harnila seorang model senior di Sunset Modelling namun aura serta gayanya masih tak kalah menantang dengan model-model junior yang ada pada biro model yang Aiko kelola.

Acarapun masih terus berlanjut para Fotomodel itupun terus meliuk-liukan tubuhnya dari pantat, Pinggul hingga dada. Karena posisinya yang berada pada ruang terbuka hijau tak heran lokasi pemotretan yang berada di Taman Bunga Cipanas Bogor sontak saja menjadi banyak tontonan orang yang berada disekitar taman tersebut. Para penonton pun lebih didominisasi oleh para kaum adam, Baik yang muda hingga yang tua jompopun ikut terpesona hingga tak berkedip melihat gaya serta aksi para Fotomodel yang cantik bah bidadari turun dari kayangan. Ditengah hiruk-pikuknya para penonton nampak seorang wanita bergaya perlente sangat tersenyum puas menyaksikan perbedaan yang ada dari para Fotomodel tersebut, Hingga pada akhirnya wanita perlente tersebut berbagi pendapat dengan seorang asisten pribadinya yang turut serta menyaksikan peragaan busana yang digawangi oleh para Fotomodel biro Sunset Modelling.

"Bagaimana menurutmu Roem"..

Meski sibuk menyaksikan aksi para model yang sedang beraksi, Dan sambil sesekali melihat layar pada Laptopnya asisten pribadi yang bernama Roem Widianto itu segera membuat kesimpulan pada wanita perlente yang juga majikannya.

"Nyonya Vina sudah tepat sasaran memilih para model untuk promosi pada Butiq yang kita kelola, Dan akupun cukup puas dengan gaya yang dilakukan oleh para Fotomodel tersebut. Bahkan saya juga ingin rekomendasikan model-model tersebut untuk iklan produk kosmestik yang kita punya. Namun keputusan tetap ada pada nyonya Vina sendiri".

"Ya, Yaa..Ya Ok, Namun untuk produk kosmestik akan aku putuskan bulan depan saja Roem, Agar kita tidak terlalu terbebani dengan pekerjaan serta pengeluaran uang yang tumpang tindi"...Balas wanita perlente tersebut yang tak lain adalah Vina.

"Betul sekali nyonya dan saya akan siap menyusun programnya bulan depan nanti".

"Ok Roem lanjutkan pekerjaanmu, Aku akan menemui pimpinan Sunset Modelling sebentar dan setelah itu kita langsung pulang saja"...Roem sang asistenpun hanya mengangguk dan segera berkemas-kemas merapikan barang bawaannya untuk segera ia masukan kedalam mobil oprasional milik Butiq nyonya Vina.

Klien yang bernama nyonya Vina itu segera menemui Aiko, Keduanya nampak berjabatan tangan..."Ok nona Aiko saya cukup puas dengan apa yang telah anda berikan kepada saya, Dan mungkin bulan berikutnya saya akan memakai jasa anda kembali"..

"Sama-sama nyonya Vina sayapun teramat senang berbisnis dengan anda ini, Kapanpun nyonya membutuhkan pelayanan dari Sunset Modelling kami akan selalu memberikan yang terbaik"...Balas Aiko dengan senang hati.

Akhirnya setelah acara pemotretan selesai Crew dari Sunset Modelling segera berkemas-kemas untuk kembali kekantornya yang berada di Jakarta. Baik sang klien maupun sang pemberi jasa sepertinya sama-sama merasa puas dengan pementasan yang telah dilakukan dari pukul sepuluh pagi hingga berakhir sore hari. Matahari mulai condong kebarat suasana Taman Bunga yang tadinya ramai kini mulai sepi dan banyak ditinggalkan para pengunjung yang sebelumnya ramai memadati area pemotrettan para model-model cantik. Kini yang nampak hanya para pedagang dan Crew Sunset Modelling yang juga akan segera berkemas-kemas meninggalkan Taman Bunga tersebut.

"Anggun, Lia, Ella...Bilang sama para Crew dan yang lainnya agar jangan ada barang yang tertinggal sebelum berangkat pulang"... Seru Aiko kepada tiga model andalannya.

"Oiya kemana Fotografer kita pak Anton saya ingin bicara dengannya".

"Ok akan kami panggilkan untuk menemuimu"...Seru sang model berbarengan.

Tidak berselang lama seorang Fotografer yang bernama Anton Ardyanto bergegas menemui Aiko..."Kau memanggilku Aiko"...Seru seorang pria berkacamata yang masih menenteng satu paket peralatan photo.

"Pak Anton apakah logo bertuliskan 'Alfonita Butiq' yang nyonya Vina pesan sudah kau kasih penjalasan penuh".

"Ooh tentu Aiko, Justru sebelum pemotretan pertama logo itu terlebih dahulu yang sudah saya buat dan langsung saya kasih beberapa pilihan kepada klien kita nyonya Vina, Dan semuanya sukses tak ada masalah, Oiya bukti hasilnya pun termasuk hasil photo berbagai rasio semua sudah tersimpan lengkap dilaptop saya dan laptop Crew lainnya"..

"Bagus pak Anton terima kasih atas semuanya, Acara kita hari ini luar biasa sukses, Dan hari ini kita bisa santai sejenak sebelum berkemas untuk pulang...Seru Aiko senang.

Antonpun balas tersenyum sebelum akhir berlalu meninggalkan Aiko untuk kembali bergabung dengan Crew Sunset Modelling yang masih santai sambil berbicara ngalor-ngidul dan menikmati makanan ringan serta minuman.

Akhirnya Aikopun bisa duduk santai dengan tenang setelah acara pemotretan trend model busana untuk sebuah butiq berakhir dengan sukses dan tanpa kendala. Sambil sekali merapikan riasan wajahnya iapun meneguk lemon tea dinginnya, Laptoppun ia buka kembali. Namun saat ia ingin meneguk lemon tea untuk kedua kalinya pandangannya terfokus pada seorang pria bertopi yang sedang asik bersantai menikmati matahari tenggelam persis didepan mobil Mitsubishi Pajeronya yang berwarna hitam berkilau...Aikopun nampak terpesona dan mencoba meyakinkan bahwa ia kenal dengan pria bertopi tersebut, Matanya yang bundar terus mengawasi pola dan tingkah laku pria tersebut.

"Heemm apa mungkin ia Himawant Castillo teman sekolahku dulu"? Atau...

Aiko terus berpikir sambil memandang pria bertopi yang masih terus asik berdiri santai didepan mobilnya. Tadinya ia ingin meyuruh para Crewnya untuk memastikan pria bertopi tersebut, Namun setelah ia pikir ulang akhirnya ia membatalkan keinginannya tersebut. Tak ingin diliputi rasa penasaran akhirnya ia memutuskan untuk mendekati pria bertopi tersebut walau apapun yang terjadi, Jika ia salah orang setidaknya pria itu cukup tampan untuk diajak berkenalan atau berbasa-basi dengan alasan lain.

Dengan langkah yang sedikit tegang akhirnya Aiko mendekati pria bertopi itu yang masih terus memandangi alam hijau dan suasana tenggelamnya matahari diufuk barat....."Hem..Eeh maaf mas, Apa benar anda bernama Himawant Castillo"...Seru Aiko sedikit kikuk.

Bagai ada yang menyadarkannya dari lamunan pria bertopi itu nampak kaget dan terperajat karena dihadapannya kini telah berdiri wanita cantik.

"Eehh ooh anu, Iya anda siapa yaa"...Balas pria bertopi itu bingung.

"Anda belum menjawab pertanyaan saya, Apa benar anda bernama Himawant Castillo?".

"Yaa betul"..

"Anda dulu pernah bersekolah di Smu Don Bosco 1 Kelapa Gading".

"Iyaa betul sekali, Kalau boleh tahu anda siapa yaa"...Seru pria itu yang memang bernama Himawant Castillo.

Aiko nampak tersenyum puas..."Kau lupa sama aku Hans"...Balas Aiko dengan menyebut panggilan akrab teman sekolahnya itu.

"Adduuhh! Siapa sih bikin aku penasaran"...Seru Hans sambil terus mengingat-ingat wajah yang ada dihadapannya, Matanya pun semakin melebar melihat kecantikan Aiko.

"Yaa aku maklum kau dulu itu banyak dikelilingi wanita-wanita cantik, Jadi lupa deh sama teman wanita yang sering jadi korban permen karetmu, Sampai ia menangis karena rambutnya harus dipotong, Disebabkan banyaknya sisa permen karet yang menempel dirambutnya"...Seru Aiko sambil mengenang masa sekolah dulu.

"Aahaaaa Aaiiikkooo!! Kau, Aiko? Asstaagggaaa kau cantik sekali dan sangat berbeda jauh, Aku sampai pangling lhoo sungguh"...Seru Hans dengan gembira.

"Huuff! Dasar kamu iih, Masih seperti dulu saja"...Balas Aiko sambil mencubit sedikit keras pada pinggang Hans.

"Aauuuwww!"...Seru Hans dan langsung memegang erat tangan Aiko.

"Eeh omong-omong apa yang membawamu hingga bisa berada di Taman Bunga ini Ko"..

Aikopun tersenyum, Namun belum sempat ia berkata kembali, Suara seorang wanita mengagetkannya.

"Aikoo! Semua Crew dan para Fotomodel sudah siap untuk pulang, Kau ingin bareng kami semua atau bagaimana"...Tanya Harnila.

Aikopun nampak sedikit panik kulitnya yang putih nampak kemerahan, Iapun bergegas menghampiri Harnila.

"Oohh, Eeh Iyaa...Ok Har, Kalian duluan saja nanti aku menyusul dengan taksi"...Bisik Aiko kepada Harnila orang kepercayaannya.

Huuffs! Bagaimana ceritanya kau bisa kegaet pria itu Ko, Hati-hati nanti kau diculik lhoo"...Balas Harnila sambil tersenyum penuh sindiran.

"Huuss! Ia teman sekolahku dulu kok, Nanti deh aku ceritakan. Ok Har daahh!"... Aikopun segera meninggalkan Harnila sambil mengedipkan matanya dan kembali menghampiri Himawant Castillo.

Harnilapun hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum akhirnya ia berlalu dari hadapan Aiko untuk bergabung dengan para Crew Sunset Modelling lainnya dan bergegas menuju pulang ke Jakarta, Meninggalkan kota Bogor.


~ ~ ~💔💋💔~ ~ ~


Setelah semua Crew Sunset Modelling berlalu meninggalkan kota Bogor kini hanya Aiko dan Hans saja yang masih nampak santai di Taman Bunga tersebut, Bah sepasang kekasih yang sedang melepaskan kerinduannya keduanya nampak sama-sama senang seolah hari itu menjadi suatu moment yang berbeda dari hari-hari sebelumnya terlebih khusus untuk mereka berdua.

"Kau!"...Baik Hans dan Aiko sama-sama berkata berbarengan. Lalu keduanya nampak diam sejenak, Hingga akhirnya Aiko berkata..

"Dengar aku dulu yang berkata"...Seru Aiko.

"Ooh tidak, Aku yang lebih dulu, Karena aku sudah dibuat terpesona oleh ajang Fotomodel yang ternyata dipimpin oleh seorang teman sekolahku dulu"...Balas Hans tak mau kalah.

"Huuffs tak berubah kamu yaa"...Balas Aiko dengan senyumnya yang sangat cantik.

"Oohh ternyata aku baru ingat bahwa Sunset Modelling memang punya orang tuamu dulu, Dan bodohnya diriku sampai tak berpikir bahwa ada pewarisnya yang ternyata seorang wanita yang cantik jelita, Karena yang aku tahu kau lama di Jepang pastinya akan jarang kembali ke Indonesia lagi, Namun hari ini ternyata semuanya telah berubah, Bahkan aku sampai lupa dengan sang pemimpinnya yang cantik yang dulunya sewaktu masih sekolah katanya hobi menangis"..

"Ooh ceritanya mau memulai rayuan gombal nih"...Balas Aiko sambil mencubit Hans kembali.

Aawww! "Aku serius lhoo Aiko, Kalau kau tidak menghampiri aku mungkin kita tak akan pernah bertemu. Oiya kita ganti suasana yuk kita cari tempat makan yang enak setelah itu aku akan antar kau pulang ok"...Seru Hans sambil segera membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Aiko untuk masuk.

Mobil yang dikemudikan oleh Hans berjalan dengan pelan menuruni kawasan puncak menuju kota Bogor, Tak berselang lama keduanya nampak asik menikmati kuliner khas kota bogor sampai pada akhirnya tepat pukul 19.00 keduanya meninggalkan kota Bogor menuju kota Jakarta. Hans sengaja tak memilih memasuki jalan Tol, Keduanya sepakat lewat jalan biasa agar dapat mengobrol panjang tentang masa sekolah dan masa yang sekarang bersama Aiko.

"Eeh sudah sejak kapan kau di Jakarta Ko"...Tanya Hans santai.

"Kurang lebih hampir seminggu Hans, Meski dulunya sewaktu masih di Jepang aku memang sudah memimpin biro model yang dikelola keluargaku"..

"Kau sendiri sudah berapa lama bisnis Villa dan perkebunan teh dikawasan puncak Hans"...Tanya Aiko kembali.

"Sudah hampir tiga tahun lebih Ko, Awalnya aku berbisnis perkebunan Apel dikota malang tetapi setelah aku menikah istriku mengelola toko emas dan berlian di Jakarta iapun mengajak aku tinggal di Jakarta kembali sampai sekarang ini, Jadi hanya sebulan sekali aku mengontrol bisnis perkebunan buah apelku yang ada dikota Malang".

"Oohh! Kau, Sudah menikah Hans"... Kata Aiko agak sedikit risih.

"Yaa anakku sudah satu berusia 6 tahun".

"Aaduuh aku jadi merepotkanmu nih Hans, Dan setidaknya waktumu habis terbuang sia-sia cuma karena bertemu denganku".

"Ooh sama sekali tidak Aiko, Kau tenang saja aku orang yang bisa membagi waktu untuk keluarga dan sahabat, Kan kau tahu sendiri dari dulu aku orangnya paling suka bertemu banyak orang, Dari teman sekolah hingga teman kuliah dan teman bisnispun demikian,"...Seru Hans sambil tersenyum.

"Tapi setidaknya orang yang sudah berumah tanggakan lebih fokus dengan keluarga Hans, Sahabat atau yang lainnya itu sudah urusan paling belakang atau hanya sekedar saja. Takutnya cuma"...Hanspun segera memotong ucapan Aiko.

"Aaah kau ini terlalu berlebihan Aiko, Percayalah sama aku semua tak seperti yang kau bayangkan, Memang benar apa yang kau katakan cuma aku sangat berbeda dari orang-orang pada umumnya. Oiya kau ingat teman kita Ainun Isnaeni yang kini tinggal di Canada, Dulu sewaktu ia ke Jakarta dan sempat bertemu dengan aku kami selalu menghabiskan waktu untuk ngobrol sambil mengenang masa-masa sekolah, Yaa hampir sama seperti yang kita lakukan sekarang ini"...Seru Hans kembali menegaskan untuk meyakinkan Aiko.

Aikopun tersenyum..."Oiya gimana kabar teman kita Ainun Isnaeni Hans, Kapan terakhir kau berjumpa dengannya".

"Dua tahun yang lalu aku sempat bertemu dengannya, Cuma karena ia lebih memilih menjadi model di Canada dan tahun berikutnya ia menikah disana, Jadi untuk ke Indonesia hampir tak menentu terkadang suka dadakan, Dan tahu-tahu muncul deh di Jakarta"...Kata Hans sambil tertawa kecil.

"Yaa kau benar Hans, Sewaktu aku masih di Jepang Isnapun mengabari kepadaku bahwa ia akan menikah di Eropa tepatnya di Amerika Utara.".

Tanpa terasa mobil Mitsubishi Pajero yang dikemudikan oleh Hans sudah memasuki kawasan Cinere, 10 menit kemudian mobil itu sudah berhenti tepat digerbang rumah Aiko.

"Terima kasih atas semuanya Hans"...Senyum Aiko, Sebelum ia membuka pintu mobil Mitsubishi Pajero milik Hans, Tetapi kala Aiko akan turun Hans lebih dulu menggemgam tangan Aiko.

"Aikoo, Kapan waktumu santaimu jika dikantor"...Tanya Hans dengan tenang.

Meski sedikit kaget Aikopun mencoba tersenyum..."Untuk santai dikantor aku tak menentu Hans kadang siang terkadang sore, Yaa tergantung moetku juga sih"...Kata Aiko.

"Eeh maksudku begini jika aku ada waktu untuk bertemu denganmu jadi kau tidak terlalu terbebani".

"Ooh kalau untuk masalah itu kau bisa menghubungiku terlebih dahulu, Karena aku lebih suka mengobrol diluar kantor jika dengan teman"...Balas Aiko dengan senang.

"Ok Aiko semoga malammu menyenangkan yaa"...Seru Hans dan membiarkan Aiko turun dari mobilnya. Keduanya masih tetap saling pandang hingga akhirnnya Aiko terus melangkah memasuki pintu rumahnya. Selang berikutnya Hanspun segera berlalu dari tempat kediaman Aiko.


Setelah selesai mandi dengan air hangat dan mengganti pakaiannya dengan gaun malamnya Aikopun langsung menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang besarnya. Meski seharian ia bekerja namun semuanya tak membuat dirinya letih, Bagai mendapatkan kebahagian yang tak terhingga dirinya nampak tidak bisa memejamkan matanya. Ingin rasanya malam ini lekas cepat berganti pagi, Agar dirinya bisa kembali tersenyum dengan orang-orang banyak. Aikopun kembali teringat perkataan Hans, Sewaktu ia ngobrol bersama didalam mobil. Bahwa Hans merasa paling suka menjumpai banyak orang agar kita dapat terus tersenyum dalam hidup ini.

Dan karena Hans pula Aiko merasa punya kebahagian yang lain dari biasanya. Meski hans hanya teman semasa Smu namun entah mengapa saat berjumpa kembali Aiko seperti mendapatkan kedamaian serta kebahagian yang tiada tara. Walau Aiko sendiri menyadari Hans sudah punya pasangan dalam hidupnya, Tetapi ia sepertinya tak mau membohongi perasaan hatinya.

Malam semakin larut, Aiko nampak masih belum bisa untuk terlelap tidur, Ia memandang jam dinding yang ada dikamarnya. Pukul 21.45 Pm. Akhirnya Aikopun bangkit dari ranjangnya dan segera menuju cermin besarnya. Ia pandangi wajah dirinya sendiri, Dari mulai rambut, Mata serta hidung dan bibir satu demi satu ia telusuri dengan jari-jemarinya. Dan kata-kata Hans sore tadi masih terngiang ditelinganya..."Aku sampai pangling terhadapmu Aiko, Kau sungguh berubah dan semakin cantik"...Aiko mencoba tersenyum pada cermin besarnya. Ia sentuh bibirnya dengan jarinya kembali. Sampai jari-jemarinya kembali menelusuri kulit lengannya hingga ia lepaskan gaun malam yang menempel pada tubuhnya. Ia pandangi tubuh polosnya sambil menyentuh dua payudaranya yang membusung kencang dengan kedua tangannya. Dan tangan itu terus menelusuri bagian tubuh lainya dari perut sampai pinggul dan vagina hingga berakhir pada betis dan ujung jari kakinya. Sampai Aiko tak menyadari matanyapun mulai terserang rasa kantuk, Iapun kembali menjatuhkan tubuh diatas ranjang besarnya, Hingga dirinya terlelap tidur tanpa sehelai benang melekat pada tubuhnya hingga pagi.


~ ~ ~💔💋💔~ ~ ~


Pagi yang cerah mewarnai kawasan kota wisata Cibubur, Burung-burung nampak ramai berkicau seolah menyemati semua orang untuk memulai hari yang baru. Disebuah rumah besar dering telepon berbunyi dengan nyaring, Tak lama berselang nampak seorang nyonya rumah dengan sigap langsung mengangkat telepon tersebut, Meski masih menggunakan gaun tidurnya kecantikan tetap tak merubah penampilannya.

"Selamat pagi nyonya Revita Anjani, Maaf pagi-pagi sudah mengganggu, Saya cuma ingin memastikan jam berapa nanti nyonya bisa datang ketoko?"

Sang nyonya rumah yang ternyata bernama Revita Anjani itu nampak mengerutkan keningnya..."Ooh dengan siapa saya bicara yaa".

"Aah nyonya Anjani sepertinya lupa dengan saya, Aku Rini seminggu yang lalu kita pernah tukar tambah berlian dengan emas ditoko milik nyonya sendiri"...Jawab wanita yang bernama Rini.

"Aaah jenk Rini tooh! Maaf lho jenk saya kira siapa, Ooh aku mungkin agak siang nanti baru berada ditoko, Tapi jika jenk Rini mau bisa kok menemui orang kerpercayaan saya Thya"...Balas Anjani dengan senang.

"Ooh begitu, Tapi gimana kalau nyonya sudah datang ketoko saja nanti nyonya bisa kabari kepada saya, Soalnya ada bisnis berlian yang ingin saya bicarakan dengan nyonya secara langsung".

"Ok jenk Rini, Akan saya kabari segera jika saya sudah berada ditoko nanti"...Seru nyonya Anjani dengan senang dan akhirnya percakapan ditelepon pagi itupun segera berakhir.

Nyonya Revita Anjanipun nampak tersenyum, Iapun bersyukur sepagi ini sudah dikejutkan dengan tawaran bisnis kembali, Dengan wajah yang berseri-seri ia kembali menuju kamarnya, Waktu menunjukan Pukul 6.45 menit, Pagi itu dikamarnya ia melihat sang suami yang bernama Himawant Castillo masih lelap tertidur, Dengan tersenyum iapun segera menghampiri sang suami tercintanya.

"Saayyaanngg! Bangun dong sudah siang"...Seru Anjani sambil memeluk dan menciumi suami tercintanya.

Himawant Castillo nampak sedikit tersentak, Namun setelah tahu siapa yang memeluknya iapun kembali balas memeluk dan kembali mendorongnya keatas tempat tidurnya. Meski kaget Anjanipun segera menguasai keadaan, Anjanipun kembali berkata kepada orang yang dicintainya itu.

"Yuuk bangun, Katanya mau mengatar aku pagi ini"...Kata Anjani sambil bersikap manja dalam pelukan Himawant Castillo atau yang lebih dikenal dengan sebutan Hans.

"Hanspun tersenyum kepada istrinya dan berkata... "Masih pagi sayang, Memang kamu ada acara apa sih, Oiya mana Kirana"...Tanya Hans pada istrinya.

"Huufs kamu tuh mulai pikun yaa, Kirana anakmu sudak sejak tadi pagi les privat menyanyi dan menari"...Seru Anjani.

"Oiya aku lupa hari ini Kirana les privat pagi yaa"..

"Yaa sudah sekarang kita mandi yuk, Lalu sarapan baru kita jemput Kirana, Setelah itu kau antar aku ketoko, Dan sorenya jika jadwal bisnismu tak padat temani aku senam kebugaran yaa"...Hanspun tersenyum iapun segera bangkit dari tempat tidurnya. Lalu keduanya bersama-sama menuju kamar mandi. Baik Hans dan Anjani dilingkungan tempat mereka tinggal keduanya terkenal dengan julukan keluarga yang harmonis dan bahagia, Tak hanya itu saja para relasi bisnis baik Hans dan Anjanipun selalu berkata demikian.


~ ~ ~💔💋💔~ ~ ~


Cahaya matahari siang begitu menyilaukan kota Jakarta, Para orang-orang sibuk berlalu-lalang dengan segala aktifitasnya masing-masing. Disebuah gedung meski sinar matahari memantul ruangan itu tetap terasa sejuk berkat Ac yang menggantung tepat dikursi ruang kerja Aiko. Dirinyapun nampak tersenyum membalas pesan chat pada ponselnya. Meski hari semakin siang sepertinya Aiko malas beranjak dari tempat duduknya. Setelah mengakhiri pesan chatnya Aikopun lebih senang tersenyum-senyum sendiri mengenang pertermuannya yang kedua dengan Hans kemarin sore. Pertemuan yang hanya sebentar dan tidak begitu lama, Karena Hans sendiri harus menjemput istri tercintanya disebuah tempat senam kebugaran. Namun meski sebentar entah mengapa semua itu membuat dirinya begitu senang dan nyaman bersama Hans. Sedang asik dengan lamunannya Aiko dikagetkan dengan suara seseorang yang memang sudah tidak asing lagi bagi dirinya.

"Aduuh-aduuh!, Jangan banyak menghayal dan melamun, Nanti lupa makan dan minum repot lhoo!"...Sindir Harnila sambil tertawa.

"Walau dikagetkan Aiko tetap tersenyum dan membalasnya sambil tertawa juga... "Oiya apakah aku memang terlihat seperti orang yang sedang berkhayal Har,"

"Iyalah, sampai kau tak ingat jadwal makan siangmu, Biasanya jam segini kau sudah terburu-buru untuk mengajakku keluar kantor dan berburu kuliner"..

"Kau duluan saja Har, Aku belum terlalu lapar, Mungkin aku akan pesanan makanan dikantin saja jika sudah lapar nanti"... Balas Aiko sambil tersenyum.

"Uwwooww! Ternyata benar yaa, Pimpinan Sunset Modelling sedang terbuai asmara, Hati-hati lho cinta itu memang indah walau pada akhirnya yaa tetap ada yang berbeda, Tak seindah seperti diawal"..

"Apaan sih Har, Kau ini bicara apa sih".

"Eeheemm! sudah deh jangan berpura-pura, Apakah pria bertopi itu yang membuatmu jadi seperti ini Ko"... Kata Harnila penuh selidik.

"Pria bertopi siapa sih yang kamu maksud Har"...Balas Aiko mencoba menghindar.

"Waaduuhh ternyata memang benar yaa, Cinta itu bisa melupakan segalanya, Terbukti dalam hitungan hari kau sudah menjadi nenek-nenek pikun".

Aikopun tertawa lepas..."Yang terpenting wajahku tidak seperti nenek-nek beneran saja Har...Hans itu teman sekolahku sewaktu Smu dulu Har, Aku hanya senang saja mengenang masa sekolah dulu, Meski ia begitu menyebalkan dan siapa sangka akhirnya kami bisa berjumpa kembali"...Tutur Aiko mengisahkan kepada Harnila.

"Naahkan! Dari sebal menjadi senang betul, Dari benci, Jadi benar cintaa! Aahh sudalah perutku sudah lapar percuma bicara dengan orang yang sedang dilanda asmara"...Seru Harnila segera meninggalkan ruang kerja Aiko, Meski akhirnya keduanya sama-sama tertawa riang.


~ Enam Bulan Kemudian ~


Detik waktu terus berjalan baik pekerjaan maupun hubungan persahabatan Aiko dan Hans semuanya semakin menarik serta memberikan warna yang berbeda bagi Aiko, Meski Hans sendiri sudah mempunyai seorang istri, Aiko percaya kepada Hans bahwa ia bisa membedakan waktu untuk keluarganya serta waktu untuk sahabat dan bisnisnya. Selama Aiko berada di Indonesia hanya Hans, Pria yang bisa mengerti perasaannya. Karena selama hampir 6 bulan Aiko dekat dengan Hans meski hanya sekedar teman dekat semuanya berjalan dengan baik dan sama-sama saling mengerti. Tak hanya itu saja usaha biro modelling yang Aiko jalanipun semakin maju pesat, Selain para Crew dan sahabat-sahabat yang ada dikantornya, Terkadang Hanspun membantu saran kepada Aiko demi kemajuan Sunset Modelling yang ia pimpin dan kelola sejak dirinya masih berada dinegri Sakura Jepang.

Hingga pada suatu hari kala akhir pekan telah tiba baik Aiko dan para Crew serta karyawan Sunset Modelling melakukan Reflesing selama satu hari. Hanspun memberi kabar kepada Aiko bahwa ia ingin mengajaknya kesuatu tempat yang spesial bersamanya. Kejadian itupun sempat membuat Aiko penasaran hingga pada sabtu sore Hanspun menjemputnya dirinya dan segera mengajaknya untuk ikut bersamanya ketempat spesial yang ia maksud tersebut.

"Sudah lama menunggu"...Seru Hans kepada Aiko yang hanya tinggal sendiri didepan kantornya.

"Crew dan karyawanmu sudah pulang sejak jam berapa"...Tanya Hans kembali.

"Sejak setengah empat sore, 5 menit yang lalu kan esok sudah akhir pekan"...Balas Aiko dengan tersenyum manis.

"Yuuk, Kita berangkat sekarang tinggal saja mobilmu dikantor".

"Kau hendak mengajak aku kemana sih Hans, Apakah tempat itu berbeda dengan tempat-tempat yang sudah pernah kita datangi"...Tanya Aiko kembali.

"Aku ingin mengajakmu kevilla dan kelahan perkebunan tehku yang ada dikawasan Puncak Bogor"...Balas Hans dengan tenang.

"Lhoo aku belum ada persiapan Hans, Dan akupun harus pulang mandi dan membawa sesuatu tentunya"...Seru Aiko agak bimbang.

"Kau tak mandipun tetap cantik Aiko"...Puji Hans.

"Gombal kamu iih"...Seru Aiko sambil mencubit pinggang Hans.

Akhirnya Hanspun menuruti kemauan Aiko untuk pulang kerumahnya sekaligus membawa kebutuhannya untuk menuju kawasan Puncak Bogor bersamanya. Setengah jam berlalu Aikopun sudah siap akan barang bawaannya yang akan ia gunakan setelah sampai dikawasan Puncak Bogor. Perlahan tapi pasti akhirnya keduanya berangkat menuju kawasan Puncak Bogor. Untuk mempersingkat waktu Hans lebih memilih Jalan Tol agar cepat sampai tempat yang ia tuju. Mitsubishi Pajero hitam yang dikemudikan Hans terus melaju menelusuri jalan tol Jagorawi. Didalam mobil Aikopun kembali bertanya kepada Hans.

"Hans kenapa kau tak mengajak istrimu, Dan kenapa mesti aku"...Tanya Aiko sedikit bimbang.

Hanspun tersenyum sebelum akhirnya berkata..."Hampir setiap bulan antara 3 sampai 4 hari aku selalu berkunjung ke Villa serta tempat bisnis perkebunan tehku, Terkadang sama istriku tercinta, Terkadang sendiri atau dengan teman laki-laki. Begitu terus selama setiap bulan. Dan untuk bulan ini istriku menolak aku ajak karena bisnis berlian dan toko emasnya padat ia tak mau ikut, Yaa terpaksa aku cari teman hingga membawamu akhirnya".

"Iyaa tapii!"..

"Sudahlah Aiko kita toh kepuncak hanya ingin menikmati alam pegunungan saja, Yaa untuk sekedar melepas penat setelah sibuk dengan aktifitas pekerjaan"...Seru Hans mencoba meyakinkan Aiko.

"Maksudku begini Hans, Aku tak enak ketempat bisnis villamu atau dengan orang-orangmu disana, Karena aku bukan istrimu".

"Justru selain istriku, Dulu sebelum aku bertemu denganmu, Hampir sering aku membawa teman kuliah, Teman sekolah bahkan teman bisnis. Dan tentunya laki-laki dan perempuan. Dan hari ini aku membawa teman sekolahku sewaktu di Smu dulu. Kau tenang saja Aiko, Buang rasa khawatirmu toh kita hampir enam bulan sudang sering bertemu, Yaa kau bisa nilai sendirilah"...Hanspun mengakhiri obrolannya setelah mobil yang ia kemudikan akan keluar dari gerbang Tol Ciawi sampai akhirnya setelah keluar dari jalan Tol. Hans langsung menuju kawasan Puncak Bogor.

Aikopun tersenyum tenang... Dan iapun membiarkan Hans berkonsentrasi pada kemudi mobilnya, Hingga setengah jam kemudian barulah keduanya tiba diperkebunan teh dan villa milik Hans yang memang menjadi tujuan mereka berdua. Sesampainya disana Hanspun langsung mengecek data-data dan keuangan bisnis Villa dan perkebunan tehnya. Sementara Aiko menunggunya divilla pribadi milik Hans sambil menikmati suasana malam kawasan puncak yang penuh dengan gemerap bintang dan lampu-lampu villa serta rumah penduduk disekitarnya. Suasana malam yang begitu cerah dikawasan puncak Bogor membuat Aiko merasa senang dan punya kebahagian tersendiri bagi dirinya, Iapun tidak perduli dengan hawa dingin yang begitu menusuk hingga ketulang, Dan nampak sesekali sebuah meteor jatuh berpijar menjadikan suatu keunikan yang berarti bagi setiap orang yang melihatnya.

Tanpa sadar Aikopun tersenyum-senyum sendiri menikmati suasana malam yang penuh gemerlap bintang, Ingin rasanya ia terbang melayang-layang malam itu berkumpul bersama bulan dan bintang bah seorang peri bersayap yang selalu memberikan cinta dan kedamaian. Khayalan Aiko malam itupun semakin jauh melambungkan angannya, Hingga iapun lupa dengan keadaan sekelilingnya, Sampai Hans tiba dihadapannya Aikopun tak melihatnya, Hingga akhirnya Hanspun menutup mata Aiko dengan kedua tangannya. Aikopun tersentak kaget dan meronta-ronta penuh tanda tanya.

"Aaah! Siapa ini, Lepaskan aku, Hans kau kah itu? Jangan konyol deh aku tak suka seperti ini"...Seru Aiko panik.

"Ciilluukk Baaa!!" Seru Hans akhirnya melepaskan tekapan tangannya dari mata Aiko.

"Nggak lucu tahu, Aku sebal"...Balas Aiko sambil memukul ringan pundak Hans dan mencubit pinggangnya, Karena cuaca yang begitu dingin tanpa sengaja Aikopun menjatuhkan tubuhnya kedalam pelukan Hans, Seperti mengerti Hanspun membiarkan Aiko menyadarkan tubuhnya dalam pelukannya.

"Apa sih yang sedang kau hayalkan pada bulan dan bintang diatas sana, Oiya maafkan sudah membuatmu lama menunggu"...Kata Hans dengan tersenyum.

"Aku sedang berkhayal menjadi Peri yang bisa terbang keangkasa"...Balas Aiko sambil tertawa kecil.

Hanspun terkekeh, Iapun segera menyodorkan susu hangat, Roti bakar serta jagung bakar kepa Aiko. Aikopun segera menikmati hidangan tersebut. Tak berselang lama Hanspun kembali berkata.

"Bukankah pemadangan seperti ini sewaktu kau di Jepang juga ada, Bahkan ada pula musim salju yang tak ada dinegara kita ini".

Aikopun meneguk susu hangat yang diberikan oleh Hans, Sambil tersenyum iapun kembali bersuara..."Aku tidak membedakan antara Jepang dan Indonesia. Karena setiap negara akan ada keunikan tersendiri yang dimilikinya. Yang aku lihat sekarang ini, Itu yang lagi aku sukai, Termasuk pemandangan yang ada dihadapanku sekarang ini".

Hans tersenyum dan membelai rambut panjang Aiko..."Jika kau suka kapanpun kau mau, Aku tak keberatan membawamu ketempat ini kembali"..

"Sungguh Hans"...Balas Aiko lembut sambil memejamkan matanya.

Hanspun mengangguk, Namun Aiko kembali berkata..."Beruntung yaa istrimu bisa mendapatkan pria sepertimu Hans, Oiya mana mungkin bisa jika aku hendak ketempat ini kembali,, Jika istrimu pun ingin ketempat ini juga"..

"Jika kondisinya seperti itu tentunya aku akan lebih mengutamakan istriku, Dan setelah itu baru dirimu, Tetapi semua tetap dalam versi yang sama. Yaa seperti aku mengurus Villa dan perkebunan tehku, Berbeda tetapi semuanya tetap bisa berjalan beriringan"..

Aiko menatap wajah Hans dalam-dalam iapun berharap ada cinta untuk dirinya..."Hans", Sapa Aiko lembut..."Kau hebat yaa selain perhatian penuh dengan keluarga, Keperdulianmu terhadap lingkungan dan orang banyakpun tetap sama"..

"Aah kau ini terlalu memujiku berlebihan Aiko, Oiya kita kelantai atas villaku yuk, Dan kau akan melihat pemandangan yang lebih menakjubkan lagi"...Seru Hans sambil menggandeng Aiko menuju lantai dua Villanya.

Setelah berada dilantai dua, Hanspun membuka jendela villanya. Udara malam pun mulai terasa lebih menusuk tulang, Aiko nampak terkesima melihat pemandangan malam yang lebih menakjubkan dari sebelumnya. Nampak terlihat jelas sebuah kabut turun dari atas puncak gunung Pangrango. Karena suasananya malam keindahan gunung Pangrango terhalang kabut-kabut gunung yang mulai turun. Beruntung bintang dan bulan masih terus menyinari kawasan tersebut hingga area villa dimana tempat Aiko berada.

"Waah! Seandainya suasana pagi hari mungkin betapa indahnya pemandangan gunung yang ada diujung sana"...Seru Aiko sambil terus menatap sinar bulan dan bintang yang terus gemerlapan menjadikan suasana malam itu semakin indah mempesona.

"Ternyata tempat bisnis dan usahamu menyenangkan dan luar biasa yaa Hans".

Hanspun kembali tersenyum, Sambil memeluk dan mengecup leher serta pundak Aiko, Iapun berbisik mesra..."Kapanpun kau mau tempat ini selalu terbuka untukmu Aiko".

Aikopun tersentak kaget kala Hans memeluk dan menciuminya, Namun entah mengapa Aiko merasa nyaman dalam pelukan Hans..."Apakah istrimu pernah berada dikamar villa ini Hans"..

"Tidak, Untuk istriku ada tempat khusus, Dan khusus untukmu yaa dikamar ini"...Bisik Hans.

"Kau berlebihan Hans"...Senyum Aiko sambil terus menyandarkan kepalanya didada bidang Hans.

"Karena aku menyayangimu Aiko, Dan ingin segera memilikimu seutuhnya, Kaupun tak perlu khawatir aku mampu membahagiakanmu serta istriku sekaligus"..

Aikopun tak bisa berkata-kata kembali, Lidahnya pun serasa keluh. Jiwanya seolah dibawa terbang melayang dalam buaian alam nirwana penuh megah biru. Aikopun memejamkan matanya kala Hans terus melumat bibirnya yang merah merona, Bahkan Aikopun balas melumat bibir Hans, Keduanya saling pagut sampai akhirnya Hans mendorong tubuh Aiko keranjang besar yang ada tidak jauh dari jendela kamar vila tersebut. Aiko kembali mendesah kala seluruh tubuhnya tak luput dari cumbuan Hans, Hingga pakaian yang mereka gunakan nampak berserakan diatas lantai tak jauh dari ranjang tempat keduanya bercumbu.

Udara dingin yang terus masuk melalui jendela Villa membuat keduanya makin merapatkan pelukannya. Deru nafas terus memacu seiring hasrat keduanya yang terus menggelora. Malampun semakin larut hanya suara desahan-desahan kenikmatan dari kedua insan yang berlainan jenis itu, Dan akhirnya semua bersatu dengan terpaan angin serta suara binatang malam. Hingga akhirnya malam hampir mendekati pagi hentakan-hentakan dari keduanya pun berakhir.

Pagi kembali menjelma, Embun dan rerumputan nampak bersatu padu menyambut hari yang baru, Kicau burung bernyanyi ria mewarnai kawasan puncak Bogor yang sarat akan kabut gunung, Perlahan tapi pasti kabut-kabut itupun mulai hilang terbawa terpaan angin dan sinar matahari pagi. Kicau,an burung pagi yang hinggap dijendela membangunkan Aiko dari tidur indahnya disebuah villa, Iapun nampak tersentak kaget, Dan segera menutupi tubuh polosnya dengan selimut bad cover yang sedikit melorot kebawah dari ranjang dimana ia tertidur lelap bersama Hans.

Semua Sudah Terjadi....Itu yang ada dipikirannya, Ia mencintai Hans. Aikopun sedikit bangkit dari ranjangnya, Nampak terlihat tetesan noda darah disprai putih dan sisanya menepel dipahanya. Aiko memandang Hans yang masih tertidur lelap disampingnya. Aikopun mendekatinya memeluk Hans dengan penuh kasih sayang, Dua gundukan payudaranya yang menyentuh punggung Hans, Akhirnya membangunkan Hans dari tidurnya.

"Hari masih pagi"...Kata Hans pelan, Iapun menarik tubuh Aiko kembali kedalam pelukannya dan kembali berkata lembut ketelinga Aiko..."Aku mencintaimu, Menyayangimu, Dan akan selalu menjagamu sepenuh hati".

Aiko kembali mendesah dan memejamkan matanya, Sambil terus menikmati hangatnya pelukan Hans iapun balas berkata..."Akupun tak mau kehilanganmu Hans, Dan ingin selalu bersamamu selamanya".

Akhirnya Hans dan Aiko kembali saling memberikan kekuatan cintanya masing-masing sambil menikmati alam pegunungan yang sejuk dan penuh kedamaian.


~ ~ ~💔💋💔~ ~ ~


Dering telepon rumah berbunyi dengan nyaring, Sang asisten rumah tangga segera mengangkatnya, Tak berselang lama sang asisten itupun memberi kabar kepada majikannya yang masih berada didalam kamarnya...Maaf Nona Aiko ada telepon dari kantor".

Dengan tersenyum Aiko mengangguk dan segera menuju meja telepon yang berada diruang tamu rumahnya..."Aiko bisa segera kekantor, Ada Kabar duka, Manager kita yang bernama Kuanyu meninggal"..

"Lho kau serius Har!! Ok aku segera kekantor"...Seru Aiko tanpa banyak bertanya lagi.

Satu jam lebih telah berlalu Aikopun tiba dikantor dan langsung menuju rumah duka, Dengan meninggalnya seorang manager dari Sunset Modelling yang bernama Kuanyu, Dengan terpaksa jadwal pemotretan sore harus tertunda pada hari berikutnya, Karena sebagaian Crew dan karyawan banyak yang lebih memilih untuk melayat kerumah duka. Dan sejak kepergian Kuanyu sang manager, Sunset Modelling untuk selamanya. Biro modelling yang Aiko pimpin banyak mengalami kemerosotan, Omset penjulanpun menurun draktis, Sedangkan pengeluaran lebih dari yang telah diperkirakan. Sampai pada akhirnya seminggu telah berlalu Aikopun mengadakan rapat dan merubah semua pola struktur pembukuan yang ada di Sunset Modelling. Namun apapun itu semua tetap belum bisa membuat Sunset Modelling bangkit dari keterpurukan.

"Huuffs!"...Seru Aiko diruang kerjanya. Setelah hampir seharian ia merombak semua strategi penjualan serta biayaya oprasional pada biro Modellingnya. Otaknya ia peras habis demi kemajuan Sunset Modelling yang sudah berdiri sejak 7 tahun lamanya. Iapun terus berpikir hingga akhirnya ia memanggil Harnila, Seorang model sekaligus merangkap sebagai skertaris dibiro Sunset Modelling.

"Ada apa Aiko"...Kata Harnila tenang.

"Har sepertinya memang kita harus segera cepat mencari pengganti Kuanyu, Aku tak tega jika harus mengurangi gaji karyawan dan para Crew lainnya"...Balas Aiko bimbang.

"Kau betul Ko, Cuma memang untuk mencari pengganti orang seperti Kuanyu agak sulit...Tapi urusan karyawan atau tetek-bengek lainnya jika memang terpaksa apa boleh buat"...Balasnya Harnila kembali.

"Tidak Har,, Kita hanya butuh seorang pengganti Kuanyu, Aku yakin cuma itu satu-satunya cara, Agar aku tidak mengurangi gaji karyawan atau hal lainnya".

"Kuanyu memang banyak berjasa kepada kita dan Sunset Modelling Ko".

"kau punya solusi Har, Atau setidaknya membuat lowongan untuk posisi manager".

"Sudah Ko, Cuma belum ada yang cocok, Hanya tinggal satu orang yang pas menurutku, Cuma orangnya berjiwa play-boy, Suka gonta-ganti pacar, Dan paling suka juga menggoda wanita"..

"Lhoo apa hubungannya Har"...Aku butuh kualitas kerjanya bukan hal lainnya.

"Untuk kriterianya sudah sesuai, Karena ia juga punya bisnis modelling di Belanda dan India"...Jawab Harnila.

"Kenapa kau tidak bilang kepadaku Har"..

"Aku takut kau tak suka type pria yang bergaya playboy "...Balas Harnila.

"Siapa namanya Har, Kalau bisa besok ia sudah bisa bekerja dikantor kita ini, Untuk masalah kelakuan dirinya yang playboy itu urusan pribadinya, Seandainya ia suka dengan para model kita, Kan tidak mungkin ia pacari semuanya"...Seru Aiko.

"Ok kalau begitu besok akan aku hubungi dia, Namanya Jaey Gupta Van Hellen, Biasa dipanggil Jaey".

"Ok aku percaya padamu Har, Mulai besok kau urus semuanya agar kita punya manager baru kembali... Dan jika aku tidak sibuk mungkin akan ngobrol-ngobrol dengan calon manager yang bernama Jaey".

Dan pada akhirnya Sunset Modeling mempunyai seorang manager yang bernama Jaey Gupta Van Hellen, Meski ia suka iseng menggoda para model yang ada di Sunset Modelling, Namun jika sudah memegang pekerjaannya Jaey begitu serius dan penuh tanggung jawab, Bahkan Jaey sering membuat ide yang berlebih sehingga dirinya seolah seorang pemimpin di Sunset Modelling, Namun meski demikian baik Harnila dan Crew serta para Fotomodel tetap bangga dengan apa yang telah Jaey perbuat terhadap Sunset Modelling. Tak heran dalam kurun waktu sebulan lebih Sunset Modelling, Sedikit demi sedikit kembali bangkit dari keterpurukannya. Dan kembali normal seperti sediakala.

Hingga pada suatu sore kala Jaey besiap-siap akan pulang Aiko datang menemuinya..."Jaey bisa keruanganku sebentar aku ingin bicara denganmu"...Kata Aiko.

"Bicara apa?, Bukankah ini sudah waktunya jam pulang, Apa mungkin Nona Aiko terkesima dengan ketampananku, Sehingga harus menunggu sore untuk mengatakannya"...Seru Jaey dengan santainya berkata.

Meski menjengkelkan Aikopun tetap tersenyum, Karena ia sudah tahu perangai Jaey serta tanggung jawabnya terhadap pekerjaan..."Yaa mungkin begitu" Balas Aiko dan segera mempersilahkan Jaey duduk dikursi ruangannya.

Aikopun kembali berkata..."Jaey terimakasih atas semua yang telah kau lakukan pada biro modelling ini, Dan maafkan aku pula baru bisa bertemu denganmu selama satu bulan ini, Karena kemarin-kemarin aku sibuk mengurus pajak kantor kita ini"..

"Oohh begitu, Ok kalau hanya itu yang ingin kau sampaikan berarti sekarang aku boleh pulang"...Balas Jaey

Aiko tersenyum..."Tentu kau boleh pulang, Tapi tolong panggil aku Aiko tidak usah pakai Nona".

"Kalau aku tidak mau"...Balas Jaey.

"Anda ini menyebalkan sekali yaa"...Seru Aiko namun tetap tersenyum.

"Terimakasih, Aku permisi pulang"...Akhirnya Jaeypun berlalu dari ruangan kerja Aiko tanpa menoleh lagi.

Aikopun hanya geleng-geleng kepala, Melihat pola dan tingkah laku Jaey, Tetapi ia tetap bangga dengan manager barunya itu. Banyak sebenarnya yang ingin Aiko tanyakan kepada Jaey namun Aiko sadar betul sepertinya memang waktunya saja yang kurang tepat. Selain itu ketampanan Jaey juga membuat Aiko serasa sangat senang jika bertatap muka dengannya.


~ ~ ~💔💋💔~ ~ ~


Pukul 10.00 pagi disebuah toko berlian dan perhiasan emas nampak seorang nyonya yang bernama Revita Anjani sedang sibuk meneliti satu demi satu berlian serta perhiasan emasnya, Dan nampak sekali-sekali ia mengelapnya, Lalu kemudian berlian dan emas tersebut segera ia jajakan ke kotak besar estalase tokonya demi membuat daya tarik bagi pengunjung yang sedang mencari emas dan berlian. Sampai pada akhirnya seorang wanita menghampiri dirinya.

"Paagii buu!" Seru seorang wanita yang tak lain adalah Thya, Orang kerpercayaan nyonya Anjani.

"Tumben agak siangan kau Thy."

"Nganu bu, Tadi aku sempat melihat aksi ajang pemotretan Fotomodel dijalan, Pokoknya keren dan menarik, Yaa jadi sampai aku lupa waktu deh"...Balas wanita yang bernama Thya.

"Kau ini ada-ada saja Thy"..

"Eeh tapi tadi disana aku sepertinya melihat mas Ello bu, Dan mas Ello kayanya sudah akrab dengan para Fotomodel tersebut, Cuma ingin aku tegur takut salah orang"..

"Aduuh Thya, Kau ini aneh yaa, Bilangnya melihat suamiku bersama para Fotomodel itu, Tapi ingin kau tegur takut salah orang? Aahh kebanyakan nonton drakor kau ini Thy...Mas Ello hobinya cuma tanaman hijau dan bisnis villa ia mana paham dunia Fotomodel. Sudah-sudah sekarang kau urus saja pekerjaanmu sana"...Seru nyonya Anjani sambil tertawa geli.

Thyapun ikut tertawa hingga akhirnya iapun melakukan aktifitas seperti biasa..Selang beberapa menit dering telepon yang ada ditoko berlian milik nyonya Anjani berbunyi, Dengan sigapnya sang nyonya itu segera mengangkatnya.

"Revita Berlian selamat pagi, Ada yang bisa kami bantu"...Seru sang pemilik toko.

"Jenk Anjani, Aku Reyne teman arisan jenk Rini, Begini jenk aku ingin promosiin toko berlianmu lho jenk kepada teman arisanku yang akan datang dari Eropa, Gimana kira-kira jenk Anjani setujukan"...Seru suara ditelepon.

"Heem boleh sih jenk Reyne, Cuma aturan mainnya bagaimana nih, Kan jenk Reyne tahu sendiri aku paling tidak suka membawa berlian serta emas-emasku kalau tidak menguntungkan"...Balas nyonya Anjani.

"Begini lho jenk Anjani, Kau bawa saja sekotak berlianmu campur dengan emaspun tidak masalah, Nanti salah satu emas atau berlian akan dibeli oleh temanku yang akan datang dari Eropa, Sisanya biar aku yang akan promosikan".

"Ooh aku paham jenk Reyne, Dan untuk promosi jenk Reyne akan mendapatkan komisi 10% dari saya, Gimana jenk Reyne deal"..

"Tambahkanlah jenk Anjani, 20% atau 25%".

"Waaduh jenk Reyne, Kalaun segitu aku belum berani, 10% juga lumayan jenk Reyne, Jarang orang yang berani bagi keuntungan seperti saya ini lho jenk Reyne, Terkecuali jika harga berlian atau emas itu lebih dari 1 M, Mungkin ceritanya lain lagi jenk"...Tantang nyonya Anjani sambil tersenyum.

"Baiklah kalau begitu jenk Anjani, Aku tunggu dirumahku yaa, Atau akan aku kabari lagi pastinya"...Balas wanita yang bernama Reyne.

Akhirnya percakapan lewat telepon itupun berakhir. Hingga dua hari kemudian apa yang dijanjikan oleh wanita yang bernama Reyne itupun terwujud, Para wanita yang lebih dominan para pebisnis itupun nampak berkumpul dikawasan Cinere tempat kediaman rumah nyonya Reyne, Semua sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya. Acarapun begitu mewah dan meriah. Para wanita muda dari berbagai usia itupun nampak saling memamerkan perhiasan yang mereka punya. Nyonya Anjanipun nampak terpesona dan begitu antusias dengan acara yang diadakan oleh rekan bisnisnya yang bernama nyonya Reyne. Dan nyonya Reynepun tak lupa mengenalkan nyonya Anjani kepada sahabatnya yang dari Eropa, Yaitu Nyonya Fristhika Nila.

"Aku suka dengan berlian yang bermata tiga ini, Aku ambil yaa jenk Anjani"...Kata wanita berdarah eropa yang bernama Fristhika Nila.

"Ooh tentu jenk Fris, Tapi jika jenk Fris mau yang bermata empat ini lebih elegan lho jika jenk yang memakainya, Terlebih jika jenk sedang plesiran ke Eropa tidak kalah saingkan jadinya".

"Oh yaa"..

"Betul jenk harga promosi lho, Mutu dan kualitas terjamin, Untuk jenk Fris saya kasih harga 2M di Eropa lebih dari segitu lho"..

"Waaww! Sepertinya berlian itu memang cocok melekat dilehermu jenk Fris"...Seru Reyne dan Rini meyakinkan.

Nyonya Fristhika Nila nampak tersenyum, Wanita bermata biru itu nampak menimang-nimang berlian yang sedang ia taksirnya..."Kurangilah jenk Anjani, Hitung-hitung saya jadi pelanggan barumu"...Balasnya dengan santai.

"Gimana yaa jenk...Yaa baiklah kalau begitu saya kurangi 5% deh, Oiya jangan lupa jika jenk Fris mau mampir-mapirlah ketoko saya disana banyak pilihan berlian dan emas yang lebih menarik lagi lho"...Seru Anjani.

Sampai pada akhirnya sorepun mulai menjelang acara arisan tersebut berakhir dengan makan-makan dan dibarengi dengan photo selfie penuh dengan canda ria, Namun siapa sangka kala nyonya Anjani sedang menikmati segelas anggur merah khas Eropa pandangannya tertuju pada sebuah rumah yang berjarak 150 meter, Meski beda blok dengan rumah temannya Reyne namun jarak pandang cukup terlihat jelas dengan matanya.

Sebuah mobil Mitsubishi Pajero hitam yang Anjani kenali nampak terparkir disebuah rumah berlantai dua, Dan disana terlihat jelas seorang pria yang memang juga ia kenali nampak sedang bercanda mesra dengan seorang wanita, Sang wanitapun nampak tersenyum dan memandangi pria tersebut. Terlihat juga sesekali sang wanita menciumi dan menjatuhkan tubuhnya dalam pelukan pria yang Ajani lihat dari jarak 150 meter. Bagai terkena bara panas Anjani nampak melotot tegang. Ingin rasa ia kesana dan mengakhiri semuanya, Namun tiba-tiba sebuah suara menyadarkan konsentrasi pandangannya.

"Kau sedang memperhatikan apa jenk Anjani?" Tanya Reyne temannya.

"Oohh, Eehh anu jenk Reyne, Tidak...Saya hanya sedang memperhatikan wanita diujung sana, Ia itu mirip pelanggan yang ada ditoko berlianku, Tapi sepertinya bukan sih"...Balas Anjani sedikit tegang.

"Ooh dia itu Fotomodel sekaligus pemilik biro model Sunset Modelling, Cuma begitu deh orangnya sok sibuk sempat aku tawarin gabung pada komunitas arisan kita ia menolaknya, Jadinya akupun cuek saja terhadapnya".

"Oh begitu, Apakah ia sudah lama tinggal dirumah itu"...Tanya Anjani penuh selidik.

"Sudah lama juga cuma karena ia lama di Jepang baru sekitar 7 bulanan ia tempati kembali rumahnya".

"Eeh apakah ia tinggal dengan suaminya dirumah itu jenk Reyne"...Tanya Anjani kembali.

"Tidak, Ia tinggal dengan pembatunya saja, Ia belum menikah cuma terkadang hampir setiap minggu pacarnya selalu mengunjunginya dan suka bermesra-mesraan gitu deh didepan rumahnya...Mungkin baru merasakan punya pacar kali"...Seru Reyne sambil tertawa riang.

Obrolan keduanya terusik kala wanita bernama Fristhika Nila dan yang lainnya mengajaknya berphoto selfie sambil memegang berlian..."Jenk Anjani, Jenk Reyne, Yuuks kita selfie dengan berlian-berlian kita untuk kenang-kenangan kita nantinya"...Panggilnya penuh dengan keseruan.

Meski sudah tak bergairah dengan acara perkumpulan arisan serta bisnisnya, Mau tidak mau Anjani tetap berusaha tersenyum dihadapan rekan-rekan bisnisnya dan arisanya, Walau pikirannya serasa tidak menentu setelah ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa sang suami yang bernama Himawant Castillo terbukti nyata mempunyai wanita simpanan selain dirinya. Hingga acara perkumpulan itu berakhir dan saat hendak menuju pulang mata Anjani selalu menoleh kearah rumah yang membuat hatinya serasa dibakar bara api yang membara. Mata itu terus memandang tajam penuh dengan kebencian yang tak terhingga.


~ ~ ~💔💋💔~ ~ ~


Traakk!! Bunyi sebuah I-phone yang dibanting keras oleh seorang wanita...Keributan mewarnai disebuah rumah yang boleh dikatakan tak pernah ada keributan atau suara kekisruhan yang berlebih. Namun kini semuanya sangat jauh berbeda dari sebelumnya.

"Sayaang! Kau ini kenapa sih, Tolong jelaskan kepadaku jangan buat.....Cukuupp!! Potong suara wanita yang tak lain adalah nyonya Anjani.

"Tanya dirimu sendiri mengapa aku seperti ini"...Bentak Anjani kembali.

"Himawant Castillo berusaha menenangkan istrinya dan menghampirinya..."Jelaskan dulu kepadaku mengapa kau banting ponselku".

"Ooh kau pikir aku bodoh, Dan kau masih ingin menutupi kebusukanmu terhadapku".

"Sadaar! Jane, Mungkin kau termakan gosip seseorang katakan siapa orang itu"..

"Kau, Masih ingin menghindari dari kebohonganmu, Apa kau sudah jadi orang pelupa, Atau selama ini kau memang sengaja berpura-pura manis, Setia, Perhatian namun diluaran kau punya cerita yang berbeda terhadap wanita lain".

"Jane aku tidak mengerti apa masalahnya kau jangan buat aku semakin bingung"..

Amarah Anjanipun semakin menggebu, Iapun segera membuka ponselnya dan memperlihatkan sebuah photo sewaktu Hans sedang berada dirumah Aiko..."Kau lihat photo ini, Apa ingatanmu sudah lumpuh, Apa matamu telah buta Elloo!!"...Bentak Anjani.

Hanspun nampak terkejut melihat photo pada ponsel istrinya...Disana terlihat ia sedang asik bercekrama mesra bersama Aiko..."Ok Jane sayang, Akan aku jelaskan kepadamu, Aku hanya berteman kepada Aiko, Dan kaukan tahu aku orang yang suka bersosial".... Diaaammm!! Balas Anjani kesal.

"Astaagaaa terlalu kau Ello!!,,, Memeluk mencium, Bertemu setiap minggu kau bilang berteman"..

"Ceeraaiiikan akuu sekarang juga!!" Kau telah menghancurkan pernikahan yang telah terbina, Kaauu! Telah melanggar sumpahmu dalam pernikahan kita, Akuuu beenncii!!"

Braaannggg-Praangg!!!! Anjani semakin kalap ia membanting bingkai besar photo pernikahannya dengan Hans, Tak hanya itu ia juga menjatuhkan panjangan-panjangan yang ada dibupet ruang tengah rumahnya. Hans berusaha menenangkan Anjani, Namun sepertinya Anjani semakin muak melihat suaminya, Ketegangan diantara keduanya semakin menjadi, Sampai akhirnya pertikaian itu terhenti sejenak kala dua mobil dinas polisi berhenti dihalaman rumah Hans.

Enam orang turun dari kedua mobil tersebut, Dua diantaranya berseragam polisi, Dengan yakin namun tetap tenang enam orang itu mengetuk pintu dan memanggil nama Hans, Secara lengkap. Hanspun nampak penasaran dan bergegas menemui enam orang tersebut.

"Ada apa ini, Apa mungkin kalian salah alamat"...Seru Hans bingung.

"Selamat sore pak Himawant Castillo, Saya kapten Hermansyah dari Polda Jawa Timur, Dan kami tidak salah alamat pula, Kami kesini membawa surat penangkapan atas penyelewengan uang yang tidak ada lunasi pada sebuah Bank sebesar 500 Milyar, Dan pengeplangan pajak pada bisnis perkebunan Apel anda dikota Malang"...

"Lhoo kenapa mendadak begini sih, Seharusnya bank memberi kabar kepada saya dahulu tidak bisa main tangkap-tangkap seenak udelnya saja, Kalian juga harus tahu aset saya dikota Malang masih cukup untuk memback-up masalah ini semua"...Bentak Hans kesal.

"Maaf tidak bisa pak, Aset bisnis perkebunan Apel anda dikota Malang hanya senilai 60 milyar, Sangat tidak berimbang jika semua itu kami sita, Bank sudah memberi anda kelonggaran satu tahun lebih, Bahkan bapak sendiri tak pernah ada dikota Malang, Dan bapak juga hampir 5 tahun lebih menunggak pajak perusahaan tanpa jaminan yang jelas"...Balas kapten Hermansyah.

"Heeii tahu apa anda tentang perusahaan saya, Saya punya pengacara hebat hati-hati dengan bicara anda, Saya bisa menuntut anda".

Kapten Hermansyah nampak tersenyum dan kembali berbicara..."Kami punya bukti kuat pak, Dan kami kekota Jakarta sudah bekerja sama dengan Polda Metro Jaya, Kami berharap bapak mengerti dan segera menyelesaikan kewajiban bapak dikota Malang"..

"Tapi tidak bisa mendadak seperti ini, Beri saya waktu tiga hari"...Bentak Hans merasa kesal dengan semuanya.

"Tidak, Jangan paksa kami pakai kekerasan pak"...Balas Kapten Hermansyah tenang dan kemudian ia segera memerintahkan anak buahnya untuk memborgol tangan Hans dan langsung membawanya kekota Malang...Hans berusaha memberontak namun para polisi itu lebih sigap akhirnya Hanspun hanya bisa pasrah dan pergi meninggalkan istrinya dengan masalah yang belum terselesaikan.

Kejadian ini tak luput dari pandangan mata nyonya Anjani yang sedari tadi hanya diam mematung menyasikkan suaminya dibawa polisi karena kasus penggelapan uang. Bah sudah jatuh tertiban tangga pula, Nyonya Anjani nampak meratapi nasib serta rumah tangganya yang diawal diambang kehancuran.

Tiiiidddaaaakkkk!! Teriak sang nyonya Anjani, Kemudian ia kembali membating beberapa album pernikahannya dengan Hans. Praaakkk!!..

"Perempuan itu harus bertanggung jawab atas perbuatannya, Aaaaahh!!"...Bah orang yang kurang waras Anjani nampak berteriak sambil membanting kembali bingkai photo suaminya. Hingga akhirnya ia jenuh dan terlelap tidur dengan kondisi rumah yang sudah seperti kapal pecah.

Keesokan harinya,, Siang hampir menjelang sore nampak seorang wanita yang bernama Astri nampak sedang mengajarkan anak usia 6 tahun bernyanyi dan menari, Sang anakpun nampak menurut dibimbingnya baik menyanyi ataupun menari. Lima menit berlalu seorang wanita memanggil nama sang guru tersebut.

"Bu Astri, Aku titip Kirana lagi yaa, Mungkin sekitar jam 10 malam baru bisa aku jemput, Biasalah bu, Urusan bisnis mendadak"...Seru wanita yang tak lain adalah nyonya Anjani.

"Ooh iya nyonya, Kebetulan saya juga lagi tidak sibuk banget, Dan Kirana juga sudah seperti adik saya sendiri"...Balas Astri sambil tersenyum.

Setelah mengobrol dengan anaknya Kirana selama 5 menit, Anjani kembali memanggil Astri..."Bu Astri aku tinggal dulu yaa, Dan ini uang untukmu sekalian dengan yang kemarin"...Kata Anjani sambil menyerahkan dua amplop besar kepada Astri.

Astripun nampak tercengang melihat uang yang diberikan oleh nyonya Anjani melibihi dari gaji ia sebagai guru Tk...."Maaf nyonya uang sebanyak ini untuk saya"...Tanya Astri bimbang.

"Terimalah bu Astri, Kau tak perlu bimbang, Yang terpenting kau jaga Kirana yaa, Nanti malam aku jemput ia kembali"...Kata Anjani sambil melangkah menuju kemobil BMW X5nya yang berwarna putih.

Astripun tersenyum dan merasa bersyukur mendapatkan rezeki dadakan sore itu. Walau ia sendiri sempat bingung melihat gaya penampilan nyonya Anjani yang memakai jaket hitam serta topi hitam. Karena sebelumnya ia selalu berdandan anggun dan feminim.


~ ~ ~💔💋💔~ ~ ~


Pukul 19.00 Malam alunan suara musik clasic nampak mengalun syahdu dari Home Theater sebuah rumah berlantai dua. Sambil duduk santai wanita yang bernama Aiko nampak begitu menikmati alunan lagu tersebut. Walau harus berteman dengan sepi karena sang asisten rumah tangganya sedang pergi membesuk keluarganya yang sakit sejak kemarin, Nampak sesekali iapun mengecek ponselnya, Berharap orang yang ia cintai membalas pesan chat yang ia kirimkan. Meski pada kenyataan iapun harus menerima kekecewaan kembali, Karena sejak beberapa hari belum ada kabar dari Hans..."Huufs kembali menyendiri". Begitu kata suara hatinya.

Satu jam berlalu pintu rumahnya diketuk orang, Aiko berharap mungkin Hans datang untuk menjumpainya, Namun perkiraan ia tidak tepat, Setelah ia melihat dari jendela Ia merasa asing dan tak mengenal orang tersebut karena ia menggunakan jaket hitam dan topi pula. Pria atau wanita Aikopun belum bisa menebaknya. Iapun membuka pintu rumahnya, Orang tersebut hanya membelakangi dirinya. Sampai akhirnya Aikopun berkata.

"Maaf mas, Mbak anda mencari siapa"...Tegurnya.

Orang itupun tak menjawab selang beberapa detik iapun membalikan tubuhnya dan membuka topinya. Ia terus memandangi Aiko dari ujung rambut sampai ujung kakinya dengan sorot mata yang begitu tajam, Aiko dibuatnya bingung sampai akhirnya Aiko berkata kembali.

"Mbak cari saya, Atau siapa"...Tanya Aiko kembali.

Dengan mata masih terus melotot wanita itupun akhirnya berkata..."Ooh!! Ini toh Fotomodel kampung sekaligus pelakor yang suka merusak rumah tangga orang, Mungkin sudah beberapa banyak lelaki terjebak dalam rayuan mulut busuknya"..

"Lhoo apa maksud mbak, Kita tak pernah saling mengenal atau"....Diiiaaammm!!! Potong wanita yang tak lain adalah Anjani istri Hans, Dan langsung membentak Aiko secara mendadak.

Aiko nampak tercengang, Ia masih tak mengerti dengan kehadiran wanita tersebut..."Mbak jelaskan apa maksud tujuan...Aaakhh!!" Aiko secara replek menghidari jambakan tangan dari wanita tersebut namun urung, Justru tangan itu malah mengenai lehernya, Tiga luka cakaran nampak merah besar dileher Aiko.

"Rumah tanggaku hancuurr! Akibat perbuatanmu perempuan sundal"...Hardik Anjani dengan cekatan dan langsung menjambak dan mencengkram kuat rambut panjang Aiko".

"Sii..aap..aa a yang mb..ak ma..k sudkan, Ap..aak..ah"...Jawab Aiko terbata-bata.

"Dengar baik-baik perempuan sundal, Aku Revita Anjani, Istri dari Ello, Himawant Castillo jelaass!" Seru Anjani sambil mendorong Aiko dan membeturkan kepalanya kedinding ruang tamu rumahnya.

"Aaahhkk!! Baa..iik mba..ak a..aku mengerti perasanmu, A..kaan a..ku jelaskan"...Aiko mencoba mengusai keadaan namun seperti Anjani tak memberi kesempatan kepadanya, Bahkan ia mengambil buku tebal yang kebetulan bertumpuk dimeja ruang tamu rumah Aiko.

Glleeppoookk! Buug...Gpraakks!!!

Aaahhh!! Aiko jatuh terjengkang, Anjani terus menghampirinya dan kembali menjambak rambut Aiko.

"Mb..aak,, Aa kk..aan, Aku jelaskan, Kita bicara baik-baik, Aa..k..uu mengerti perasaanmu"...Balas Aiko sambil meneteskan air mata.

"Aakuuu! Tak butuh penjelasanmu, Dimataku kau tak ubahnya seperti pelacur kampung, Yang berkedok seorang model"...Caci Anjani sambil terus menumpahkan kekesalannya yang meluap-luap.

"Aak..u..u tak sebu..ruk yang kau tuduhkan mbak"...Seru Aiko berusaha kembali meyakinkan wanita yang bernama Revita Anjani.

"Oohh begitu!,, Kau pikir aku percaya dengan ucapan mulut busukmu Haahh"..

Pllaakks!!

Anjani menampar bibir Aiko dengan telak, Tetesan darahpun mulai mengalir dari sela bibirnya.

"D..emi, Tu..Haan mba..ak"..

"Haaa!!" Bentak Anjani sambil memasukan sepatunya hitamnya kemulut Aiko.

Blups..uup...Huueek buuihh!! Aiko berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan sepatu yang menyumpal mulutnya. Dengan nafas yang tersendat-sendat ia mulai merangkak mundur tiga langkah.

"Bu..unu.uh aku mb..aak jika itu bisa membuatmu pu..uas"...Kata Aiko, Iapun pasrah dengan hidup serta nasibnya yang malang, Aikopun memejamkan matanya dengan tubuh yang semakin gemetar.

"Itu pasti,, Namun pelakor sepertimu akan lebih bagus jika mati perlahan-perlahan"...Kata Anjani sambil mengeluarkan sebuah pisau dari jaketnya.

Sambil mendekati Aiko,, Anjani menimang-nimang pisau ditangannya, Perlahan tapi pasti pisau itu menelusuri wajah Aiko secara perlahan-lahan.

"Apa kau masih mau jadi pelakor jika wajah cantikmu penuh luka borok sayatan pisau,, Apa kau masih mau merusak kebahagian orang jika wajahmu penuh luka borok"...Ucap Anjani sambil tersenyum sinis.

Meski matanya tetap terpejam Aiko tetap Bergidik mendengar apa yang diucapkan oleh Anjani. Namun ia sudah ikhlas dengan hidup dan matinya.

"Pisau ini sangat tajam"...Kata Anjani sambil memotong sebagian rambut panjang Aiko.

Craass!! Rambut Aiko terbabat putus, Anjanipun tertawa kecil, Iapun kembali mengulangi memotong rambut Aiko untuk kedua kalinya. Namun mendadak sebuah tendangan keras menghantam tangan Anjani. Pisau itupun terpental jauh kebelakang.

Buuuugggg!!

"Kuuraangg ajar, Siapa kau?" Bentak Anjani secara spontan.



~ Bersambung ~


Berhubung Sang Admin Sangat Teramat Sibuk Berkarier, Eeh Salah Berkelir.😆 Ntar Kalau Sempat Baru Dilanjutkan Lagi.😆😆