Cerita Ini Hanya Fiktif Dan Bualan Belaka, Meski Nama Pemeran Dalam Cerita Ini Menggunakan Nama Para Blogger, Baik Blogger Wanita maupun Pria, Tetapi Cerita Ini Tetap Bualan Semata Jadi Yang Namanya Tercantumkan Nggak Usah Manyun Begitu Yee😁😁...Biasa Aja Kellees!
"Peeerrrgiii! Tinggalkan tempat ini sebelum kesabaranku habis dan berubah pikiran"...Bentak seorang pria.
"Ooh kau ingin jadi pahlawan kesiangan demi pelakor ini"...Bentak Anjani kembali.
Tanpa banyak bicara pria itupun menarik Anjani dengan paksa sambil menampar wajahnya dengan telak.
Pllaaaakkss!!! "Tinggalkan tempat ini sebelum kesabaranku habis, Atau aku akan mengarakmu dan memanggil orang sekomplek perumahan ini"...Ancam Pria tersebut.
"Kaauuu! Akan berurusan panjang denganku"...Kata Anjani sambil menujuk kearah pria tersebut namun pada akhirnya Anjani tak mau mengambil banyak resiko, Ia segera menuju kemobilnya sambil terus mengancam.
"Tunggu pembalasanku"...Seru Anjani dari dalam mobilnya.
"Aku Jaey Gupta Van Hellen, Akan Aku tunggu tantangan you, Mulai besok dan seterusnya".
Anjani tak menjawab iapun meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa, Mobilnya pun berjalan dengan jig-jag.
"Huuufss jika ia laki-laki sudah kugempur habis"...Oceh Jaey kesal.
"Nona Aikoo!! Kau tidak apa-apa"...Seru Jaey panik dan segera membopong tubuh Aiko yang tampak kusut dan aut-autan, Kesofa besarnya yang ada diruang tamu.
Aikopun menangis tersedu-sedu, Nafasnya tak beraturan, Tubuhnya semakin gemetaran. Iapun merasa bersyukur saat keadaan dirinya genting, Jaey datang menolongnya, Namun ia belum bisa terlalu banyak bicara.
"Siapa wanita itu? Ooh kau terluka aku akan mengompresmu, Tunggu sebentar"...Seru Jaey sambil menuju kedapur rumah Aiko, Tak berselang ia telah berada dihadapan Aiko dan membersikan luka cakaran serta luka ringan yang ada dibibir Aiko, Beruntung luka itu tidak terlalu parah hingga Jaeypun tidak terlalu risau dengan keadaan Aiko. Tetapi meski begitu Jaey memahami guncangan jiwa yang dialami oleh Aiko. Hingga akhirnya Jaey kembali membopong tubuh Aiko menuju kamarnya.
"Kau tenang saja aku akan menjagamu Nona, Oiya kau juga tak usah berpikir macam-macam aku tidak akan berbuat yang tidak-tidak terhadap pimpinanku sendiri"...Serunya sambil menyandarkan bantal besar ketubuh Aiko.
Meski tak menjawab Aiko merasa senang diperlakukan oleh Jaey, Iapun berusaha menenangkan dirinya meski apa yang baru ia alami masih saja terlintas dipikirannya.
"Sudahlah tenangkan diri dan pikiranmu, Tak usah berpikir yang terlalu jauh meski urusan asmara terkadang yaa lebih dari yang kita bayangkan, Tapi mungkin dengan begitu kau bisa berpikir lebih baik lagi untuk kedepannya"...Kata Jaey dengan santainya.
Aikopun hanya mengangguk, Meski masih meneteskan air mata dalam hatinya ia tersenyum, Karena sang dewa penolong dirinya selain Tampan, Ia juga masih orang dalam lingkungan kantornya. Hingga ia tak terlalu Khawatir, Meski Jaey terkenal dengan sebutan pria Play-Boy. Akhirnya karena lelah dengan keadaan jiwanya Aikopun tertidur dengan ditemani oleh Jaey sang managernya.
Hingga pagi menjelang barulah badan Aiko serasa lebih baikan dan pikirannya bisa kembali tenang. Saat ia bangun Jaey sudah tidak dikamarnya, Dan nampak dimeja rias kamarnya sudah tersedia roti bakar hangat dan segelas susu. Selang berikutnya Jaey pun muncul kembali dihadapan Aiko.
"Kau sudah bangun sarapanlah dulu, Aku habis sedikit bebenah diruang tengah rumahmu akibat perseteruanmu semalam, Lalu aku membuat sarapan, Mandi dan tentunya akan ke Sunset Modelling untuk bertemu dengan model-model cantikmu"...Seru Jaey sambil terkekeh.
Aiko nampak tersenyum dan berkata..."Jaey makasih banyak atas semuanya, Aku tak tahu harus berkata apa lagi, Yaa sekarang kau tahu, Aku cuma perempuan bodoh, Pencundang yang selalu dilanda sepi"...Kata Aiko pelan.
"Dimataku kau wanita hebat, Cantik, Pintar, Walau terkadang kau masih kurang peka dengan keadaan. Tapi setiap manusia pastinya punya sisi kelemahan dan kekurangan yang berbeda-beda. Oiya aku minta data lengkap tentang biaya pemotretan untuk iklan kosmetik, Mungkin besok atau lusa aku sudah harus bertemu dengan klien yang bernama nyonya Vina untuk ajang pemotretan iklan kosmetik yang keempat kalinya"... Balas Jaey santai.
"Kau bawalah arsip serta laptopku Jaey semua datanya ada lengkap tersimpan disana, Mungkin aku agak siangan baru bisa hadir dikantor".
"Kau tak usah kekantor hari ini, Istirahatlah tenangkanlah pikiranmu, Harusnya sejak semalam aku sudah menyusun program untuk pemotretan untuk klien kita nyonya Vina, Cuma sewaktu semalam aku kesini suasananya sangat berbeda".
"Entahlah Jaey akupun tak tahu kalau akhirnya hubunganku jadi seperti ini, Semua terjadi secara tiba-tiba"...Balas Aiko agak murung.
"Siapa wanita itu"...Tanya Jaey penuh selidik.
Aikopun menceritakan semuanya dari awal ia bertemu Hans, Sampai pada akhirnya ia mengalami kejadian yang tak diinginkannya secara mendadak.
"Ooh pria yang mengesankan, Meski dimataku ia terlalu berlebihan, Sampai tak mampu mengurus dua wanita sekaligus"...Seru Jaey sambil tertawa kecil.
"Yaa mungkin karena aku juga terlalu percaya kepadanya Jaey"...Balas Aiko.
"Ok Nona Aiko lupakan kejadian semalam dan akupun tak akan cerita pada siapapun, Aku akan berangkat ke Sunset Modelling karena pastinya model-model cantikmu sudah kangen akan kehadiranku, Oiya kabariku secepatnya kalau ada kejadian yang mengacam keselamatanmu. Kau tenang saja aku akan selalu melindungimu dan juga Sunset Modelling"...Seru Jaey sebelum melangkah keluar kamar Aiko.
"Terima kasih Jaey, Kau juga selalu kabariku yaa tentang acara-acara yang ada dikantor kita, Agar aku tak kesepian".
"Tergantung nona, Jika model-modelmu dan gadis diluaran begitu menggoda mungkin agak sedikit telat aku menghungimu".
"Kau tetap menyebalkan yaa"...Seru Aiko yang kini mulai bisa tersenyum kembali...Sementara Jaeypun segera menuju motor Trailnya yang terparkir dihalaman rumah Aiko sejak semalam.
"Ooh kau ingin jadi pahlawan kesiangan demi pelakor ini"...Bentak Anjani kembali.
Tanpa banyak bicara pria itupun menarik Anjani dengan paksa sambil menampar wajahnya dengan telak.
Pllaaaakkss!!! "Tinggalkan tempat ini sebelum kesabaranku habis, Atau aku akan mengarakmu dan memanggil orang sekomplek perumahan ini"...Ancam Pria tersebut.
"Kaauuu! Akan berurusan panjang denganku"...Kata Anjani sambil menujuk kearah pria tersebut namun pada akhirnya Anjani tak mau mengambil banyak resiko, Ia segera menuju kemobilnya sambil terus mengancam.
"Tunggu pembalasanku"...Seru Anjani dari dalam mobilnya.
"Aku Jaey Gupta Van Hellen, Akan Aku tunggu tantangan you, Mulai besok dan seterusnya".
Anjani tak menjawab iapun meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa, Mobilnya pun berjalan dengan jig-jag.
"Huuufss jika ia laki-laki sudah kugempur habis"...Oceh Jaey kesal.
"Nona Aikoo!! Kau tidak apa-apa"...Seru Jaey panik dan segera membopong tubuh Aiko yang tampak kusut dan aut-autan, Kesofa besarnya yang ada diruang tamu.
Aikopun menangis tersedu-sedu, Nafasnya tak beraturan, Tubuhnya semakin gemetaran. Iapun merasa bersyukur saat keadaan dirinya genting, Jaey datang menolongnya, Namun ia belum bisa terlalu banyak bicara.
"Siapa wanita itu? Ooh kau terluka aku akan mengompresmu, Tunggu sebentar"...Seru Jaey sambil menuju kedapur rumah Aiko, Tak berselang ia telah berada dihadapan Aiko dan membersikan luka cakaran serta luka ringan yang ada dibibir Aiko, Beruntung luka itu tidak terlalu parah hingga Jaeypun tidak terlalu risau dengan keadaan Aiko. Tetapi meski begitu Jaey memahami guncangan jiwa yang dialami oleh Aiko. Hingga akhirnya Jaey kembali membopong tubuh Aiko menuju kamarnya.
"Kau tenang saja aku akan menjagamu Nona, Oiya kau juga tak usah berpikir macam-macam aku tidak akan berbuat yang tidak-tidak terhadap pimpinanku sendiri"...Serunya sambil menyandarkan bantal besar ketubuh Aiko.
Meski tak menjawab Aiko merasa senang diperlakukan oleh Jaey, Iapun berusaha menenangkan dirinya meski apa yang baru ia alami masih saja terlintas dipikirannya.
"Sudahlah tenangkan diri dan pikiranmu, Tak usah berpikir yang terlalu jauh meski urusan asmara terkadang yaa lebih dari yang kita bayangkan, Tapi mungkin dengan begitu kau bisa berpikir lebih baik lagi untuk kedepannya"...Kata Jaey dengan santainya.
Aikopun hanya mengangguk, Meski masih meneteskan air mata dalam hatinya ia tersenyum, Karena sang dewa penolong dirinya selain Tampan, Ia juga masih orang dalam lingkungan kantornya. Hingga ia tak terlalu Khawatir, Meski Jaey terkenal dengan sebutan pria Play-Boy. Akhirnya karena lelah dengan keadaan jiwanya Aikopun tertidur dengan ditemani oleh Jaey sang managernya.
Hingga pagi menjelang barulah badan Aiko serasa lebih baikan dan pikirannya bisa kembali tenang. Saat ia bangun Jaey sudah tidak dikamarnya, Dan nampak dimeja rias kamarnya sudah tersedia roti bakar hangat dan segelas susu. Selang berikutnya Jaey pun muncul kembali dihadapan Aiko.
"Kau sudah bangun sarapanlah dulu, Aku habis sedikit bebenah diruang tengah rumahmu akibat perseteruanmu semalam, Lalu aku membuat sarapan, Mandi dan tentunya akan ke Sunset Modelling untuk bertemu dengan model-model cantikmu"...Seru Jaey sambil terkekeh.
Aiko nampak tersenyum dan berkata..."Jaey makasih banyak atas semuanya, Aku tak tahu harus berkata apa lagi, Yaa sekarang kau tahu, Aku cuma perempuan bodoh, Pencundang yang selalu dilanda sepi"...Kata Aiko pelan.
"Dimataku kau wanita hebat, Cantik, Pintar, Walau terkadang kau masih kurang peka dengan keadaan. Tapi setiap manusia pastinya punya sisi kelemahan dan kekurangan yang berbeda-beda. Oiya aku minta data lengkap tentang biaya pemotretan untuk iklan kosmetik, Mungkin besok atau lusa aku sudah harus bertemu dengan klien yang bernama nyonya Vina untuk ajang pemotretan iklan kosmetik yang keempat kalinya"... Balas Jaey santai.
"Kau bawalah arsip serta laptopku Jaey semua datanya ada lengkap tersimpan disana, Mungkin aku agak siangan baru bisa hadir dikantor".
"Kau tak usah kekantor hari ini, Istirahatlah tenangkanlah pikiranmu, Harusnya sejak semalam aku sudah menyusun program untuk pemotretan untuk klien kita nyonya Vina, Cuma sewaktu semalam aku kesini suasananya sangat berbeda".
"Entahlah Jaey akupun tak tahu kalau akhirnya hubunganku jadi seperti ini, Semua terjadi secara tiba-tiba"...Balas Aiko agak murung.
"Siapa wanita itu"...Tanya Jaey penuh selidik.
Aikopun menceritakan semuanya dari awal ia bertemu Hans, Sampai pada akhirnya ia mengalami kejadian yang tak diinginkannya secara mendadak.
"Ooh pria yang mengesankan, Meski dimataku ia terlalu berlebihan, Sampai tak mampu mengurus dua wanita sekaligus"...Seru Jaey sambil tertawa kecil.
"Yaa mungkin karena aku juga terlalu percaya kepadanya Jaey"...Balas Aiko.
"Ok Nona Aiko lupakan kejadian semalam dan akupun tak akan cerita pada siapapun, Aku akan berangkat ke Sunset Modelling karena pastinya model-model cantikmu sudah kangen akan kehadiranku, Oiya kabariku secepatnya kalau ada kejadian yang mengacam keselamatanmu. Kau tenang saja aku akan selalu melindungimu dan juga Sunset Modelling"...Seru Jaey sebelum melangkah keluar kamar Aiko.
"Terima kasih Jaey, Kau juga selalu kabariku yaa tentang acara-acara yang ada dikantor kita, Agar aku tak kesepian".
"Tergantung nona, Jika model-modelmu dan gadis diluaran begitu menggoda mungkin agak sedikit telat aku menghungimu".
"Kau tetap menyebalkan yaa"...Seru Aiko yang kini mulai bisa tersenyum kembali...Sementara Jaeypun segera menuju motor Trailnya yang terparkir dihalaman rumah Aiko sejak semalam.
Pagi yang cerah mewarnai kraton Surakarta kota Solo. Orang-orangpun tampak sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, Sebuah mobil BMW X5 putih nampak memasuki halaman rumah yang berukir khas Jawa kraton Solo. (Surakarta Hadiningrat) Setelah mobil terparkir nampak sang sopir sibuk mengeluarkan barang-barang yang dibawa oleh sang majikan, Selang beberapa detik nampak seorang wanita berserta anaknya yang berusia 6 tahun bergegas menuju pintu utama. Kehadirannya yang secara mendadak membuat kedua orang tuanya nampak terkesima. Sang wanitapun bergegas menyuruh sang asisten rumah tangga untuk mengajak anaknya bermain. Hingga pada akhirnya sang wanita tersebut berlutut menjatuhkan diri kepada kedua orang tuanya sambil menangis.
"Buuuu!! Mas Ello Buuu!!" Seru sang wanita itu sambil terus menangis.
"Oaalaa pie toh nduk, Ada apa toh dengan mas Ellomu"...Tanya ibu sang wanita tersebut.
"Mas Ello selingkuh buu! Aku beencciii! Aku ingin cerai saja buu"...Balas wanita yang tak lain adalah Revita Anjani.
"Paakk! Anakmu ini lho, Sedang ada masalah dengan suaminya"...Seru orang tua Anjani kepada suaminya.
"Apa kau sudah benar-benar yakin jika suamimu selingkuh nduk? Apakah kau sudah pikirkan baik-baik ingin bercerai dengannya"...Kata lelaki yang menggunakan blangkon itu sambil terus mengepulkan asap cerutunya.
"Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Bu, Pak, Kalau mas Ello itu memang selingkuh. Aku sudah tak kuat lagi hidup serumah denganya"...Balas Anjani sambil sesekali mengusap air matanya dengan sapu tangan.
Akhirnya kedua orang tuanya, Menenangkan Anjani, Dan iapun sangat senang jika untuk sementara waktu sang anak tinggal bersamanya dikota Solo. Dan selama Anjani tinggal dikota Solo iapun membuka cabang baru untuk toko emas dan berliannya agar dirinya punya kesibukan yang berarti dikota Solo. Sedangkan toko emas dan berliannya yang ada di kota Jakarta ia percayakan kepada Thya, Yang memang sudah menjadi tangan kanannya.
Dan selama Anjani berada dikota Solo dirinya sudah tidak perduli lagi dengan Ello suaminya, Meski ia tahu bahwa kini sang suami berada dipenjara kota Malang. Walau Ello masih sering menghubunginya, Entah mengapa Anjani sudah tidak percaya lagi dengan Ello sang suami, Bahkan terhadap pria lainpun ia nampak tak berselera. Anjani lebih suka berfokus dengan bisnis emas dan berliannya serta mengurus anak semata wayangnya. Meski belum menyandang status janda bagi Anjani dirinya hidup bah seorang janda yang beranak satu.
Hingga pada suatu hari kala Anjani hendak menuju toko emas dan berliannya yang berada dipasar Klewer kota Solo ia bertemu dengan teman sekolahnya yang memang secara kebetulan, Ia bernama Agus Sarilah Jambe Ratulangi.Sh, Dan akhirnya keduanya saling membuat janji untuk ngobrol bersama mengenang masa sekolah saat jam makan siang telah tiba.
"Sudah lama kau menunggu disini Jane"...Tanya Agus yang baru tiba dengan mobil Nisan Livina terbarunya.
"Tidak Gus, Sekitar 5 menitan"...Balas Anjani sambil sesekali menikmati jus Aplukatnya.
Aguspun segera memanggil pelayan rumah makan tersebut dan memesannya kembali..."Berapa lama kau ingin berada disini Jan".
Entahlah Gus aku tidak bisa menentukannya, Makanya aku buka cabang toko baru disini. Hitung-hitung cari kesibukanlah"...Kata Anjani. "Yaa aku turut prihatin atas masalah yang menimpa dirimu".
"Terima kasih Gus, Kau kenapa tak menikah lagi Gus"..
"Belum ada yang cocok Jan, Sejak kematian istriku Fokusku dengan pekerjaan saja".
"Masih menjadi Notaris seperti dulu"...Tanya Anjani kembali.
"Yaa,, Cuma tahun ini aku juga Fokus ingin jadi pengacara hukum, Meski belum ada pilihan yang tepat pengacara hukum apa".
"Asal jangan pengacara perceraian Gus, Terkecuali kau sudah menikah kembali"...Seru Anjani sambil tertawa.
Haaahaaa...Aguspun ikut tertawa...Sejak saat itu antara Revita Anjani dan Agus Sarilah Jambe Ratulangi Sh, Semakin Akrab bahkan Aguspun mau mengantar Anjani kekota Malang untuk membesuk Himawant Castillo suaminya yang sedang menjalani proses hukuman. Meski apa yang Anjani lakukan hanya untuk membutikan bahwa iapun bisa mencari penggati Himawant dalam sekejap, Atau menjadi orang yang tak setia. Dan atas kejadian itu entah mengapa Agus selalu menaruh harapan penuh terhadap Anjani, Meski Agus tahu dirinya belum dapat tanggapan serius dari Anjani. Aguspun tak habis pikir mengapa Himawant Castillo begitu teganya menyia-nyiakan istrinya yang boleh dikatakan wanita hebat dalam hal berbinis.
Hingga disuatu sore saat Anjani sedang mengajak anaknya bermain disuatu taman Aguspun datang menemuinya, Keduanya nampak ngobrol santai.
"Kau dari kantor jam berapa Gus"...Tanya Anjani.
"Jam tiga Jan, Kebetulan perkerjaanku lagi tidak terlalu banyak, Eeh dimana anakmu Kirana"...Tanya Agus kembali.
"Kirana sedang berkumpul dengan teman sebayanya, Hitung adaptasi dengan lingkungan disini serta guru barunya"...Balas Anjani.
"Yakin nih ingin menetap dikota Solo"...Kata Agus kembali.
"Tergatung keadaan Gus, Akupun juga harus sering mengontrol bisnisku toko emasku di Jakarta"..
"Kau tak perlu Khawatir akan aku temani kau jika ingin kekota Jakarta".
"Aah aku tak ingin merepotkanmu Gus".
Aguspun tersenyum, Iapun mulai mendekati Anjani dan menggenggam tangannya sambil berkata pelan..."Kau masih berharap dengan suamimu yang dipenjara Jane"..
"Tidak juga Gus"...Balasnya.
"Kau jangan sia-siakan hidupmu Jane, Jika kau berkenan berilah kesempatan kepadaku untuk menjagamu serta anakmu. Kirana butuh seorang ayah"... Kata Agus meyakinkan Anjani.
"Maaf Gus, Aku belum ada pikiran untuk hal itu, Aku masih Trauma dengan semuanya. Urusanku dengan suamikupun belum sepenuhnya terselesaikan".
"Yaa aku mengerti perasaanmu Jane, Sampai kapapun aku akan menunggumu".
"Aku bukan wanita baik Gus, Dan aku belum tentu sesuai serperti yang kau harapkan"... Jawab Anjani sambil sesekali memperhatikan anaknya yang sedang berkumpul dengan teman-teman seusianya.
"Aku tak mencari yang sempurna Jane, Aku merasa sejak bertemu denganmu seolah aku punya kehidupan baru pula, Meski aku sudah mengenalmu sejak masih sekolah"...Balas Agus sejujurnya.
"Kau berlebihan Gus, Aahh sudahlah kita temui Kirana yuk, Maafkan aku juga Gus sejujurnya aku lagi tak ingin membahas sebuah hubungan"...Kata Anjani.
Aguspun tersenyum, Akhirnya mereka berdua berjalan menuju tempat anak-anak kecil berkumpul dan bermain. Meski mendapat jawaban yang belum pasti dari Anjani namun bagi Agus bisa berjumpa dengan Anjani berserta anaknya sudah sesuatu yang istimewa baginya, Entah berapa lama Agus harus menunggu kepastian dari Anjani.
"Buuuu!! Mas Ello Buuu!!" Seru sang wanita itu sambil terus menangis.
"Oaalaa pie toh nduk, Ada apa toh dengan mas Ellomu"...Tanya ibu sang wanita tersebut.
"Mas Ello selingkuh buu! Aku beencciii! Aku ingin cerai saja buu"...Balas wanita yang tak lain adalah Revita Anjani.
"Paakk! Anakmu ini lho, Sedang ada masalah dengan suaminya"...Seru orang tua Anjani kepada suaminya.
"Apa kau sudah benar-benar yakin jika suamimu selingkuh nduk? Apakah kau sudah pikirkan baik-baik ingin bercerai dengannya"...Kata lelaki yang menggunakan blangkon itu sambil terus mengepulkan asap cerutunya.
"Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Bu, Pak, Kalau mas Ello itu memang selingkuh. Aku sudah tak kuat lagi hidup serumah denganya"...Balas Anjani sambil sesekali mengusap air matanya dengan sapu tangan.
Akhirnya kedua orang tuanya, Menenangkan Anjani, Dan iapun sangat senang jika untuk sementara waktu sang anak tinggal bersamanya dikota Solo. Dan selama Anjani tinggal dikota Solo iapun membuka cabang baru untuk toko emas dan berliannya agar dirinya punya kesibukan yang berarti dikota Solo. Sedangkan toko emas dan berliannya yang ada di kota Jakarta ia percayakan kepada Thya, Yang memang sudah menjadi tangan kanannya.
Dan selama Anjani berada dikota Solo dirinya sudah tidak perduli lagi dengan Ello suaminya, Meski ia tahu bahwa kini sang suami berada dipenjara kota Malang. Walau Ello masih sering menghubunginya, Entah mengapa Anjani sudah tidak percaya lagi dengan Ello sang suami, Bahkan terhadap pria lainpun ia nampak tak berselera. Anjani lebih suka berfokus dengan bisnis emas dan berliannya serta mengurus anak semata wayangnya. Meski belum menyandang status janda bagi Anjani dirinya hidup bah seorang janda yang beranak satu.
Hingga pada suatu hari kala Anjani hendak menuju toko emas dan berliannya yang berada dipasar Klewer kota Solo ia bertemu dengan teman sekolahnya yang memang secara kebetulan, Ia bernama Agus Sarilah Jambe Ratulangi.Sh, Dan akhirnya keduanya saling membuat janji untuk ngobrol bersama mengenang masa sekolah saat jam makan siang telah tiba.
"Sudah lama kau menunggu disini Jane"...Tanya Agus yang baru tiba dengan mobil Nisan Livina terbarunya.
"Tidak Gus, Sekitar 5 menitan"...Balas Anjani sambil sesekali menikmati jus Aplukatnya.
Aguspun segera memanggil pelayan rumah makan tersebut dan memesannya kembali..."Berapa lama kau ingin berada disini Jan".
Entahlah Gus aku tidak bisa menentukannya, Makanya aku buka cabang toko baru disini. Hitung-hitung cari kesibukanlah"...Kata Anjani. "Yaa aku turut prihatin atas masalah yang menimpa dirimu".
"Terima kasih Gus, Kau kenapa tak menikah lagi Gus"..
"Belum ada yang cocok Jan, Sejak kematian istriku Fokusku dengan pekerjaan saja".
"Masih menjadi Notaris seperti dulu"...Tanya Anjani kembali.
"Yaa,, Cuma tahun ini aku juga Fokus ingin jadi pengacara hukum, Meski belum ada pilihan yang tepat pengacara hukum apa".
"Asal jangan pengacara perceraian Gus, Terkecuali kau sudah menikah kembali"...Seru Anjani sambil tertawa.
Haaahaaa...Aguspun ikut tertawa...Sejak saat itu antara Revita Anjani dan Agus Sarilah Jambe Ratulangi Sh, Semakin Akrab bahkan Aguspun mau mengantar Anjani kekota Malang untuk membesuk Himawant Castillo suaminya yang sedang menjalani proses hukuman. Meski apa yang Anjani lakukan hanya untuk membutikan bahwa iapun bisa mencari penggati Himawant dalam sekejap, Atau menjadi orang yang tak setia. Dan atas kejadian itu entah mengapa Agus selalu menaruh harapan penuh terhadap Anjani, Meski Agus tahu dirinya belum dapat tanggapan serius dari Anjani. Aguspun tak habis pikir mengapa Himawant Castillo begitu teganya menyia-nyiakan istrinya yang boleh dikatakan wanita hebat dalam hal berbinis.
Hingga disuatu sore saat Anjani sedang mengajak anaknya bermain disuatu taman Aguspun datang menemuinya, Keduanya nampak ngobrol santai.
"Kau dari kantor jam berapa Gus"...Tanya Anjani.
"Jam tiga Jan, Kebetulan perkerjaanku lagi tidak terlalu banyak, Eeh dimana anakmu Kirana"...Tanya Agus kembali.
"Kirana sedang berkumpul dengan teman sebayanya, Hitung adaptasi dengan lingkungan disini serta guru barunya"...Balas Anjani.
"Yakin nih ingin menetap dikota Solo"...Kata Agus kembali.
"Tergatung keadaan Gus, Akupun juga harus sering mengontrol bisnisku toko emasku di Jakarta"..
"Kau tak perlu Khawatir akan aku temani kau jika ingin kekota Jakarta".
"Aah aku tak ingin merepotkanmu Gus".
Aguspun tersenyum, Iapun mulai mendekati Anjani dan menggenggam tangannya sambil berkata pelan..."Kau masih berharap dengan suamimu yang dipenjara Jane"..
"Tidak juga Gus"...Balasnya.
"Kau jangan sia-siakan hidupmu Jane, Jika kau berkenan berilah kesempatan kepadaku untuk menjagamu serta anakmu. Kirana butuh seorang ayah"... Kata Agus meyakinkan Anjani.
"Maaf Gus, Aku belum ada pikiran untuk hal itu, Aku masih Trauma dengan semuanya. Urusanku dengan suamikupun belum sepenuhnya terselesaikan".
"Yaa aku mengerti perasaanmu Jane, Sampai kapapun aku akan menunggumu".
"Aku bukan wanita baik Gus, Dan aku belum tentu sesuai serperti yang kau harapkan"... Jawab Anjani sambil sesekali memperhatikan anaknya yang sedang berkumpul dengan teman-teman seusianya.
"Aku tak mencari yang sempurna Jane, Aku merasa sejak bertemu denganmu seolah aku punya kehidupan baru pula, Meski aku sudah mengenalmu sejak masih sekolah"...Balas Agus sejujurnya.
"Kau berlebihan Gus, Aahh sudahlah kita temui Kirana yuk, Maafkan aku juga Gus sejujurnya aku lagi tak ingin membahas sebuah hubungan"...Kata Anjani.
Aguspun tersenyum, Akhirnya mereka berdua berjalan menuju tempat anak-anak kecil berkumpul dan bermain. Meski mendapat jawaban yang belum pasti dari Anjani namun bagi Agus bisa berjumpa dengan Anjani berserta anaknya sudah sesuatu yang istimewa baginya, Entah berapa lama Agus harus menunggu kepastian dari Anjani.
Saat pagi menjelang siang, Diruang kerjanya nampak Aiko sedang berkutak-kutik dengan ponselnya, Nampak terlihat dirinya sedang menghapus semua photo-photo kenangannya kala masih bersama Hans, Selain photo Aikopun menghapus kontak Hans dari ponselnya..."Huufs percuma saja tak ada kabar atau penyelesaian yang baik darinya, Ok akupun memang harus mengakhirinya"... Begitu perkataan dalam hatinya.
Tak lama berselang Harnilapun datang menemuinya, Namun sepertinya Aiko lebih fokus pada ponselnya dan tidak memperdulikan kehadiran Harnila..."Serius sekali" Kata Harnila.
"Yaa Har, Ada apa"...Balasnya pelan.
"Ko, Boleh aku bertanya serius"...Tegurnya kembali.
"Serius tentang apa Har, Apa selama ini aku tak pernah serius terhadapmu".
"Kau tidak marahkan, Apa benar beberapa minggu yang lalu kau benar sakit".
Aikopun tersenyum... "Pertanyaanmu aneh Har, Memang aku robot yang tak bisa sakit, Dan bisa terus fit selamanya"...Balasnya tenang.
"Tidak juga Ko, Cuma aku aneh saja denganmu semenjak kau sakit cuma Jaey yang lebih tahu dan selalu detail memberi kabar tentangmu, Bahkan minggu-minggu ini perhatianmu terhadap Jaey begitu besar, Ia sedang tugas keluar kau nampak murung, Jaey tiba dikantor kau nampak senang dan berbunga-bunga"...Seru Harnila sambil menatap Aiko.
"Duuhh kok masalah aku sakit beberapa hari jadi panjang begini Har, Memangnya aku harus bagaimana"...Balas Aiko sambil tertawa.
"Kau menyembunyikan sesuatu dariku, Atau dimatamu aku sudah tidak bisa kau andalkan dan mungkin aku punya kesalahan sehingga kau tersinggung terhadapku"...
"Tidak Har,, Aku hanya tak mau merepotkanmu dan kantor kita ini, Yaa cuma masalah pribadiku saja".
"Lalu apa bedanya aku dengan Jaey? Aikoo! Aku sahabatmu, Apapun masalahmu termasuk urusanku juga, Dan bisa atau tidaknya aku membantu setidaknya akan aku usahakan"...Kata Harnila.
Aiko menarik nafas, Iapun bangkit dari kursinya, dan memandang keluar jendela kantornya...Sampai pada akhirnya Aiko menceritakan semua kejadian yang ia alami secara mendetail kepada Harnila.
"Astaagaaaa!!...Dimana alamat rumah atau kantor perempuan keparat itu Ko!! Biar aku yang akan menyayat-nyayat wajahnya sekarang juga"...Seru Harnila sambil menggebrak meja karena kesal dengan apa yang telah menimpa Aiko.
"Haarr!! Tenangkan dirimu, Semua sudah berlalu, Dan masalah ini juga aku yang salah, Yaa karena mencintai seorang yang telah punya istri"...Seru Aiko sambil tesenyum.
"Kenapa sih kau tak bercerita kepadaku Koo!!!"...Seru Harnila kembali semakin kesal.
"Harr! Tenangkan dirimu, Atau aku tak mau bercerita lagi kepadamu".
Emosi Harnilapun akhirnya mereda meski raut wajahnya masih dengan penuh kekesalan. Sampai akhirnya Aikopun kembali melanjutkan ceritanya.
"Kau tak perlu mendendam begitu Har, Jaeypun sudah menyelidiki kantor maupun rumah istrinya Hans, Keduanya tak ada ditempat dan anehnya rumah yang ia tempati kini disegel dan dalam pengawasan bank, Terkecuali hanya toko emas dan berliannya yang masih beroprasi, Orang kepercayaannya selalu menutupi dimana kini Anjani dan Hans berada"...Seru Aiko dan akhirnya ia mengakhiri ceritanya.
"Lalu kau sekarang pindah kelain hati, Dan mencoba bermain api kembali dengan pria play-boy yang sudah kau anggap pahlawan bagi dirimu"... Balas Harnila cemberut.
"Aikopun tertawa dan kembali tersenyum..."Bagaimana jika kejadian itu kau yang mengalami, Dan Jaey menolongmu sebagai pahlawan".
"Huufs kau ini ditanya malah balik bertanya".
"Lhoo aku cuma butuh saranmu, Jika posisimu seperti yang aku alami"...Tanya Aiko sambil tertawa kecil.
"Pokoknya mulai hari ini apapun masalah yang kau alami, Atau memberatkanmu kau harus kasih tahu keaku titik, Dan mulai hari ini aku akan selalu menghubungimu"...Seru Harnila masih dengan wajah cemberut.
"Wooww! Kau cocok yaa Har, Jadi bodyguard yang setia untukku, Eeh tapi masa iya seorang bodyguard juga harus tahu urusan asmara orang yang dijaganya? Tidak jugakan Har"...Balas Aiko.
"Tergantung dengan siapa kau berpacaran, Kalau dengan si Play-boy itu aku harus tahu"...Celetuk Harnila.
Aikopun tertawa kembali..."Waaduuhh repot juga yaa, Kalau Asmaraku ada yang memata-matai, Tapi untukmu bolehlah Har, Asal kau jangan ikut jika aku sedang berduan yaa"...Seru Aiko dan semakin melebarkan tawanya.
"Aduuh Ko! Kau ini mudah jatuh cinta yaa, Dan jika itu terjadi semua kau anggap bagus dan menarik".
"Lhoo bukankah semua orang akan seperti itu Har, Sudaah aah! Mending kita cari makan siang yang enak yuuk!" Seru Aiko dan kemudian ia segera keluar dari ruangan kerjanya tanpa perduli dengan Harnila yang masih cemberut terhadapnya, Hingga akhirnya Harnilapun segera mengekor dibelakangnya.
Tak lama berselang Harnilapun datang menemuinya, Namun sepertinya Aiko lebih fokus pada ponselnya dan tidak memperdulikan kehadiran Harnila..."Serius sekali" Kata Harnila.
"Yaa Har, Ada apa"...Balasnya pelan.
"Ko, Boleh aku bertanya serius"...Tegurnya kembali.
"Serius tentang apa Har, Apa selama ini aku tak pernah serius terhadapmu".
"Kau tidak marahkan, Apa benar beberapa minggu yang lalu kau benar sakit".
Aikopun tersenyum... "Pertanyaanmu aneh Har, Memang aku robot yang tak bisa sakit, Dan bisa terus fit selamanya"...Balasnya tenang.
"Tidak juga Ko, Cuma aku aneh saja denganmu semenjak kau sakit cuma Jaey yang lebih tahu dan selalu detail memberi kabar tentangmu, Bahkan minggu-minggu ini perhatianmu terhadap Jaey begitu besar, Ia sedang tugas keluar kau nampak murung, Jaey tiba dikantor kau nampak senang dan berbunga-bunga"...Seru Harnila sambil menatap Aiko.
"Duuhh kok masalah aku sakit beberapa hari jadi panjang begini Har, Memangnya aku harus bagaimana"...Balas Aiko sambil tertawa.
"Kau menyembunyikan sesuatu dariku, Atau dimatamu aku sudah tidak bisa kau andalkan dan mungkin aku punya kesalahan sehingga kau tersinggung terhadapku"...
"Tidak Har,, Aku hanya tak mau merepotkanmu dan kantor kita ini, Yaa cuma masalah pribadiku saja".
"Lalu apa bedanya aku dengan Jaey? Aikoo! Aku sahabatmu, Apapun masalahmu termasuk urusanku juga, Dan bisa atau tidaknya aku membantu setidaknya akan aku usahakan"...Kata Harnila.
Aiko menarik nafas, Iapun bangkit dari kursinya, dan memandang keluar jendela kantornya...Sampai pada akhirnya Aiko menceritakan semua kejadian yang ia alami secara mendetail kepada Harnila.
"Astaagaaaa!!...Dimana alamat rumah atau kantor perempuan keparat itu Ko!! Biar aku yang akan menyayat-nyayat wajahnya sekarang juga"...Seru Harnila sambil menggebrak meja karena kesal dengan apa yang telah menimpa Aiko.
"Haarr!! Tenangkan dirimu, Semua sudah berlalu, Dan masalah ini juga aku yang salah, Yaa karena mencintai seorang yang telah punya istri"...Seru Aiko sambil tesenyum.
"Kenapa sih kau tak bercerita kepadaku Koo!!!"...Seru Harnila kembali semakin kesal.
"Harr! Tenangkan dirimu, Atau aku tak mau bercerita lagi kepadamu".
Emosi Harnilapun akhirnya mereda meski raut wajahnya masih dengan penuh kekesalan. Sampai akhirnya Aikopun kembali melanjutkan ceritanya.
"Kau tak perlu mendendam begitu Har, Jaeypun sudah menyelidiki kantor maupun rumah istrinya Hans, Keduanya tak ada ditempat dan anehnya rumah yang ia tempati kini disegel dan dalam pengawasan bank, Terkecuali hanya toko emas dan berliannya yang masih beroprasi, Orang kepercayaannya selalu menutupi dimana kini Anjani dan Hans berada"...Seru Aiko dan akhirnya ia mengakhiri ceritanya.
"Lalu kau sekarang pindah kelain hati, Dan mencoba bermain api kembali dengan pria play-boy yang sudah kau anggap pahlawan bagi dirimu"... Balas Harnila cemberut.
"Aikopun tertawa dan kembali tersenyum..."Bagaimana jika kejadian itu kau yang mengalami, Dan Jaey menolongmu sebagai pahlawan".
"Huufs kau ini ditanya malah balik bertanya".
"Lhoo aku cuma butuh saranmu, Jika posisimu seperti yang aku alami"...Tanya Aiko sambil tertawa kecil.
"Pokoknya mulai hari ini apapun masalah yang kau alami, Atau memberatkanmu kau harus kasih tahu keaku titik, Dan mulai hari ini aku akan selalu menghubungimu"...Seru Harnila masih dengan wajah cemberut.
"Wooww! Kau cocok yaa Har, Jadi bodyguard yang setia untukku, Eeh tapi masa iya seorang bodyguard juga harus tahu urusan asmara orang yang dijaganya? Tidak jugakan Har"...Balas Aiko.
"Tergantung dengan siapa kau berpacaran, Kalau dengan si Play-boy itu aku harus tahu"...Celetuk Harnila.
Aikopun tertawa kembali..."Waaduuhh repot juga yaa, Kalau Asmaraku ada yang memata-matai, Tapi untukmu bolehlah Har, Asal kau jangan ikut jika aku sedang berduan yaa"...Seru Aiko dan semakin melebarkan tawanya.
"Aduuh Ko! Kau ini mudah jatuh cinta yaa, Dan jika itu terjadi semua kau anggap bagus dan menarik".
"Lhoo bukankah semua orang akan seperti itu Har, Sudaah aah! Mending kita cari makan siang yang enak yuuk!" Seru Aiko dan kemudian ia segera keluar dari ruangan kerjanya tanpa perduli dengan Harnila yang masih cemberut terhadapnya, Hingga akhirnya Harnilapun segera mengekor dibelakangnya.
Pukul 23.00 Jaeypun mengakhiri pesan chatnya dengan Aiko keduanya nampak memberikan emot senyuman dan mengucapkan selamat malam. Setelah obrolan chatnya berakhir Jaeypun tak langsung tertidur, Pikirannya jauh menerawang kemasa lalunya dimana kala ia masih berada dinegri kincir angin Belanda. Dimana kala itu dirinya masih dekat dengan seorang wanita yang bernama Fenna Anabela. Hubungan Jaey dan Anapun nampak langgeng iapun berjanji sehidup dan semati selalu bersama, Namun Fakta dan kenyataannya berkata lain. Ana terkena penyakit kanker yang terus menggrogoti tubuhnya hingga akhirnya iapun meninggal. Kepergian Ana menjadikan luka hati Jaey yang sangat teramat dalam. Selama dinegri kincir angin Belanda itu Jaey tak pernah mendapatkan wanita yang seperti Ana, Meski banyak mendapatkan seorang pacar tetapi bagi Jaey hubungan itu selalu putus ditengah jalan. Sampai pada akhirnya Jaeypun jenuh dengan semuanya dan iapun pergi meninggalkan negri kincir angin Belanda.
Jaeypun hijrah kenegri India dimana dulu sewaktu kecil ia dibesarkan oleh sang ayah dinegri tersebut. Dinegri India itu Jaey menetap dikota Newdelhi dan membuka usaha Fitnes serta dunia modelling yang tak jauh berbeda seperti dinegri Belanda meski usaha yang Jaey jalankan lebih dominan khusus untuk kaum pria. Disana pula Jaeypun kembali mendapatkan kekasih yang bernama Kareen Malini, Namun hubungan itu tak berlangsung secara lama, Karena tidak adanya kecocokan akhirnya Jaey dan Kareenpun bubar, Sejak saat itu apa yang dialami Jaey dinegri India tak jauh berbeda seperti dinegri kincir angin Belanda. Dinegri Indiapun Jaeypun kerap bergonta-ganti pacar hingga ia terkenal sebagai seorang play-boy.
Dengung dua ekor nyamuk menyadarkan Jaey dari lamunannya..."Aah! Nyamuk Suuee!" Sejenak Jaeypun terpaku, Tak berselang lama Jaeypun membuka album photo, Disana nampak terlihat photo seorang wanita berambut ikal mayang, Dan tertulis sebuah nama 'FENNA ANABELA' Jaeypun kembali mengularkan sebuah photo 'KAIRA ASEKO HASIGAWA' Kedua photo tersebut Jaey satukan, Dan nampak seolah seperti wanita kembar, Siapun yang melihat dua photo tersebut pastinya akan berkata bahwa itu wanita kembar, Atau kakak beradik.
Jaeypun terus memandangi kedua photo tersebut sambil merebahkan tubuhnya diatas ranjang tidurnya. Hatinya pun berkata..."Mungkinkah sisi kedua ini bisa seperti sisi yang pertama" Tak ada jawaban, Hanya suara desir angin malam yang terus berhembus hingga akhirnya membuat Jaey terlelap tidur.
Sore yang cerah mewarnai sebuah kantor biro Sunset Modelling. Para Crew nampak baru saja menyelesaikan aktifitas pemotretan, Suasanapun nampak riuh dan ramai dari yang tengah beristirahat dengan santai, Hingga para Fotomodel yang sedang ingin berkemas-kemas untuk segera pulang, Setelah melakukan aktifitasnya sehari-hari. Diruang tengah lantai satu seorang pria yang tak lain adalah Jaey menghampiri seorang wanita yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Har, Apakah nona Aiko ada diruanganya"...Tanya Jaey.
"Ada perlu apa luh cari Aiko, Kalau urusan pekerjaan bisa luh omongin sama gue sama saja"...Balas Harnila.
"Sejak kapan gue harus buat laporan sama luh, Huuff!!" Jawab Jaey sambil berlalu meninggalkan Harnila.
Namun Harnila segera mencegah Jaey untuk melangkah menuju kelantai tiga ruang kerja Aiko...."No, Noo, No,, Apapun pembicaraan luh dengan Aiko mulai sekarang harus ke Gue lebih dahulu mengerti"...Seru Harnila dengan tegas.
"Kalau gue nggak mau luh mau apa"...Tantang Jaey.
"Berarti luh nggak bisa kelantai tiga"...Balas Harnila kembali.
"Ooh berarti mungkin luh cemburu gue dekat dengan nona Aiko".
"Haahaa! Apa luh bilang? Amit-amit, Hee! Gue nggak mempan terkena rayuan luh keeleess! Cowok gue satu selalu setia, Dan gue pun demikian"...Seru Harnila.
Kala Harnila dan Jaey sedang berdebat tiba-tiba Aiko muncul dihadapan mereka berdua... "Aduuhh! Kalian itu seperti anak Tk saja yaa" Kata Aiko sambil tersenyum.
Namun kala Harnila hendak berkata kembali, Aiko memotongnya, Dan ia berkata lebih dulu..."Tuuh! Har, Kekasihmu sudah datang menjemputmu, Kau pilih bersamaku atau bersama kekasihmu"...Seru Aiko sambil tertawa kecil.
Apa yang dikatakan Aiko memang benar, Seorang pria yang baru turun dari mobil Honda Mobilio nampak memberi senyum kepada Harnila, Dan mau tidak-tidak akhirnya Harnilapun segera meninggalkan Aiko dan Jaey, Untuk segera pulang bersama kekasihnya.
"Ko, Aku duluan yaa, Ingat hati-hati sama cowok model beginian"..
Baik Jaey dan Aiko keduanya nampak tertawa geli menyasikan kehebohan yang dibuat oleh Harnila sekertarisnya, Yang juga orang kepercayaan dibiro Sunset Modelling.
"Kau nampak letih Jaey"...Tanya Aiko.
"Semalam aku tidur agak larut, Tetapi pekerjaan noproblem"...Bales Jaey.
"Aiko nampak tersenyum..."Aku buatkan kopi yaa, Yuk keruanganku".
Dilantai tiga baik Aiko dan Jaey nampak berbicara santai sambil menikmati secangkir kopi hangat namun 10 menit berlalu tiba-tiba Aiko merasakan mual pada perutnya.
Uueek..Huueekk..Uueeekk!!
"Haai ada apa dengan dirimu nona"...Seru Jaey agak panik.
Aiko tak menjawab ia bergegas menuju ketolilet yang masih berada didalam ruangannya. Iapun terus muntah-muntah dan mengalami pusing kepala, Hingga akhirnya Jaeypun menghampirinya dan segera membawa Aiko kedokter.
Jaeypun hijrah kenegri India dimana dulu sewaktu kecil ia dibesarkan oleh sang ayah dinegri tersebut. Dinegri India itu Jaey menetap dikota Newdelhi dan membuka usaha Fitnes serta dunia modelling yang tak jauh berbeda seperti dinegri Belanda meski usaha yang Jaey jalankan lebih dominan khusus untuk kaum pria. Disana pula Jaeypun kembali mendapatkan kekasih yang bernama Kareen Malini, Namun hubungan itu tak berlangsung secara lama, Karena tidak adanya kecocokan akhirnya Jaey dan Kareenpun bubar, Sejak saat itu apa yang dialami Jaey dinegri India tak jauh berbeda seperti dinegri kincir angin Belanda. Dinegri Indiapun Jaeypun kerap bergonta-ganti pacar hingga ia terkenal sebagai seorang play-boy.
Dengung dua ekor nyamuk menyadarkan Jaey dari lamunannya..."Aah! Nyamuk Suuee!" Sejenak Jaeypun terpaku, Tak berselang lama Jaeypun membuka album photo, Disana nampak terlihat photo seorang wanita berambut ikal mayang, Dan tertulis sebuah nama 'FENNA ANABELA' Jaeypun kembali mengularkan sebuah photo 'KAIRA ASEKO HASIGAWA' Kedua photo tersebut Jaey satukan, Dan nampak seolah seperti wanita kembar, Siapun yang melihat dua photo tersebut pastinya akan berkata bahwa itu wanita kembar, Atau kakak beradik.
Jaeypun terus memandangi kedua photo tersebut sambil merebahkan tubuhnya diatas ranjang tidurnya. Hatinya pun berkata..."Mungkinkah sisi kedua ini bisa seperti sisi yang pertama" Tak ada jawaban, Hanya suara desir angin malam yang terus berhembus hingga akhirnya membuat Jaey terlelap tidur.
Sore yang cerah mewarnai sebuah kantor biro Sunset Modelling. Para Crew nampak baru saja menyelesaikan aktifitas pemotretan, Suasanapun nampak riuh dan ramai dari yang tengah beristirahat dengan santai, Hingga para Fotomodel yang sedang ingin berkemas-kemas untuk segera pulang, Setelah melakukan aktifitasnya sehari-hari. Diruang tengah lantai satu seorang pria yang tak lain adalah Jaey menghampiri seorang wanita yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Har, Apakah nona Aiko ada diruanganya"...Tanya Jaey.
"Ada perlu apa luh cari Aiko, Kalau urusan pekerjaan bisa luh omongin sama gue sama saja"...Balas Harnila.
"Sejak kapan gue harus buat laporan sama luh, Huuff!!" Jawab Jaey sambil berlalu meninggalkan Harnila.
Namun Harnila segera mencegah Jaey untuk melangkah menuju kelantai tiga ruang kerja Aiko...."No, Noo, No,, Apapun pembicaraan luh dengan Aiko mulai sekarang harus ke Gue lebih dahulu mengerti"...Seru Harnila dengan tegas.
"Kalau gue nggak mau luh mau apa"...Tantang Jaey.
"Berarti luh nggak bisa kelantai tiga"...Balas Harnila kembali.
"Ooh berarti mungkin luh cemburu gue dekat dengan nona Aiko".
"Haahaa! Apa luh bilang? Amit-amit, Hee! Gue nggak mempan terkena rayuan luh keeleess! Cowok gue satu selalu setia, Dan gue pun demikian"...Seru Harnila.
Kala Harnila dan Jaey sedang berdebat tiba-tiba Aiko muncul dihadapan mereka berdua... "Aduuhh! Kalian itu seperti anak Tk saja yaa" Kata Aiko sambil tersenyum.
Namun kala Harnila hendak berkata kembali, Aiko memotongnya, Dan ia berkata lebih dulu..."Tuuh! Har, Kekasihmu sudah datang menjemputmu, Kau pilih bersamaku atau bersama kekasihmu"...Seru Aiko sambil tertawa kecil.
Apa yang dikatakan Aiko memang benar, Seorang pria yang baru turun dari mobil Honda Mobilio nampak memberi senyum kepada Harnila, Dan mau tidak-tidak akhirnya Harnilapun segera meninggalkan Aiko dan Jaey, Untuk segera pulang bersama kekasihnya.
"Ko, Aku duluan yaa, Ingat hati-hati sama cowok model beginian"..
Baik Jaey dan Aiko keduanya nampak tertawa geli menyasikan kehebohan yang dibuat oleh Harnila sekertarisnya, Yang juga orang kepercayaan dibiro Sunset Modelling.
"Kau nampak letih Jaey"...Tanya Aiko.
"Semalam aku tidur agak larut, Tetapi pekerjaan noproblem"...Bales Jaey.
"Aiko nampak tersenyum..."Aku buatkan kopi yaa, Yuk keruanganku".
Dilantai tiga baik Aiko dan Jaey nampak berbicara santai sambil menikmati secangkir kopi hangat namun 10 menit berlalu tiba-tiba Aiko merasakan mual pada perutnya.
Uueek..Huueekk..Uueeekk!!
"Haai ada apa dengan dirimu nona"...Seru Jaey agak panik.
Aiko tak menjawab ia bergegas menuju ketolilet yang masih berada didalam ruangannya. Iapun terus muntah-muntah dan mengalami pusing kepala, Hingga akhirnya Jaeypun menghampirinya dan segera membawa Aiko kedokter.
Bau obat nampak tercium menyengat disebuah rumah sakit, Namun bagi pegawai rumah sakit serta perawat dan para dokter hal itu sudah bukan sesuatu yang aneh lagi. Disebuah ruangan nampak Jaey sedang menunggu sambil berharap-harap cemas atas kemungkinan yang terjadi pada diri Aiko. Selang lima menit berlalu nampak seorang suster keluar dari ruang tempat Aiko dirawat, Jaeypun langsung menghampiri sang suster tersebut.
"Sus bagaimana keadaannya" ...Tanya Jaey spontan.
"Ooh tidak masalah pak, Biasa hamil anak pertama memang seperti itu, Ditunggu saja pak, Istri bapak sedang ditangani oleh dokter Tubagus"...Seru sang suster dengan santainya lalu segera berlalu dari hadapan Jaey.
Jaeypun nampak tegang dan melotot mendengar itu semua, Namun demi Aiko ia mencoba tenang dan selalu tetap berjiwa humoris. Tak beberapa lama sang dokter yang bernama Tubagus itu segera menyuruh Jaey masuk keruangan prakteknya.
"Selamat pak, Istri anda sudah mengandung 2 bulan, Dan calon bayinya laki-laki"...Kata sang dokter Tubagus sambil menempuk-nempuk pundak Jaey.
"Terima kasih Dok, Waah kebetulan sekali dok, Saya memang mengharapkan anak laki-laki"...Seru Jaey berbohong.
Aiko yang masih berada diranjang rumah sakit nampak memerah wajahnya, Perasaan hatinya pun semakin tegang iapun tak tahu harus berkata apa baik kepada dokter, Maupun suster. Terlebih terhadap Jaey yang sudah membelanya dan berkata bohong kepada dokter Tubagus. Namun apapun yang terjadi Aikopun berusaha tersenyum hingga keduanya sudah berada didalam mobil barulah Aiko menangis tersedu-sedu.
"Aku tak tahu harus buat apa lagi kalau sudah begini, Dan aku bukan type wanita yang dengan mudahnya menggugurkan kandungan, Aku bukan pembunuh dan tak ingin membunuh calon bayi diperutku ini"... Seru Aiko sambil menangis sesegukan dihadapan Jaey.
"Heeii mengapa kau menangis, Sudahlah tenangkan dirimu pasti ada solusi atau jalan keluarnya kau tenang saja"...Balas Jaey mencoba menenangkan Aiko.
"Aku ini memang wanita bodoh Jaey yang mudah terpedaya oleh seorang pria".
"Apakah kau sadar saat melakukannya"...Tanya Jaey.
Aiko hanya mengangguk pelan..."Aku tak tahu jika akhirnya akan seperti ini, Mungkin tak lama lagi akan banyak gunjingan terhadap diriku"...Seru Aiko kembali dan terus menangis.
"Tenangkan dirimu Aiko, Berpikirlah jernih ingat aku sudah berjanji akan melindungimu dan Sunset Modelling, Dan aku bukan type laki-laki yang melanggar janjiku"...Kata Jaey dengan Pasti.
"Tapi pastinya nanti orang akan tahu juga Jaey".
"Kita lihat nanti dan yang terpenting hidupmu tidak sendiri lagi, Ingat masih banyak teman-temanmu atau orang yang akan membantumu".
Meski tak tahu apa yang Jaey katakan Aikopun mencoba menerima kenyataan yang terjadi pada dirinya. Meski Aiko sadar masalah yang ia hadapi saat ini belum tentu ia mampu pertahankan atau ikhlas menerima semua kenyataan yang terjadi.
Sesampainya dirumah Aikopun masih kerap bimbang dengan kenyataan yang ia hadapinya. Beruntung Jaey masih bersamanya malam itu dan selalu memberi ia semangat untuk kehidupannya.
"Ingat nona Aiko tanggung jawabmu terhadap Sunset Modelling sangat besar, Mungkin kejadian yang kau alami adalah suatu tantangan untuk dirimu agar menjadi wanita yang kuat dan tidak cengeng. Dan mulai hari ini kau harus menjadi wanita yang kuat. Dan aku akan selalu ada bersamamu, Juga untuk Sunset Modelling"...Seru Jaey tegas.
"Terima kasih Jaey, Akupun berharap kau selalu ada disampingku, Meski aku bukan wanita yang terbaik untukmu, Dan akupun tak melarang kau menyukai wanita lain. Tetapi sisakanlah waktu untukku Jaey"...Balas Aiko.
Jaeypun tersenyum dan kembali berkata..."Ok tenangkanlah dirimu seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, Masalahmu, Masalahku juga, Dan tak perlu kau besar-besarkan masalah yang menimpa dirimu, Ingat hanya kita berdua yang tahu, Dan di Sunset Modelling kau tetap harus seperti biasa, Termasuk menghadapi sahabatmu Harnila".
"Aku akan berusaha Jaey, Dan kau benar mungkin aku harus bangkit dan berubah, Agar tidak selalu merasa tertekan dengan setiap permasalahan dalam hidup"...Balas Aiko mencoba sedikit tersenyum.
"Naah dengan begitu kaupun nantinya akan bisa jadi wanita yang selalu kuat dalam menghadapi masalah mesku hanya dengan kelembutanmu...Oiya maafkan aku sudah malam, Mungkin lusa atau akhir minggu aku akan menemani dan ngobrol kembali, Aku permisi".
"Terima kasih Jaey, Oiya bawalah kendaraanku dan besok kau jemput aku kembali"...Kata Aiko sambil menyerahkan kunci mobil kepada Jaey.
Akhirnya setelah menerima kunci mobil dari Aiko, Jaeypun segera berlalu meninggalkan kediaman Aiko.
"Sus bagaimana keadaannya" ...Tanya Jaey spontan.
"Ooh tidak masalah pak, Biasa hamil anak pertama memang seperti itu, Ditunggu saja pak, Istri bapak sedang ditangani oleh dokter Tubagus"...Seru sang suster dengan santainya lalu segera berlalu dari hadapan Jaey.
Jaeypun nampak tegang dan melotot mendengar itu semua, Namun demi Aiko ia mencoba tenang dan selalu tetap berjiwa humoris. Tak beberapa lama sang dokter yang bernama Tubagus itu segera menyuruh Jaey masuk keruangan prakteknya.
"Selamat pak, Istri anda sudah mengandung 2 bulan, Dan calon bayinya laki-laki"...Kata sang dokter Tubagus sambil menempuk-nempuk pundak Jaey.
"Terima kasih Dok, Waah kebetulan sekali dok, Saya memang mengharapkan anak laki-laki"...Seru Jaey berbohong.
Aiko yang masih berada diranjang rumah sakit nampak memerah wajahnya, Perasaan hatinya pun semakin tegang iapun tak tahu harus berkata apa baik kepada dokter, Maupun suster. Terlebih terhadap Jaey yang sudah membelanya dan berkata bohong kepada dokter Tubagus. Namun apapun yang terjadi Aikopun berusaha tersenyum hingga keduanya sudah berada didalam mobil barulah Aiko menangis tersedu-sedu.
"Aku tak tahu harus buat apa lagi kalau sudah begini, Dan aku bukan type wanita yang dengan mudahnya menggugurkan kandungan, Aku bukan pembunuh dan tak ingin membunuh calon bayi diperutku ini"... Seru Aiko sambil menangis sesegukan dihadapan Jaey.
"Heeii mengapa kau menangis, Sudahlah tenangkan dirimu pasti ada solusi atau jalan keluarnya kau tenang saja"...Balas Jaey mencoba menenangkan Aiko.
"Aku ini memang wanita bodoh Jaey yang mudah terpedaya oleh seorang pria".
"Apakah kau sadar saat melakukannya"...Tanya Jaey.
Aiko hanya mengangguk pelan..."Aku tak tahu jika akhirnya akan seperti ini, Mungkin tak lama lagi akan banyak gunjingan terhadap diriku"...Seru Aiko kembali dan terus menangis.
"Tenangkan dirimu Aiko, Berpikirlah jernih ingat aku sudah berjanji akan melindungimu dan Sunset Modelling, Dan aku bukan type laki-laki yang melanggar janjiku"...Kata Jaey dengan Pasti.
"Tapi pastinya nanti orang akan tahu juga Jaey".
"Kita lihat nanti dan yang terpenting hidupmu tidak sendiri lagi, Ingat masih banyak teman-temanmu atau orang yang akan membantumu".
Meski tak tahu apa yang Jaey katakan Aikopun mencoba menerima kenyataan yang terjadi pada dirinya. Meski Aiko sadar masalah yang ia hadapi saat ini belum tentu ia mampu pertahankan atau ikhlas menerima semua kenyataan yang terjadi.
Sesampainya dirumah Aikopun masih kerap bimbang dengan kenyataan yang ia hadapinya. Beruntung Jaey masih bersamanya malam itu dan selalu memberi ia semangat untuk kehidupannya.
"Ingat nona Aiko tanggung jawabmu terhadap Sunset Modelling sangat besar, Mungkin kejadian yang kau alami adalah suatu tantangan untuk dirimu agar menjadi wanita yang kuat dan tidak cengeng. Dan mulai hari ini kau harus menjadi wanita yang kuat. Dan aku akan selalu ada bersamamu, Juga untuk Sunset Modelling"...Seru Jaey tegas.
"Terima kasih Jaey, Akupun berharap kau selalu ada disampingku, Meski aku bukan wanita yang terbaik untukmu, Dan akupun tak melarang kau menyukai wanita lain. Tetapi sisakanlah waktu untukku Jaey"...Balas Aiko.
Jaeypun tersenyum dan kembali berkata..."Ok tenangkanlah dirimu seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, Masalahmu, Masalahku juga, Dan tak perlu kau besar-besarkan masalah yang menimpa dirimu, Ingat hanya kita berdua yang tahu, Dan di Sunset Modelling kau tetap harus seperti biasa, Termasuk menghadapi sahabatmu Harnila".
"Aku akan berusaha Jaey, Dan kau benar mungkin aku harus bangkit dan berubah, Agar tidak selalu merasa tertekan dengan setiap permasalahan dalam hidup"...Balas Aiko mencoba sedikit tersenyum.
"Naah dengan begitu kaupun nantinya akan bisa jadi wanita yang selalu kuat dalam menghadapi masalah mesku hanya dengan kelembutanmu...Oiya maafkan aku sudah malam, Mungkin lusa atau akhir minggu aku akan menemani dan ngobrol kembali, Aku permisi".
"Terima kasih Jaey, Oiya bawalah kendaraanku dan besok kau jemput aku kembali"...Kata Aiko sambil menyerahkan kunci mobil kepada Jaey.
Akhirnya setelah menerima kunci mobil dari Aiko, Jaeypun segera berlalu meninggalkan kediaman Aiko.
Apa yang telah disarankan oleh Jaey akhirnya dijalani dengan sungguh-sungguh oleh Aiko meski semua itu sedikit bertentangan dengan sifatnya namun akhinya ia terbiasa juga..Aikopun menjadi seorang wanita yang tegas berwibawa, Namun tetap selalu dengan kelembutannya. Meski faktanya dan kenyataannya banyak beban masalah yang harus ia tanggung dan hadapi nantinya. Akan tetapi berkat Jaey yang selalu ada disampingnya Aiko merasa punya tempat untuk berbagai solusi, Tak hanya itu saja sang sahabat Harnilapun juga kerap memberi masukan-masukan yang berarti bagi dirinya dan Sunset Modelling. Walau fakta dan kenyataannya apa yang dialami oleh Aiko yang sesungguhnya tidak semua ia ceritakan kepada Harnila. Meski Aikopun sadar, Semua masalah yang ia hadapi dalam kehidupannya akan ada akhirnya pula. Meski dirinyapun belum tentu tahu akan seperti apa nantinya, Namun ia tetap berharap semoga perubahan itu akan menjadi lebih baik terlebih untuk Sunset Modelling yang ia pimpin. Sampai pada akhir minggu telah tiba, Diruang kerjanya nampak Aiko sedang berbincang-bincang santai dengan Jaey managernya sekaligus orang yang mulai ia cintainya.
"Sampai berapa lama acara pemotretan iklan sepatu yang sedang berlangsung sejak beberapa hari yang lalu Jaey"...Tanya Aiko.
"Sepertinya hari ini terakhir nona, Dan sore nanti aku dan para Crew sudah ada dikantor ini kembali"...Kata Jaey sambil tersenyum.
"Ok Jaey semoga acaranya sukses yaa, Oiya nanti malam kau kerumahku,, Aku ingin ngobrol dan makan malam bersamamu".
"Kita berdua"...Balas Jaey kembali.
"Aikopun hanya mengangguk dan tersenyum sampai akhirnya Jaeypun berkata kembali..."Ok nanti akan kubari lagi, Aku berangkat"...Seru Jaey dan segera meninggalkan Aiko yang masih berdiri memandangnya.
Malam kian menjelma dirumah nampak Aiko sedang menyiapkan aneka macam makanan dan minuman yang telah ia pesan, Dirinya berharap Jaey datang tepat waktu namun satu jam telah berlalu Jaeypun nampak belum hadir dirumahnya. Aikopun mencoba bersabar, Sambil menghubunginya namun entah mengapa ponsel Jaey tidak aktif, Sampai pada pukul 21.00 tak ada kabar berita pasti dari Jaey. Hingga akhirnya ia pasrah dan nampak kesal dengan semua yang telah ia siapkan. Sampil akhirnya ada pesan chat dari Jaey yang mengatakan bahwa dirinya sedang ada urusan dengan seorang wanita dan orang tuanya. Aiko mencoba menghubungi Jaey kembali, Namun ponselnya kembali tidak aktif lagi. Sampai akhirnya Aiko semakin kesal terhadap Jaey, Dan ia tidak bisa mengharapkan Jaey lagi malam itu. Dirinyapun memilih merenung ditaman belakang rumahnya yang penuh dengan tanaman hias dan kolam ikan serta air mancur yang meliuk-liuk dengan indah, Meski tak seindah hati dan perasaannya. Aikopun merenungi nasibnya sambil memegang perutnya yang nantinya pasti akan kian membesar akibat kehamilan yang telah ia alami. Butiran-butiran air mata kini mulai membasahi pipinya. Meski ia sudah berusaha tegar dengan masalah yang menimpanya namun terkadang jika ia seorang diri, Hati dan perasaannya mudah larut dalam kesedihan kembali.
Tangis Aikopun semakin menjadi, Dirinya nampak terus terbuai dalam kesedihan. Sampai pada akhirnya suara asisten rumah tangganya yang bernama mbok Darmi terdengar..."Non ada mas Jaey didepan"...Seru sang asisten...Bagai sudah tak bergairah lagi Aikopun hanya berkata pelan.
"Suruh masuk saja mbok"...Balas Aiko.
Tak berselang lama Jaey sudah berdiri dihadapan Aiko, Jaeypun nampak heran melihat wajah Aiko seperti habis menangis..."Lho ada apa denganmu nona? Kau seperti habis menangis"...Tanya Jaey.
Aikopun mengalihkan pandangannya keair mancur yang berliuk diatas kolam ikan taman belakang rumahnya, Tak berselang lama iapun berkata..."Kalau kau sibuk dengan kekasihmu aku tak memaksamu untuk bertemu denganku, Seharusnya kau bilang kepadaku kalau kekasihmu itu lebih penting, Jadi waktumu tak terbuang hanya untuk mempertahankan janjimu, Meski kau sendiri sudah jenuh dengan orang yang selalu merepotkan dirimu"...Balas Aiko tanpa menoleh kehadapannya.
Jaeypun melebarkan senyumannya dan kembali berkata... "Lho aku nanya kau habis menangis, Kenapa kau jawab yang berbeda nona".
Aiko tak menjawab apa yang Jaey pertanyakan, Iapun langsung mengusap air matanya. Jaeypun kembali berkata..."Aku sedang mengurus pernikahanku, Beruntung orang tuaku menyetujuinya"...Seru Jaey sambil mengeluarkan photo seorang wanita, Pada photo itu terukir nama 'FENNA ANABELA' Jaeypun terus menceritakan tentang wanita bernama Fenna Anabela, Meski Aiko tidak terlalu perduli dengan ocehannya. Jaey semakin terus bercerita sampai pada akhirnya Fenna Anabela wafat karena terkena sakit kanker, Dan sejak kepergian Fenna Anabella membuat Jaey selalu bergonta-ganti kekasih sampai dirinya dijuluki pria play-boy...Jaeypun mengakhiri ceritanya kepada Aiko, Suasana nampak hening, Keduanya nampak tak berkata-kata, Hingga akhirnya Aikopun buka suara.
"Lalu kau sudah dapat pengganti kekasihmu yang telah tiada tersebut"...Tanya Aiko dengan raut wajah yang masih nampak kesal.
Jaeypun hanya mengangguk... Detik berikutnya ia kembali mengeluarkan photo dan menunjukannya kepada Aiko. Bagai tak percaya mata Aiko nampak melotot besar. Karena photo kedua yang dikeluarkan oleh Jaey adalah photo dirinya.
"Kaaauu!" Aiko tak meneruskan kata-katanya, Bagai tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Jaey...Namun Jaeypun segera menghampiri Aiko dan kembali berkata.
"Aku serius, Dan aku sudah berjanji pada diriku sendiri, Sejak kematian Anna, Aku ingin mencari wanita yang mirip dengannya. Meski harus mendapat julukan seorang play-boy, Akhirnya aku mendapatkan wanita tersebut. Kaulah Anna yang kedua nona Aiko, Dan mulai malam ini sampai seterusnya aku akan memanggilmu Anna, Kau tidak keberatan"...Seru Jaey sambil tersenyum syahdu.
Tanpa berkata lagi Aiko langsung menjatukan tubuhnya kedalam pelukan Jaey, Aiko kembali menangis yang kedua kalinya, Namun tangisan yang kedua sebuah kebahagian yang tak terhingga yang kini ia rasakan kembali. Jaeypun semakin erat memeluknya dan membelai-belai rambut Aiko sambil membisikan sesuatu ketelinga Aiko.
"Aku akan menjaga dirimu dan anak yang kau kandung, Meski ia bukan darah dagingku sendiri. Kita akan membesarkan bersama-sama"...Kata Jaey lembut.
Aikopun mengangguk sambil mengusap air matanya, Wajahnya kini nampak berbinar-binar penuh kebahagian..."Maafkan aku yang selama ini selalu meragukan ketulusanmu,, Jaey aku akan setia kepadamu, Akupun berharap kaupun demikian"...Seru Aiko dengan syahdunya.
Aikopun terus melebarkan senyumannya, Namun Jaeypun kembali berbisik ketelinga Aiko..."Heei aku belum makan malam, Mana janjimu yang katanya akan mengajakku makan malam bersama"... Kata Jaey sambil tersenyum menggoda.
"Iyaa karna kamu buat aku sebel!"...Seru Aiko sambil mencubit pinggang Jaey.
"Lhoo kenapa aku dicubit"...Kata Jaey kembali.
Iihh! Aiko kembali mencubit Jaey dan berkata..."Aku bawa makan malamnya kesini yaa"...Kata Aiko.
Jaeypun tersenyum, Setelah Aiko membawa makanan dan minuman serta buah-buahan, Akhirnya keduanya makan bersama dan saling bercanda ria. Meski makanan itu tidak hangat seperti awal tersaji pukul 19.00. Namun makanan itu tetap enak dan berkesan bagi Jaey dan Aiko. Keduanya terus bercengkrama dengan mesranya, Aiko kini memegang photo dirinya serta photo Fenna Anabela, Iapun kembali bertanya kepada Jaey.
"Kau setuju kalau rambutku kubuat ikal mayang seperti kekasihmu dulu Jaey"...Kata Aiko dengan terus memperhatikan photo Fenna Anabela wanita asal Belanda yang mirip dengannya.
"Tentu Anna aku tak melarangmu"...Balas Jaey.
"Jika kita sudah menikah aku ingin bulan madu ke Belanda, Dan aku ingin kepusara Fenna Anabela, Kau setujukan".
Jaeypun melebarkan senyumannya..."Tentu Anna, Sekarangpun aku seperti sedang bersama Anna ku yang dulu, Dan karena dirimu pula aku selalu semangat di Sunset Modelling".
"Sunset Modelling milik kita bersama"...Seru Aiko sambil kembali menjatuhkan tubuhnya kedalam pelukan Jaey, Keduanya saling tatap dan tersenyum. Sampai pada akhirnya baik Jaey dan Aiko kembali saling memberikan kekuatan cintanya dan seperti tak ingin ada kata pisah dari keduanya.
"Sampai berapa lama acara pemotretan iklan sepatu yang sedang berlangsung sejak beberapa hari yang lalu Jaey"...Tanya Aiko.
"Sepertinya hari ini terakhir nona, Dan sore nanti aku dan para Crew sudah ada dikantor ini kembali"...Kata Jaey sambil tersenyum.
"Ok Jaey semoga acaranya sukses yaa, Oiya nanti malam kau kerumahku,, Aku ingin ngobrol dan makan malam bersamamu".
"Kita berdua"...Balas Jaey kembali.
"Aikopun hanya mengangguk dan tersenyum sampai akhirnya Jaeypun berkata kembali..."Ok nanti akan kubari lagi, Aku berangkat"...Seru Jaey dan segera meninggalkan Aiko yang masih berdiri memandangnya.
Malam kian menjelma dirumah nampak Aiko sedang menyiapkan aneka macam makanan dan minuman yang telah ia pesan, Dirinya berharap Jaey datang tepat waktu namun satu jam telah berlalu Jaeypun nampak belum hadir dirumahnya. Aikopun mencoba bersabar, Sambil menghubunginya namun entah mengapa ponsel Jaey tidak aktif, Sampai pada pukul 21.00 tak ada kabar berita pasti dari Jaey. Hingga akhirnya ia pasrah dan nampak kesal dengan semua yang telah ia siapkan. Sampil akhirnya ada pesan chat dari Jaey yang mengatakan bahwa dirinya sedang ada urusan dengan seorang wanita dan orang tuanya. Aiko mencoba menghubungi Jaey kembali, Namun ponselnya kembali tidak aktif lagi. Sampai akhirnya Aiko semakin kesal terhadap Jaey, Dan ia tidak bisa mengharapkan Jaey lagi malam itu. Dirinyapun memilih merenung ditaman belakang rumahnya yang penuh dengan tanaman hias dan kolam ikan serta air mancur yang meliuk-liuk dengan indah, Meski tak seindah hati dan perasaannya. Aikopun merenungi nasibnya sambil memegang perutnya yang nantinya pasti akan kian membesar akibat kehamilan yang telah ia alami. Butiran-butiran air mata kini mulai membasahi pipinya. Meski ia sudah berusaha tegar dengan masalah yang menimpanya namun terkadang jika ia seorang diri, Hati dan perasaannya mudah larut dalam kesedihan kembali.
Tangis Aikopun semakin menjadi, Dirinya nampak terus terbuai dalam kesedihan. Sampai pada akhirnya suara asisten rumah tangganya yang bernama mbok Darmi terdengar..."Non ada mas Jaey didepan"...Seru sang asisten...Bagai sudah tak bergairah lagi Aikopun hanya berkata pelan.
"Suruh masuk saja mbok"...Balas Aiko.
Tak berselang lama Jaey sudah berdiri dihadapan Aiko, Jaeypun nampak heran melihat wajah Aiko seperti habis menangis..."Lho ada apa denganmu nona? Kau seperti habis menangis"...Tanya Jaey.
Aikopun mengalihkan pandangannya keair mancur yang berliuk diatas kolam ikan taman belakang rumahnya, Tak berselang lama iapun berkata..."Kalau kau sibuk dengan kekasihmu aku tak memaksamu untuk bertemu denganku, Seharusnya kau bilang kepadaku kalau kekasihmu itu lebih penting, Jadi waktumu tak terbuang hanya untuk mempertahankan janjimu, Meski kau sendiri sudah jenuh dengan orang yang selalu merepotkan dirimu"...Balas Aiko tanpa menoleh kehadapannya.
Jaeypun melebarkan senyumannya dan kembali berkata... "Lho aku nanya kau habis menangis, Kenapa kau jawab yang berbeda nona".
Aiko tak menjawab apa yang Jaey pertanyakan, Iapun langsung mengusap air matanya. Jaeypun kembali berkata..."Aku sedang mengurus pernikahanku, Beruntung orang tuaku menyetujuinya"...Seru Jaey sambil mengeluarkan photo seorang wanita, Pada photo itu terukir nama 'FENNA ANABELA' Jaeypun terus menceritakan tentang wanita bernama Fenna Anabela, Meski Aiko tidak terlalu perduli dengan ocehannya. Jaey semakin terus bercerita sampai pada akhirnya Fenna Anabela wafat karena terkena sakit kanker, Dan sejak kepergian Fenna Anabella membuat Jaey selalu bergonta-ganti kekasih sampai dirinya dijuluki pria play-boy...Jaeypun mengakhiri ceritanya kepada Aiko, Suasana nampak hening, Keduanya nampak tak berkata-kata, Hingga akhirnya Aikopun buka suara.
"Lalu kau sudah dapat pengganti kekasihmu yang telah tiada tersebut"...Tanya Aiko dengan raut wajah yang masih nampak kesal.
Jaeypun hanya mengangguk... Detik berikutnya ia kembali mengeluarkan photo dan menunjukannya kepada Aiko. Bagai tak percaya mata Aiko nampak melotot besar. Karena photo kedua yang dikeluarkan oleh Jaey adalah photo dirinya.
"Kaaauu!" Aiko tak meneruskan kata-katanya, Bagai tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Jaey...Namun Jaeypun segera menghampiri Aiko dan kembali berkata.
"Aku serius, Dan aku sudah berjanji pada diriku sendiri, Sejak kematian Anna, Aku ingin mencari wanita yang mirip dengannya. Meski harus mendapat julukan seorang play-boy, Akhirnya aku mendapatkan wanita tersebut. Kaulah Anna yang kedua nona Aiko, Dan mulai malam ini sampai seterusnya aku akan memanggilmu Anna, Kau tidak keberatan"...Seru Jaey sambil tersenyum syahdu.
Tanpa berkata lagi Aiko langsung menjatukan tubuhnya kedalam pelukan Jaey, Aiko kembali menangis yang kedua kalinya, Namun tangisan yang kedua sebuah kebahagian yang tak terhingga yang kini ia rasakan kembali. Jaeypun semakin erat memeluknya dan membelai-belai rambut Aiko sambil membisikan sesuatu ketelinga Aiko.
"Aku akan menjaga dirimu dan anak yang kau kandung, Meski ia bukan darah dagingku sendiri. Kita akan membesarkan bersama-sama"...Kata Jaey lembut.
Aikopun mengangguk sambil mengusap air matanya, Wajahnya kini nampak berbinar-binar penuh kebahagian..."Maafkan aku yang selama ini selalu meragukan ketulusanmu,, Jaey aku akan setia kepadamu, Akupun berharap kaupun demikian"...Seru Aiko dengan syahdunya.
Aikopun terus melebarkan senyumannya, Namun Jaeypun kembali berbisik ketelinga Aiko..."Heei aku belum makan malam, Mana janjimu yang katanya akan mengajakku makan malam bersama"... Kata Jaey sambil tersenyum menggoda.
"Iyaa karna kamu buat aku sebel!"...Seru Aiko sambil mencubit pinggang Jaey.
"Lhoo kenapa aku dicubit"...Kata Jaey kembali.
Iihh! Aiko kembali mencubit Jaey dan berkata..."Aku bawa makan malamnya kesini yaa"...Kata Aiko.
Jaeypun tersenyum, Setelah Aiko membawa makanan dan minuman serta buah-buahan, Akhirnya keduanya makan bersama dan saling bercanda ria. Meski makanan itu tidak hangat seperti awal tersaji pukul 19.00. Namun makanan itu tetap enak dan berkesan bagi Jaey dan Aiko. Keduanya terus bercengkrama dengan mesranya, Aiko kini memegang photo dirinya serta photo Fenna Anabela, Iapun kembali bertanya kepada Jaey.
"Kau setuju kalau rambutku kubuat ikal mayang seperti kekasihmu dulu Jaey"...Kata Aiko dengan terus memperhatikan photo Fenna Anabela wanita asal Belanda yang mirip dengannya.
"Tentu Anna aku tak melarangmu"...Balas Jaey.
"Jika kita sudah menikah aku ingin bulan madu ke Belanda, Dan aku ingin kepusara Fenna Anabela, Kau setujukan".
Jaeypun melebarkan senyumannya..."Tentu Anna, Sekarangpun aku seperti sedang bersama Anna ku yang dulu, Dan karena dirimu pula aku selalu semangat di Sunset Modelling".
"Sunset Modelling milik kita bersama"...Seru Aiko sambil kembali menjatuhkan tubuhnya kedalam pelukan Jaey, Keduanya saling tatap dan tersenyum. Sampai pada akhirnya baik Jaey dan Aiko kembali saling memberikan kekuatan cintanya dan seperti tak ingin ada kata pisah dari keduanya.
Akhirnya hubungan Aiko dan Jaey semakin mesra saja, Baik di Sunset Modelling maupun dilingkungan tempat keduanya tinggal. Selain itu dalam waktu dekat keduanya akan melangsungkan pernikahan...Berita pernikahan Aiko dan Jaeypun kian terdengar santer ditelinga para Crew, maupun karyawan yang berada di Sunset Modelling. Semuanya pun nampak senang dan banyak yang mengucapkan kata selamat, Baik kepada Aiko maupun kepada Jaey. Walau pada awal berita pernikahan Aiko dan Jaey sempat ditentang oleh Harnila sahabat Aiko, Namun fakta dan kenyataannya Harnilapun tidak bisa melarang kebahagian yang sedang dialami oleh sahabatnya itu. Harnilapun akhirnya turut ikut senang dengan kebahagian yang sedang dirasakan oleh Aiko dan Jaey. Dan berita pernikahan Aiko dan Jaeypun dibarengi dengan kedatangan teman sekolah Aiko dari Canada yang bernama Ainun Isnaeni. Meski jarang bertemu baik Aiko dan Ainun masih tetap berkomunikasi meski jarak memisahkan keduanya.
Wanita tinggi semampai itu memasuki biro Sunset Modelling dengan tenang, Matanya sesekali memadang dengan takjub gaya dan dekorasi yang ada dikantor biro modelling tersebut. Tak lama berselang kehadirannya disambut oleh Harnila dengan tersenyum..."Selamat siang ada yang bisa saya bantu mbak".
"Oh tentu perkenalkan saya Ainun Isnaeni sahabat dari Aiko, Dan aku ingin berjumpa dengannya"...Kata wanita yang bernama Ainun isnaeni.
"Woow! Pasti mbak ini model internasional yang dari Canada Amerika Utara itukan"...Seru Harnila merasa senang.
Wanita tinggi semampai itupun nampak tersenyum dengan santainya..."Aah anda ini berlebihan aku sudah tidak jadi model lagi kok, Cuma seorang ibu rumah tangga, Oiya panggil aku Isna saja ok"...Balasnya sambil tersenyum.
"Waah-waah!! Tapi mbak Isna tetap cantik luar dalam kok, Namaku Harnila mbak, Yuuk aku antar bertemu dengan Aiko"...Kata Harnila sambil mengajaknya menuju lantai tiga ruang kerja Aiko.
"Har, Panggil aku Isna saja, Biar lebih akrab"...Kata wanita yang bernama Ainun Isnaeni itu.
Harnilapun tersenyum lalu keduanya kini sudah berada diruangan Aiko, Kehadiran wanita yang lebih dikenal dengan sebutan Isna itu disambut dengan suka cita oleh Aiko, Keduanya nampak berpelukan setelah sekian lama tak pernah berjumpa. Aiko sangat banyak memberi pujian terhadap Isna, Begitupun Isna, Ia nampak kagum dengan perubahan wajah Aiko yang semakin cantik dan sangat berbeda dengan dahulu, Bahkan Isnapun hampir tak bisa mengenalinya jika ia bertemu dengan Aiko dijalan. Akhirnya ketiga wanita tersebut ngobrol ngalor-ngidul hingga dua jam telah berlalu Isnapun menanyakan sesuatu yang lebih pribadi kepada Aiko.
"Oiya Ko, boleh aku bertanya sesuatu kepada dirimu langsung menyangkut hal pribadimu, Meski aku sendiri masih bingung sebenarnya"...Kata Isna dengan tenang.
"Apapun yang akan kau tanyakan akan aku jawab Is, Meski itu hal yang terberat dalam hidupku"...Balas Aiko dengan senyumannya.
"Hans sering menghubungiku, Ia mengatakan punya hubungan cinta denganmu, Begitupun kau, Dan Hans berpesan kepadaku untuk menanyakan keadaanmu, Tetapi disini kau ingin melangsungkan pernikahan dengan pria lain. Sebenarnya ada apa sih Ko, Dengan dirimu"...Seru Isna sambil menunggu jawaban dari Aiko, Isnapun meminum jus Strobery kesukaannya.
Aikopun tersenyum, Iapun sudah menduga apa yang akan ditanyakan oleh sahabatnya itu kedirinya. Aikopun kembali menceritakan semua masalah yang ia alami kepada Isna dengan sedetail-detailnya. Walau kejadian ini sudah pernah ia ceritakan kepada Harnila. Isnapun nampak tegang mendengarkan apa yang Aiko tuturkan kepadanya, Sementara Harnila tetap tenang, Karena dirinya telah lebih dulu diceritakan oleh Aiko. Sampai akhirnya Aikopun mengakhiri ceritanya kepada Isna.
Huuffss! Seru Isna, Iapun nampak kesal, Isnapun berdiri tak lama berselang iapun berbicara kembali..."Aiko-aiko! Ternyata kau masih mudah terpedaya oleh teman sekolah yang dulunya play-boy, Apapun yang terjadi dia berhak bertanggung jawab atas anak yang kau kandung Ko"...Seru Isna semakin jengkel setelah mendengar apa yang dialami oleh Aiko.
"Itu semua sudah aku rencanakan Is, Bersama calon suamiku yang sekarang"...Kata Aiko.
"Apa kau menikah karena kehamilanmu?" Tanya Isna kembali.
"Tidak Is,, Aku dekat dengan Jaey sebelum waktu kehamilanku tiba, Sampai aku dinyatakan hamil, Jaey tidak pernah mempermasalahkannya ia tetap selalu ada disampingku, Bahkan Jaey pula yang ingin menikahiku, Dan karna wanita ini Jaey ingin menikahiku"...Seru Aiko dengan tegas sambil menunjukan photo seorang wanita yang bernama Fenna Anabela.
Baik Isna dan Harnila keduanya nampak terkejut. Iapun segera melihat photo yang dipegang Aiko lebih dekat..."Lhoo, Itu bukankah photomu Ko!" Seru Isna dan Harnila berbarengan.
"Ia bernama Fenna Anabela, Kekasih Jaey yang wafat akibat sakit kanker, Dan ia sangat mencintainya Jaey, Bahkan ingin menikah begitupun Jaey, Namun kenyataan berkata lain, Hingga akhirnya ia serius bekerja di Sunset Modelling cuma karna ingin mendekati diriku"...Seru Aiko kembali.
Isnapun bertepuk tangan dan mengucapkan selamat kepada Aiko..."Keberuntungan masih berpihak kepadamu Ko! Dan wanita itu memang sangat mirip sekali denganmu, Cuma rambutnya saja yang menjadi pembedanya"...Balas Isna sambil menimang-nimang photo wanita yang mirip dengan Aiko teman sekolahnya.
"Sebentar lagi rambutku akan kubuat ikal mayang seperti wanita yang ada diphoto tersebut Is"...Senyum Aiko kepada Isna dan Harnila.
"Woow!! Aku jadi tidak enak sama Jaey nih Ko"...Kata Harnila.
"Aah kau berlebihan Har, Ia justru suka jika bercanda dan berdebat denganmu Har"...Kata Aiko kepada Harnila, Sampai pada akhirnya ia kembali memandang kepada Isna sahabatnya.
"Ok menurut saranku memang lebih baik sekarang kau urus saja hal pernikahanmu dengan Jaey. Tetapi kau juga harus menuntut Hans agar ia bertanggung jawab atas biayaya calon anakmu jika besar nanti".
"Kau benar Is, Hans memang harus bertanggung jawab atas biaya calon anak yang kukandung ini. Meski aku tak membutuhkannya sekarang tetapi setelah ia besar nanti"...Balas Aiko.
Akhirnya ketiganya kembali berbicara hal lain yang menyangkut tentang biaya serta acara pernikahan, Baik Isna dan Harnila keduanya saling memberi solusi terbaik untuk sahabatnya Aiko.
Hingga sebulan telah berlalu akhirnya pernikahan Aiko dan Jaey dilangsukan secara sederhana, Tempat pernikahan itu dilakukan dikantor Aiko sendiri, Dan hanya kalangan tertentu yang bisa menghadiri acara tersebut. Tetapi meski begitu acara pernikahan Aiko dan Jaey tetap meriah dimata kalangan Crew dan karyawan Sunset Modelling. Karena selama tiga hari kantor biro modelling itu tidak melayani ajang pemotretan ataupun acara lainnya, Semua Crew dan karyawan hanya berkumpul untuk bersenang-senang serta mengucapkan selamat pada sang pimpinnya yang kini mengakhiri masa lajangnya. Bahkan selama tiga hari Sunset Modelling menjadi pemandangan yang lain dari pada biasanya, Bagi orang yang melihat serta berlalu-lalang disekitar biro model tersebut.
Wanita tinggi semampai itu memasuki biro Sunset Modelling dengan tenang, Matanya sesekali memadang dengan takjub gaya dan dekorasi yang ada dikantor biro modelling tersebut. Tak lama berselang kehadirannya disambut oleh Harnila dengan tersenyum..."Selamat siang ada yang bisa saya bantu mbak".
"Oh tentu perkenalkan saya Ainun Isnaeni sahabat dari Aiko, Dan aku ingin berjumpa dengannya"...Kata wanita yang bernama Ainun isnaeni.
"Woow! Pasti mbak ini model internasional yang dari Canada Amerika Utara itukan"...Seru Harnila merasa senang.
Wanita tinggi semampai itupun nampak tersenyum dengan santainya..."Aah anda ini berlebihan aku sudah tidak jadi model lagi kok, Cuma seorang ibu rumah tangga, Oiya panggil aku Isna saja ok"...Balasnya sambil tersenyum.
"Waah-waah!! Tapi mbak Isna tetap cantik luar dalam kok, Namaku Harnila mbak, Yuuk aku antar bertemu dengan Aiko"...Kata Harnila sambil mengajaknya menuju lantai tiga ruang kerja Aiko.
"Har, Panggil aku Isna saja, Biar lebih akrab"...Kata wanita yang bernama Ainun Isnaeni itu.
Harnilapun tersenyum lalu keduanya kini sudah berada diruangan Aiko, Kehadiran wanita yang lebih dikenal dengan sebutan Isna itu disambut dengan suka cita oleh Aiko, Keduanya nampak berpelukan setelah sekian lama tak pernah berjumpa. Aiko sangat banyak memberi pujian terhadap Isna, Begitupun Isna, Ia nampak kagum dengan perubahan wajah Aiko yang semakin cantik dan sangat berbeda dengan dahulu, Bahkan Isnapun hampir tak bisa mengenalinya jika ia bertemu dengan Aiko dijalan. Akhirnya ketiga wanita tersebut ngobrol ngalor-ngidul hingga dua jam telah berlalu Isnapun menanyakan sesuatu yang lebih pribadi kepada Aiko.
"Oiya Ko, boleh aku bertanya sesuatu kepada dirimu langsung menyangkut hal pribadimu, Meski aku sendiri masih bingung sebenarnya"...Kata Isna dengan tenang.
"Apapun yang akan kau tanyakan akan aku jawab Is, Meski itu hal yang terberat dalam hidupku"...Balas Aiko dengan senyumannya.
"Hans sering menghubungiku, Ia mengatakan punya hubungan cinta denganmu, Begitupun kau, Dan Hans berpesan kepadaku untuk menanyakan keadaanmu, Tetapi disini kau ingin melangsungkan pernikahan dengan pria lain. Sebenarnya ada apa sih Ko, Dengan dirimu"...Seru Isna sambil menunggu jawaban dari Aiko, Isnapun meminum jus Strobery kesukaannya.
Aikopun tersenyum, Iapun sudah menduga apa yang akan ditanyakan oleh sahabatnya itu kedirinya. Aikopun kembali menceritakan semua masalah yang ia alami kepada Isna dengan sedetail-detailnya. Walau kejadian ini sudah pernah ia ceritakan kepada Harnila. Isnapun nampak tegang mendengarkan apa yang Aiko tuturkan kepadanya, Sementara Harnila tetap tenang, Karena dirinya telah lebih dulu diceritakan oleh Aiko. Sampai akhirnya Aikopun mengakhiri ceritanya kepada Isna.
Huuffss! Seru Isna, Iapun nampak kesal, Isnapun berdiri tak lama berselang iapun berbicara kembali..."Aiko-aiko! Ternyata kau masih mudah terpedaya oleh teman sekolah yang dulunya play-boy, Apapun yang terjadi dia berhak bertanggung jawab atas anak yang kau kandung Ko"...Seru Isna semakin jengkel setelah mendengar apa yang dialami oleh Aiko.
"Itu semua sudah aku rencanakan Is, Bersama calon suamiku yang sekarang"...Kata Aiko.
"Apa kau menikah karena kehamilanmu?" Tanya Isna kembali.
"Tidak Is,, Aku dekat dengan Jaey sebelum waktu kehamilanku tiba, Sampai aku dinyatakan hamil, Jaey tidak pernah mempermasalahkannya ia tetap selalu ada disampingku, Bahkan Jaey pula yang ingin menikahiku, Dan karna wanita ini Jaey ingin menikahiku"...Seru Aiko dengan tegas sambil menunjukan photo seorang wanita yang bernama Fenna Anabela.
Baik Isna dan Harnila keduanya nampak terkejut. Iapun segera melihat photo yang dipegang Aiko lebih dekat..."Lhoo, Itu bukankah photomu Ko!" Seru Isna dan Harnila berbarengan.
"Ia bernama Fenna Anabela, Kekasih Jaey yang wafat akibat sakit kanker, Dan ia sangat mencintainya Jaey, Bahkan ingin menikah begitupun Jaey, Namun kenyataan berkata lain, Hingga akhirnya ia serius bekerja di Sunset Modelling cuma karna ingin mendekati diriku"...Seru Aiko kembali.
Isnapun bertepuk tangan dan mengucapkan selamat kepada Aiko..."Keberuntungan masih berpihak kepadamu Ko! Dan wanita itu memang sangat mirip sekali denganmu, Cuma rambutnya saja yang menjadi pembedanya"...Balas Isna sambil menimang-nimang photo wanita yang mirip dengan Aiko teman sekolahnya.
"Sebentar lagi rambutku akan kubuat ikal mayang seperti wanita yang ada diphoto tersebut Is"...Senyum Aiko kepada Isna dan Harnila.
"Woow!! Aku jadi tidak enak sama Jaey nih Ko"...Kata Harnila.
"Aah kau berlebihan Har, Ia justru suka jika bercanda dan berdebat denganmu Har"...Kata Aiko kepada Harnila, Sampai pada akhirnya ia kembali memandang kepada Isna sahabatnya.
"Ok menurut saranku memang lebih baik sekarang kau urus saja hal pernikahanmu dengan Jaey. Tetapi kau juga harus menuntut Hans agar ia bertanggung jawab atas biayaya calon anakmu jika besar nanti".
"Kau benar Is, Hans memang harus bertanggung jawab atas biaya calon anak yang kukandung ini. Meski aku tak membutuhkannya sekarang tetapi setelah ia besar nanti"...Balas Aiko.
Akhirnya ketiganya kembali berbicara hal lain yang menyangkut tentang biaya serta acara pernikahan, Baik Isna dan Harnila keduanya saling memberi solusi terbaik untuk sahabatnya Aiko.
Hingga sebulan telah berlalu akhirnya pernikahan Aiko dan Jaey dilangsukan secara sederhana, Tempat pernikahan itu dilakukan dikantor Aiko sendiri, Dan hanya kalangan tertentu yang bisa menghadiri acara tersebut. Tetapi meski begitu acara pernikahan Aiko dan Jaey tetap meriah dimata kalangan Crew dan karyawan Sunset Modelling. Karena selama tiga hari kantor biro modelling itu tidak melayani ajang pemotretan ataupun acara lainnya, Semua Crew dan karyawan hanya berkumpul untuk bersenang-senang serta mengucapkan selamat pada sang pimpinnya yang kini mengakhiri masa lajangnya. Bahkan selama tiga hari Sunset Modelling menjadi pemandangan yang lain dari pada biasanya, Bagi orang yang melihat serta berlalu-lalang disekitar biro model tersebut.
Matahari pagi yang begitu cerah menyinari kota Malang Jawa Timur, Kesibukan orang yang berlalu-lalang nampak terlihat jelas disebuah Lapas, Ditengah keramaian tersebut nampak seorang pria yang ditumbuhi brewok lebat dipipinya melangka dengan pasti menuju pintu keluar Lapas, Setelah berada dihalaman lapas sang pria tersebut nampak sedikit tersenyum kala ia melihat seseorang yang telah ia kenali. Pria tersebutpun segera menghampiri seorang yang ia maksudkan tersebut.
"Khaniiff!!"...Seru pria tersebut.
Lelaki yang bernama Khanif itupun segera menghampiri pria brewok tersebut dan segera membawanya pergi dari Lapas kota Malang tersebut. Mobil kijang doyok yang dikemudikan oleh Khanif nampak berjalan perlahan, Dengan tersenyum iapun berkata..."Akhirnya bos Ello bebas juga dari tempat terkutuk itu"...Seru pria yang bernama Khanif.
"Huus! kau ini bicara apa Nif"...Balas pria yang ternyata bernama Himawant Castillo alias Ello atau Hans.
"Yaa bagaimana tidak kesal bos, Selama bos dipenjara hidupku morat-marit, Dan sejak lahan bisnis perkebunan apel kita disita bank pekerjaanku jadi tak menentu bos, Dan aku juga harus kehilangan orang yang sangat kusayangi yaitu Asmirandah bos"...Seru Khanif dengan menunjukan kesedihannya.
"Lhoo kok bisa begitu Nif".
"Bisalah bos, Karena penghasilanku tak jelas"...Balas Khanif.
"Berarti kekasihmu itu hanya cinta uangmu saja Nif, Dan tidak sungguh-sungguh mencintaimu"...Kata Hans santai.
"Tidak begitu juga bos, Justru ia ingin aku cepat menikahinya kala itu, Cuma aku tak punya uang yang cukup".
"Berarti itu salahmu sendiri Nif, Seharusnya kau bicara baik-baik tentang kondisimu saat itu"...Kata Hans sambil tertawa santai.
"Adduuhh! Bos sekarang aku harus bagaimana nih agar hidupku penuh cinta lagi seperti dulu"...Seru Khanif.
"Aahhh sudahlah, Lebih baik persiapkan dirimu untuk ikut aku ke Jakarta bulan depan. Nanti jika penghasilanmu telah stabil kau bisa mencari pengganti kekasihmu yang telah pergi meninggalkanmu".
"Seriuss bos! Kau akan membawaku ke Jakarta, Kenapa harus menunggu bulan depan sih bos"...Jawab Khanif dengan wajah yang berseri-seri.
"Iyaa tapi aku harus menemui istriku dulu dikota Solo, Makanya bulan depan baru bisa aku membawamu ke Jakarta"...Balas Hans kembali.
"Ok deh bos, Semoga bos bisa berkumpul kembali dengan keluarga dan masalah yang bos hadapi cepat selesai".
"Terima kasih Nif"...Kata Hans sambil tersenyum.
"Doakan aku juga bos, Semoga bisa cepat mendapatkan kekasih baru lagi yang seperti Asmiradah kalau aku sudah di Jakarta nanti".
Hanspun tertawa lepas sambil berkata..."Yang lebih dari itu juga banyak Nif, Kalau kau bersabar".
Khanifpun terkekeh dan terus mempercepat laju mobil kijang doyoknya, Agar cepat sampai ketempat kediaman sementara milik Hans yang berada dikota Malang.
Seminggu telah berlalu Hanspun kini sudah berada dikota Solo. Disebuah pasar klewer nampak ramai dengan aktifitas orang yang sedang berbelanja maupun orang yang berteriak menawarkan dagangannya terhadap pembeli. Disebuah warung lesehan kecil yang cukup teduh Hans nampak berbincang-bincang dengan seorang wanita yang tak lain adalah Revita Anjani istrinya.
"Ooh! Jadi kau menemuiku hanya untuk membawa anakmu Kirana ke Jakarta"...Kata Anjani ketus.
"Kau dengar dulu Jane, Bukan hanya Kirana tetapi kaupun harus turut serta, Kita bina rumah tangga kita dari awal lagi Jan".
Haahaaaa! Tawa Anjani..."Kau ini mimpi Ello, Rumah kita di Jakarta sudah disita oleh bank, Kau ingin mengurung aku dan Kirana divilamu itu ha"...Seru Anjani kembali.
"Yaa aku mengerti perasaanmu Jane, Tetapi di Jakarta aku akan membeli rumah kembali untuk kita berdua, Dan semua kita mulai lagi dari awal ditempat baru tersebut"...Balas Hans.
"Kau pikir segampang itu, Kau pikir aku tidak berjuang mati-matian disini...Apa kau sadar Ello bertahun-tahun aku membesarkan Kirana harus berjibaku dengan berbagai macam hal, Sekarang dengan mudahnya kau ingin aku meninggalkan tempat ini begitu saja, Oohh jangan mimpi kau Ello"...Balas Anjani kembali.
"Maksudku begini Jan, Bukan berarti kau meninggalkan kota Solo, Kita dijakarta seminggu atau lebih dan sebulan disini kembali, Dan bukan masalah pula jika aku harus bolak-balik Jakarta Solo"...Kata Hans mencoba meyakinkan Anjani.
"Tidak Ello aku masih trauma atas perbuatanmu, Asal kau tahu aku masih enggan serumah lagi denganmu. Berkacalah pada dirimu sendiri Ello, Kau telah merusak semuanya, Lukaku masih belum bisa pulih atas perbuatanmu".
"Justru itu aku ingin merubah semuanya seperti sedikala Jan, Kita belum bercerai, Berilah aku kesempatan dan aku berjanji tidak"....
"Cukuup! Eloo, Aku masih ingin sendiri, Maafkan, Aku belum bisa serumah denganmu untuk saat ini"...Kata Anjani.
"Aku harus bagaimana Jane, Dan apa yang kau inginkan sebenarnya Jan, Katakanlah"...Seru Hans yang mulai kehabisan kata untuk meyakinkan istrinya.
"Kau ini bodoh atau bagaimana sih, Apakah aku selama ini menuntutmu, Apa selama kau dipenjara pernah tahu apa yang aku rasakan, Ingat Ello banyak pria disini yang selalu memberi harapan kepadaku, Tetapi aku selalu bertahan dengan semuanya, Tidak seperti kau yang dengan sengaja mensia-siakan kesetia istrinya. Jangan pernah kau tanya mengapa aku bisa begini, Tetapi tanyalah dirimu sendiri"...Balas Anjani.
"Ok jika itu maumu, Mungkin dua bulan lagi aku akan lama disini, Dikota Solo ini... Tetapi untuk sekarang aku masih harus menyelesaikan urusanku dikota Jakarta. Oiya dimana anakku Kirana aku ingin bertemu dengannya".
"Dari sini kau lurus saja berkendara sepanjang 500 meter belok kekanan, Disitulah anakmu sekolah, Ia ada jadwal les hari ini, Mungkin jam tiga sore baru bisa keluar, Kau temuilah, Ingat jangan coba-coba kau pengaruhi dia untuk ikut bersamamu kekota Jakarta. Aku tak akan pernah memaafkan dirimu lagi"...Seru Anjani sambil mengancam.
"Aku hanya ingin menyenangkannya, Mungkin malam nanti baru akan aku antarkan ia kepadamu"...Balas Hans dan segera berlalu dari hadapan Anjani.
Setelah Ello meninggalkannya barulah Anjani kembali melakukan aktifitas seperti biasa mengurus toko berlian dan emasnya. Anjanipun juga meninggalkan tempat makan lesehan dan segera menuju tokonya. Apa yang dibicarakan oleh Anjani dan Hans, Ternyata tak luput dari perhatian seorang pria yang bernama Agus, Tak jauh dari Anjani dan Hans berdebat Aguspun dapat mendengarkan semuanya dengan jelas dari sebelah warung lesehan yang berdampingan dengan warung kopi tempat ia menguping.
Rencananya Aguspun ingin bertemu dengan Anjani, Namun karena ia melihat Anjani sedang bersama Hans suaminya, Aguspun lebih memilih menguping obrolan Hans dan Anjani. Dan atas kejadian itu Agus nampak pasrah untuk yang kedua kalinya, Karena harapan untuk memiliki Anjani sangat tipis. Dan sejak itu Agus tak pernah mau lagi untuk bertemu Anjani selamanya.
"Khaniiff!!"...Seru pria tersebut.
Lelaki yang bernama Khanif itupun segera menghampiri pria brewok tersebut dan segera membawanya pergi dari Lapas kota Malang tersebut. Mobil kijang doyok yang dikemudikan oleh Khanif nampak berjalan perlahan, Dengan tersenyum iapun berkata..."Akhirnya bos Ello bebas juga dari tempat terkutuk itu"...Seru pria yang bernama Khanif.
"Huus! kau ini bicara apa Nif"...Balas pria yang ternyata bernama Himawant Castillo alias Ello atau Hans.
"Yaa bagaimana tidak kesal bos, Selama bos dipenjara hidupku morat-marit, Dan sejak lahan bisnis perkebunan apel kita disita bank pekerjaanku jadi tak menentu bos, Dan aku juga harus kehilangan orang yang sangat kusayangi yaitu Asmirandah bos"...Seru Khanif dengan menunjukan kesedihannya.
"Lhoo kok bisa begitu Nif".
"Bisalah bos, Karena penghasilanku tak jelas"...Balas Khanif.
"Berarti kekasihmu itu hanya cinta uangmu saja Nif, Dan tidak sungguh-sungguh mencintaimu"...Kata Hans santai.
"Tidak begitu juga bos, Justru ia ingin aku cepat menikahinya kala itu, Cuma aku tak punya uang yang cukup".
"Berarti itu salahmu sendiri Nif, Seharusnya kau bicara baik-baik tentang kondisimu saat itu"...Kata Hans sambil tertawa santai.
"Adduuhh! Bos sekarang aku harus bagaimana nih agar hidupku penuh cinta lagi seperti dulu"...Seru Khanif.
"Aahhh sudahlah, Lebih baik persiapkan dirimu untuk ikut aku ke Jakarta bulan depan. Nanti jika penghasilanmu telah stabil kau bisa mencari pengganti kekasihmu yang telah pergi meninggalkanmu".
"Seriuss bos! Kau akan membawaku ke Jakarta, Kenapa harus menunggu bulan depan sih bos"...Jawab Khanif dengan wajah yang berseri-seri.
"Iyaa tapi aku harus menemui istriku dulu dikota Solo, Makanya bulan depan baru bisa aku membawamu ke Jakarta"...Balas Hans kembali.
"Ok deh bos, Semoga bos bisa berkumpul kembali dengan keluarga dan masalah yang bos hadapi cepat selesai".
"Terima kasih Nif"...Kata Hans sambil tersenyum.
"Doakan aku juga bos, Semoga bisa cepat mendapatkan kekasih baru lagi yang seperti Asmiradah kalau aku sudah di Jakarta nanti".
Hanspun tertawa lepas sambil berkata..."Yang lebih dari itu juga banyak Nif, Kalau kau bersabar".
Khanifpun terkekeh dan terus mempercepat laju mobil kijang doyoknya, Agar cepat sampai ketempat kediaman sementara milik Hans yang berada dikota Malang.
Seminggu telah berlalu Hanspun kini sudah berada dikota Solo. Disebuah pasar klewer nampak ramai dengan aktifitas orang yang sedang berbelanja maupun orang yang berteriak menawarkan dagangannya terhadap pembeli. Disebuah warung lesehan kecil yang cukup teduh Hans nampak berbincang-bincang dengan seorang wanita yang tak lain adalah Revita Anjani istrinya.
"Ooh! Jadi kau menemuiku hanya untuk membawa anakmu Kirana ke Jakarta"...Kata Anjani ketus.
"Kau dengar dulu Jane, Bukan hanya Kirana tetapi kaupun harus turut serta, Kita bina rumah tangga kita dari awal lagi Jan".
Haahaaaa! Tawa Anjani..."Kau ini mimpi Ello, Rumah kita di Jakarta sudah disita oleh bank, Kau ingin mengurung aku dan Kirana divilamu itu ha"...Seru Anjani kembali.
"Yaa aku mengerti perasaanmu Jane, Tetapi di Jakarta aku akan membeli rumah kembali untuk kita berdua, Dan semua kita mulai lagi dari awal ditempat baru tersebut"...Balas Hans.
"Kau pikir segampang itu, Kau pikir aku tidak berjuang mati-matian disini...Apa kau sadar Ello bertahun-tahun aku membesarkan Kirana harus berjibaku dengan berbagai macam hal, Sekarang dengan mudahnya kau ingin aku meninggalkan tempat ini begitu saja, Oohh jangan mimpi kau Ello"...Balas Anjani kembali.
"Maksudku begini Jan, Bukan berarti kau meninggalkan kota Solo, Kita dijakarta seminggu atau lebih dan sebulan disini kembali, Dan bukan masalah pula jika aku harus bolak-balik Jakarta Solo"...Kata Hans mencoba meyakinkan Anjani.
"Tidak Ello aku masih trauma atas perbuatanmu, Asal kau tahu aku masih enggan serumah lagi denganmu. Berkacalah pada dirimu sendiri Ello, Kau telah merusak semuanya, Lukaku masih belum bisa pulih atas perbuatanmu".
"Justru itu aku ingin merubah semuanya seperti sedikala Jan, Kita belum bercerai, Berilah aku kesempatan dan aku berjanji tidak"....
"Cukuup! Eloo, Aku masih ingin sendiri, Maafkan, Aku belum bisa serumah denganmu untuk saat ini"...Kata Anjani.
"Aku harus bagaimana Jane, Dan apa yang kau inginkan sebenarnya Jan, Katakanlah"...Seru Hans yang mulai kehabisan kata untuk meyakinkan istrinya.
"Kau ini bodoh atau bagaimana sih, Apakah aku selama ini menuntutmu, Apa selama kau dipenjara pernah tahu apa yang aku rasakan, Ingat Ello banyak pria disini yang selalu memberi harapan kepadaku, Tetapi aku selalu bertahan dengan semuanya, Tidak seperti kau yang dengan sengaja mensia-siakan kesetia istrinya. Jangan pernah kau tanya mengapa aku bisa begini, Tetapi tanyalah dirimu sendiri"...Balas Anjani.
"Ok jika itu maumu, Mungkin dua bulan lagi aku akan lama disini, Dikota Solo ini... Tetapi untuk sekarang aku masih harus menyelesaikan urusanku dikota Jakarta. Oiya dimana anakku Kirana aku ingin bertemu dengannya".
"Dari sini kau lurus saja berkendara sepanjang 500 meter belok kekanan, Disitulah anakmu sekolah, Ia ada jadwal les hari ini, Mungkin jam tiga sore baru bisa keluar, Kau temuilah, Ingat jangan coba-coba kau pengaruhi dia untuk ikut bersamamu kekota Jakarta. Aku tak akan pernah memaafkan dirimu lagi"...Seru Anjani sambil mengancam.
"Aku hanya ingin menyenangkannya, Mungkin malam nanti baru akan aku antarkan ia kepadamu"...Balas Hans dan segera berlalu dari hadapan Anjani.
Setelah Ello meninggalkannya barulah Anjani kembali melakukan aktifitas seperti biasa mengurus toko berlian dan emasnya. Anjanipun juga meninggalkan tempat makan lesehan dan segera menuju tokonya. Apa yang dibicarakan oleh Anjani dan Hans, Ternyata tak luput dari perhatian seorang pria yang bernama Agus, Tak jauh dari Anjani dan Hans berdebat Aguspun dapat mendengarkan semuanya dengan jelas dari sebelah warung lesehan yang berdampingan dengan warung kopi tempat ia menguping.
Rencananya Aguspun ingin bertemu dengan Anjani, Namun karena ia melihat Anjani sedang bersama Hans suaminya, Aguspun lebih memilih menguping obrolan Hans dan Anjani. Dan atas kejadian itu Agus nampak pasrah untuk yang kedua kalinya, Karena harapan untuk memiliki Anjani sangat tipis. Dan sejak itu Agus tak pernah mau lagi untuk bertemu Anjani selamanya.
Disebuah taman halaman rumah nampak seorang anak kecil usia 5 tahunan sedang asik bermain dengan kapal-kapalannya, Tak lama berselang sang anak tersebut nanpak tertarik dengan serangga capung dan kupu-kupu yang banyak berterbangan dihalaman rumahnya. Iapun mengikuti hewan serangga itu sampai keluar dari halaman rumahnya.
"Arfiinn!! Hey kau jangan keluar halaman"...Seru wanita yang sedang asik melihat trend model Fashion pada ponselnya. Iapun segera mendekati sang anak untuk segera dibawanya masuk kembali kerumahnya.
"Moom! Aku ingin bisa terbang seperti kupu-kupu dan capung itu"...Seru sang anak dengan polosnya.
"Dengar Arfin, Kita tidak bisa terbang seperti kupu-kupu dan capung tersebut. Kalau kita ingin terbang kita harus menaiki pesawat terbang baru deh kita bisa terbang tinggi"...Kata sang wanita tersebut meyakinkan anaknya.
"Kenapa kita tidak bisa terbang mom!"...Tanya sang anak kembali.
"Karena kita tidak punya sayap sayang! Nanti kalau kau ingin terbang mama akan mengajakmu naik pesawat terbang, Sekarang kita masuk kedalam yuk"...Seru sang wanita tersebut dan segera membawa anaknya kembali masuk kedalam rumahnya. Bagai mengerti sang anakpun kerap menurutinya.
Kejadian itupun tak luput dari perhatian seorang pria yang penuh dengan brewok dipipinya, Pria tersebut sedari tadi berdiri tak jauh dari depan halaman rumah sang wanita yang sedang bermain dengan anaknya. Tanpa ragu pria tersebut langsung memanggil nama sang wanita tersebut.
"Aiikoo!" Seru pria itu.
Wanita yang ternyata bernama Aiko itupun nampak kaget, Iapun tak mengenali pria tersebut, Namun setelah ia memperhatikan lebih detail lagi, Aikopun terlihat kaget raut wajahnya kian tegang. Iapun buru-buru memanggil sang asisten rumah tangganya untuk segera membawa masuk Arfin anaknya kedalam rumahnya.
Sang pria brewokan itu segera memasuki rumah wanita yang bernama Aiko dan kembali berkata..."Aiko, Apakah ia anakku? Isna banyak memberi kabar tentangmu kepadaku, Dan maafkan aku yang selama ini"... Cukuuppp! Kata Aiko.
"Aiko bukannya aku meninggalkan kau begitu saja, Tetapi semuanya serba mendadak dan datang bertubi-tubi hingga aku tak punya kesempatan pada saat itu"...Kata pria yang ternyata bernama Hans.
"Semua sudah terlambat Hans, Dan untuk apa kau datang menemuiku, Jangan pernah usik kebahagian keluargaku"... Seru Aiko dengan tegas.
"Aku mengerti, Dan aku sudah tahu banyak tentangmu dari Isna,, Seperti yang kukatakan tadi Aiko".
"Ingat Hans aku bukan Aiko yang dulu, Aiko yang mudah kau beri dengan janji-janji manismu, Aku adalah Anna wanita yang selalu tegar dan bertahan pada setiap masalah yang menimpanya, Tinggalkan tempat ini Hans sebelum aku berubah pikiran"...Bentak Aiko kembali.
"Siapapun dirimu yang sekarang aku tak perduli Aiko, Aku hanya ingin berharap kepadamu berilah aku kesempatan untuk merawat anakku"...Kata Hans.
"Kau pikir aku tak mampu merawat anakku sendiri, Apa kau tahu penderitaan yang aku alami saat kau menghilang begitu saja tanpa pernah ada kepastian yang jelas, Dan setelah semuanya berakhir kau datang dengan seenaknya, Seolah diri sang maha benar"...Seru Aiko semakin kesal seolah ingin menumpahkan semua uneg-uneg masa lalunya terhadap Hans.
Hans mencoba mendekati Aiko, Namun sepertinya Aiko lebih memilih menjaga jarak terhadap Hans... "Aku tak ingin kau dekati, Tetap ditempatmu"...Bentak Aiko.
"Aiko, Aku mengerti dan tahu apa yang kau rasakan serta alami, Banyak yang ingin aku bicarakan denganmu, Termasuk membiayai darah dagingku sendiri mulai hari ini dan seterusnya".
"Sudahku katakan, Kau terlambat Hans, Kau boleh membiayai anakmu sendiri dengan cara mengirimkan uang kepadaku, Meski sejujurnya aku tidak memaksamu, Namun untuk sekarang belum saatnya Arfin mengetahui siapa bapaknya, Nanti jika ia sudah beranjak 17 tahun baru akan kukabari kepadamu, Kau pergilah tinggalkan aku sekarang juga Hans".
"Aiko berilah kesempatan kepadaku"... Pinta Hans kepada Aiko.
"Pergilah dari rumahku ini Hans, Percuma saja kau memohon, Aku tetap tak akan merubah pendirianku"...Seru Aiko mulai kesal.
"Baik Aiko, Tetapi aku akan selalu menggubungimu demi anakku,, Ini alamat lengkap serta nomor ponselku yang sekarang"...Balas Hans dan iapun segera berlalu meninggalkan rumah Aiko.
Setelah mengambil buku notes kecil yang diberikan oleh Hans sore itu, Aikopun bergegas masuk kedalam rumahnya. Hingga malam harinya kala Aiko dan Jaey sudah berada didalam kamarnya barulah ia menceritakan kejadian yang ia alami kepada suaminya Jaey, Sambil menyandarkan kepalanya didada Jaey Aikopun mulai berbicara dengan lembut.
"Kau tidak lelahkan malam ini sayang".
"Oohh tentu tidak! Apa kau membutuhkan sesuatu"...Seru Jaey sambil mendekap erat istri tercintanya.
Aikopun tersenyum, Iapun membelai-belai rambut Jaey dan sambil menciumnya iapun kembali berkata..."Aku hanya ingin bercerita bahwa tadi sore selagi kau masih dikantor pria keparat itu datang menemuiku, Dan ia juga ingin membiayai Arfin, Karena biar bagaimanapun Arfin adalah anaknya"...Kata Aiko kepada Jaey.
"Whaats! Kau berdebat dengannya"...Seru Jaey mulai Khawatir.
"Aku mengusirnya dan hanya mengatakan kepadanya seperti yang dulu kita sudah sepakati, Jika suatu hari Hans muncul dihadapan kita"...Balas Aiko.
"Dia tidak mengancammu"...Tanya Jaey kembali.
"Justru aku yang mengancamnya"...Kata Aiko.
"Lalu tinggal dimana ia sekarang, Apakah kau tahu alamat lengkapnya".
"Ia tinggal dialamat barunya yaitu kota Bogor, Mungkin biar lebih dekat dengan kantornya".
"Ok kau tenang saja sayang aku akan menemuinya lusa akhir pekan, Dan mungkin sedikit menasehatinya" ...Kata Jaey mulai serius.
"Yaa itu bagus sayang, Cuma aku berharap kau tidak berlebihan, Terlebih saling melukai,, Aku ingin semuanya dilakukan dengan kepala dingin. Dan aku tak mau kehilanganmu".
"Kau tenang saja sayang, Aku cuma ingin berbicara masalah anaknya saja, Dan mudah-mudahan ia mau mengerti"...Seru Jaey meyakinkannya kepada Aiko.
Aikopun tersenyum, Iapun segera memasang suara musik yang ada pada Home Theater yang berada dikamarnya, Lantunan musik klasik terdengar dengan indah dan menjadikan suasana malam itu nampak terlihat syahdu. Setelah meredupkan lampu kamarnya keduanya nampak saling mencumbu hingga malam merangkak dan terus berganti menjadi pagi kembali.
"Arfiinn!! Hey kau jangan keluar halaman"...Seru wanita yang sedang asik melihat trend model Fashion pada ponselnya. Iapun segera mendekati sang anak untuk segera dibawanya masuk kembali kerumahnya.
"Moom! Aku ingin bisa terbang seperti kupu-kupu dan capung itu"...Seru sang anak dengan polosnya.
"Dengar Arfin, Kita tidak bisa terbang seperti kupu-kupu dan capung tersebut. Kalau kita ingin terbang kita harus menaiki pesawat terbang baru deh kita bisa terbang tinggi"...Kata sang wanita tersebut meyakinkan anaknya.
"Kenapa kita tidak bisa terbang mom!"...Tanya sang anak kembali.
"Karena kita tidak punya sayap sayang! Nanti kalau kau ingin terbang mama akan mengajakmu naik pesawat terbang, Sekarang kita masuk kedalam yuk"...Seru sang wanita tersebut dan segera membawa anaknya kembali masuk kedalam rumahnya. Bagai mengerti sang anakpun kerap menurutinya.
Kejadian itupun tak luput dari perhatian seorang pria yang penuh dengan brewok dipipinya, Pria tersebut sedari tadi berdiri tak jauh dari depan halaman rumah sang wanita yang sedang bermain dengan anaknya. Tanpa ragu pria tersebut langsung memanggil nama sang wanita tersebut.
"Aiikoo!" Seru pria itu.
Wanita yang ternyata bernama Aiko itupun nampak kaget, Iapun tak mengenali pria tersebut, Namun setelah ia memperhatikan lebih detail lagi, Aikopun terlihat kaget raut wajahnya kian tegang. Iapun buru-buru memanggil sang asisten rumah tangganya untuk segera membawa masuk Arfin anaknya kedalam rumahnya.
Sang pria brewokan itu segera memasuki rumah wanita yang bernama Aiko dan kembali berkata..."Aiko, Apakah ia anakku? Isna banyak memberi kabar tentangmu kepadaku, Dan maafkan aku yang selama ini"... Cukuuppp! Kata Aiko.
"Aiko bukannya aku meninggalkan kau begitu saja, Tetapi semuanya serba mendadak dan datang bertubi-tubi hingga aku tak punya kesempatan pada saat itu"...Kata pria yang ternyata bernama Hans.
"Semua sudah terlambat Hans, Dan untuk apa kau datang menemuiku, Jangan pernah usik kebahagian keluargaku"... Seru Aiko dengan tegas.
"Aku mengerti, Dan aku sudah tahu banyak tentangmu dari Isna,, Seperti yang kukatakan tadi Aiko".
"Ingat Hans aku bukan Aiko yang dulu, Aiko yang mudah kau beri dengan janji-janji manismu, Aku adalah Anna wanita yang selalu tegar dan bertahan pada setiap masalah yang menimpanya, Tinggalkan tempat ini Hans sebelum aku berubah pikiran"...Bentak Aiko kembali.
"Siapapun dirimu yang sekarang aku tak perduli Aiko, Aku hanya ingin berharap kepadamu berilah aku kesempatan untuk merawat anakku"...Kata Hans.
"Kau pikir aku tak mampu merawat anakku sendiri, Apa kau tahu penderitaan yang aku alami saat kau menghilang begitu saja tanpa pernah ada kepastian yang jelas, Dan setelah semuanya berakhir kau datang dengan seenaknya, Seolah diri sang maha benar"...Seru Aiko semakin kesal seolah ingin menumpahkan semua uneg-uneg masa lalunya terhadap Hans.
Hans mencoba mendekati Aiko, Namun sepertinya Aiko lebih memilih menjaga jarak terhadap Hans... "Aku tak ingin kau dekati, Tetap ditempatmu"...Bentak Aiko.
"Aiko, Aku mengerti dan tahu apa yang kau rasakan serta alami, Banyak yang ingin aku bicarakan denganmu, Termasuk membiayai darah dagingku sendiri mulai hari ini dan seterusnya".
"Sudahku katakan, Kau terlambat Hans, Kau boleh membiayai anakmu sendiri dengan cara mengirimkan uang kepadaku, Meski sejujurnya aku tidak memaksamu, Namun untuk sekarang belum saatnya Arfin mengetahui siapa bapaknya, Nanti jika ia sudah beranjak 17 tahun baru akan kukabari kepadamu, Kau pergilah tinggalkan aku sekarang juga Hans".
"Aiko berilah kesempatan kepadaku"... Pinta Hans kepada Aiko.
"Pergilah dari rumahku ini Hans, Percuma saja kau memohon, Aku tetap tak akan merubah pendirianku"...Seru Aiko mulai kesal.
"Baik Aiko, Tetapi aku akan selalu menggubungimu demi anakku,, Ini alamat lengkap serta nomor ponselku yang sekarang"...Balas Hans dan iapun segera berlalu meninggalkan rumah Aiko.
Setelah mengambil buku notes kecil yang diberikan oleh Hans sore itu, Aikopun bergegas masuk kedalam rumahnya. Hingga malam harinya kala Aiko dan Jaey sudah berada didalam kamarnya barulah ia menceritakan kejadian yang ia alami kepada suaminya Jaey, Sambil menyandarkan kepalanya didada Jaey Aikopun mulai berbicara dengan lembut.
"Kau tidak lelahkan malam ini sayang".
"Oohh tentu tidak! Apa kau membutuhkan sesuatu"...Seru Jaey sambil mendekap erat istri tercintanya.
Aikopun tersenyum, Iapun membelai-belai rambut Jaey dan sambil menciumnya iapun kembali berkata..."Aku hanya ingin bercerita bahwa tadi sore selagi kau masih dikantor pria keparat itu datang menemuiku, Dan ia juga ingin membiayai Arfin, Karena biar bagaimanapun Arfin adalah anaknya"...Kata Aiko kepada Jaey.
"Whaats! Kau berdebat dengannya"...Seru Jaey mulai Khawatir.
"Aku mengusirnya dan hanya mengatakan kepadanya seperti yang dulu kita sudah sepakati, Jika suatu hari Hans muncul dihadapan kita"...Balas Aiko.
"Dia tidak mengancammu"...Tanya Jaey kembali.
"Justru aku yang mengancamnya"...Kata Aiko.
"Lalu tinggal dimana ia sekarang, Apakah kau tahu alamat lengkapnya".
"Ia tinggal dialamat barunya yaitu kota Bogor, Mungkin biar lebih dekat dengan kantornya".
"Ok kau tenang saja sayang aku akan menemuinya lusa akhir pekan, Dan mungkin sedikit menasehatinya" ...Kata Jaey mulai serius.
"Yaa itu bagus sayang, Cuma aku berharap kau tidak berlebihan, Terlebih saling melukai,, Aku ingin semuanya dilakukan dengan kepala dingin. Dan aku tak mau kehilanganmu".
"Kau tenang saja sayang, Aku cuma ingin berbicara masalah anaknya saja, Dan mudah-mudahan ia mau mengerti"...Seru Jaey meyakinkannya kepada Aiko.
Aikopun tersenyum, Iapun segera memasang suara musik yang ada pada Home Theater yang berada dikamarnya, Lantunan musik klasik terdengar dengan indah dan menjadikan suasana malam itu nampak terlihat syahdu. Setelah meredupkan lampu kamarnya keduanya nampak saling mencumbu hingga malam merangkak dan terus berganti menjadi pagi kembali.
Walau matahari sudah menyinari kota Bogor, Namun kesejukan masih tetap terasa dikota hujan tersebut atau ada pula orang yang menjulukinya kota sejuta angkot. Disebuah kawasan perumahan, Nampak seorang pria sedang ingin berkemas-kemas seperti hendak keluar kota. Setelah semuanya lengkap pria tersebut tidak langsung berangkat ia justru santai menikmati secangkir kopi hangat dan kembali berkutat dengan ponselnya. Selang beberapa detik pintu rumahnya diketuk orang, Dengan tetap tenang sang pria tersebut melangkah menuju pintu untuk mengetahui siapa orang yang bertamu kerumahnya. Pintupun terbuka, Iapun nampak asing dengan orang yang bertamu kerumahnya.
"Anda mencari siapa bung"...Tanya sang pria tersebut.
Sang tamu itu nampak tersenyum, Namun selang beberapa detik sebuah pukulan kecil mendarat telak diwajah pria pemilik rumah tersebut.
Buuuggg!!
Sang pria pemilik rumah nampak tak bisa menghindari pukulan yang tiba-tiba mendadak, Tamu tak diundang itupun seperti tak memberi kesempatan kepadanya, Sang tamu pun langsung mendorong tubuh pria pemilik rumah kesebuah sofa dan mencekalnya dengan kuat sambil berkata perlahan..."Jangan pernah usik keluargaku kalau kau tak ingin berurusan panjang denganku"..
"Heeii! Apa maksudmu, Dan siapa anda? Atau kau"....Diaam!! Seru sang tamu mencoba menenangkan pria pemilik rumah tersebut.
"Aku Jaey Gupta Van Helen, Suami dari Aiko,, Ini peringatan untukmu, Kalau kau masih berani coba-coba mengganggu Aiko aku tak segan-segan melulu-lantakan dirimu, Bahkan bisnismu sekalipun"...Ancam pria yang bernama Jaey.
"Heeii kau ini bodoh atau bagaimana, Aku tidak pernah mengganggu Aiko, Justru aku bertemu dengannya hanya ingin bertemu dengan anakku, Dan mengurus serta membiayainya"...Kata pria yang bernama Hans.
"Apa telingamu sudah tuli, Aiko sudah banyak menjelaskan kepadamu, Jadi turuti apa yang ia pernah katakan kepadamu, Ingat saya tidak pernah main-main, Jadi jangan coba-coba memulai atau bermain api kembali".
"Aku hanya ingin bertemu anakku itu sajaaa!, Lepaskan akuuu!"...Bentak Hans berusaha memberontak.
"Kau boleh bertemu anakmu setelah ia berusia 17 tahun ingat itu. Apa kau tahu penderitaan yang Aiko alami selama kau tinggalkan dirinya".
"Itu bukan kemauanku, Dan keadaan yang membuat aku terpisah dengannya"...Balas Hans.
"Aku tak perduli, Apapun alasannya kau tetap sudah terlambat, Ingat aku masih memberimu kesempatan, Tetapi jika kau coba-coba kembali merubah dengan caramu, Kau akan merasakan akibatnya sendiri"...Seru Jaey dan tanpa ragu iapun segera berlalu dari rumah kediaman Hans.
Hans nampak geram, Ingin rasanya ia membalas perbuatan yang telah dilakukan Jaey terhadapnya. Akan tetapi demi Aiko dan anaknya ia mencoba mengalah dengan keadaan.
Aaaahhhh praankk!!
Hans mencoba menumpahkan kekesalannya dengan membanting gelas kopinya sendiri. Setelah puas dengan kekesalanya sendiri iapun mencoba menenangkan pikirannya dan kembali dengan persiapannya untuk berangkat kekota Solo guna menyelesaikan urusan yang sama.
"Anda mencari siapa bung"...Tanya sang pria tersebut.
Sang tamu itu nampak tersenyum, Namun selang beberapa detik sebuah pukulan kecil mendarat telak diwajah pria pemilik rumah tersebut.
Buuuggg!!
Sang pria pemilik rumah nampak tak bisa menghindari pukulan yang tiba-tiba mendadak, Tamu tak diundang itupun seperti tak memberi kesempatan kepadanya, Sang tamu pun langsung mendorong tubuh pria pemilik rumah kesebuah sofa dan mencekalnya dengan kuat sambil berkata perlahan..."Jangan pernah usik keluargaku kalau kau tak ingin berurusan panjang denganku"..
"Heeii! Apa maksudmu, Dan siapa anda? Atau kau"....Diaam!! Seru sang tamu mencoba menenangkan pria pemilik rumah tersebut.
"Aku Jaey Gupta Van Helen, Suami dari Aiko,, Ini peringatan untukmu, Kalau kau masih berani coba-coba mengganggu Aiko aku tak segan-segan melulu-lantakan dirimu, Bahkan bisnismu sekalipun"...Ancam pria yang bernama Jaey.
"Heeii kau ini bodoh atau bagaimana, Aku tidak pernah mengganggu Aiko, Justru aku bertemu dengannya hanya ingin bertemu dengan anakku, Dan mengurus serta membiayainya"...Kata pria yang bernama Hans.
"Apa telingamu sudah tuli, Aiko sudah banyak menjelaskan kepadamu, Jadi turuti apa yang ia pernah katakan kepadamu, Ingat saya tidak pernah main-main, Jadi jangan coba-coba memulai atau bermain api kembali".
"Aku hanya ingin bertemu anakku itu sajaaa!, Lepaskan akuuu!"...Bentak Hans berusaha memberontak.
"Kau boleh bertemu anakmu setelah ia berusia 17 tahun ingat itu. Apa kau tahu penderitaan yang Aiko alami selama kau tinggalkan dirinya".
"Itu bukan kemauanku, Dan keadaan yang membuat aku terpisah dengannya"...Balas Hans.
"Aku tak perduli, Apapun alasannya kau tetap sudah terlambat, Ingat aku masih memberimu kesempatan, Tetapi jika kau coba-coba kembali merubah dengan caramu, Kau akan merasakan akibatnya sendiri"...Seru Jaey dan tanpa ragu iapun segera berlalu dari rumah kediaman Hans.
Hans nampak geram, Ingin rasanya ia membalas perbuatan yang telah dilakukan Jaey terhadapnya. Akan tetapi demi Aiko dan anaknya ia mencoba mengalah dengan keadaan.
Aaaahhhh praankk!!
Hans mencoba menumpahkan kekesalannya dengan membanting gelas kopinya sendiri. Setelah puas dengan kekesalanya sendiri iapun mencoba menenangkan pikirannya dan kembali dengan persiapannya untuk berangkat kekota Solo guna menyelesaikan urusan yang sama.
Dibiro Sunset Modelling nampak seorang anak usia 5 tahun nampak sedang menari-nari dengan lincahnya bah sebuah icon dibiro model tersebut, Karena sebagian para Fotomodel disanalah yang mengajak anak kecil itu menari, bermain dan berlarian. Aiko selaku sang pimpinan dibiro model tersebut nampak tersenyum-senyum melihat anaknya diajak bergaya oleh para model-model andalannya, Meski anaknya itu seorang anak lelaki. Detik berikutnya Harnila sang sahabat menjumpainya dan nampak tersenyum juga menyasikan apa yang dilakukan oleh anak dari sahabatnya itu.
"Apakah ia akan seperti ibunya yang suka dengan trend dunia permodelan"...Kata Harnila mencoba membuka pembicaraan dengan Aiko.
"Tergantung sih Har, Bisa ia bisa tidak mungkin"...Balas Aiko sambil tersenyum.
"Oiya kau berangkat jam berapa kebandara Ko".
"Satu jam lagi Har, Oiya selama aku di India jika ada klien spesial yang biasa mencariku, Mulai hari ini kaulah yang harus menggantikanku. Apapun yang terjadi selama aku di India, Biro Sunset Modelling Kaulah pemimpinnya, Dan kaupun juga harus menempati ruang kerjaku"...Kata Aiko.
"Tentu Ko, Dan aku akan berusaha melakukan yang paling terbaik di biro modelling kita ini, Oiya kaupun juga harus kabar-kabari aku selama kau di India"...Balas Harnila.
"Tentu Har, Kita akan berkomunikasi terus seperti dulu sewaktu aku masih di Jepang"...Obrolan mereka terhenti kala Jaey memanggil nama Aiko dengan sebutan Anna.
"Anna yuk kita berangkat aku sudah siap"...Serunya sambil menggendong Arfin anak dari Aiko"..
"Jaey jangan lupa jika nanti kau kembali bawakan semua oleh-oleh yang ada di India untukku"...Seru Harnila menggoda.
"Whats!! Aku hanya mampu membelikanmu selendang untuk menari saja, Tak lebih dari itu"...Kata Jaey sambil terkekeh.
"Huuuuuhuuu!!"... Teriak Harnila sambil tertawa, Akhirnya sebagian para model dan Crew yang masih berada di Sunset Modelling melepas kepergian Aiko dan Jaey dihalaman depan kantornya.
"Apakah ia akan seperti ibunya yang suka dengan trend dunia permodelan"...Kata Harnila mencoba membuka pembicaraan dengan Aiko.
"Tergantung sih Har, Bisa ia bisa tidak mungkin"...Balas Aiko sambil tersenyum.
"Oiya kau berangkat jam berapa kebandara Ko".
"Satu jam lagi Har, Oiya selama aku di India jika ada klien spesial yang biasa mencariku, Mulai hari ini kaulah yang harus menggantikanku. Apapun yang terjadi selama aku di India, Biro Sunset Modelling Kaulah pemimpinnya, Dan kaupun juga harus menempati ruang kerjaku"...Kata Aiko.
"Tentu Ko, Dan aku akan berusaha melakukan yang paling terbaik di biro modelling kita ini, Oiya kaupun juga harus kabar-kabari aku selama kau di India"...Balas Harnila.
"Tentu Har, Kita akan berkomunikasi terus seperti dulu sewaktu aku masih di Jepang"...Obrolan mereka terhenti kala Jaey memanggil nama Aiko dengan sebutan Anna.
"Anna yuk kita berangkat aku sudah siap"...Serunya sambil menggendong Arfin anak dari Aiko"..
"Jaey jangan lupa jika nanti kau kembali bawakan semua oleh-oleh yang ada di India untukku"...Seru Harnila menggoda.
"Whats!! Aku hanya mampu membelikanmu selendang untuk menari saja, Tak lebih dari itu"...Kata Jaey sambil terkekeh.
"Huuuuuhuuu!!"... Teriak Harnila sambil tertawa, Akhirnya sebagian para model dan Crew yang masih berada di Sunset Modelling melepas kepergian Aiko dan Jaey dihalaman depan kantornya.
17 Komentar
Mungkin ini lebih cocok disebut novelet karena hanya dua bagian ya Mas. Padahal saya sudah siap batin baca berepisode-episode. Request sekuel dong tentang Khanif atau Jane-Agus gitu hehehe
BalasHapusOwh Aiko nikahnya sama Jaey, gabisa lagi dong Jaey main2 sama cwe2 model. Wkwk. Jaey menikahi Aiko selain buat menutupi aib juga karena Aiko mirip sama mantannya yang bernama Anabel, 😅. Hmm.. Anabel mirip nama boneka hantu 😅 dan juga nama anaknya, Arfin, aku tau maksudnya si Arvind Gupta kan? Si Owner MWB, wkwk.
BalasHapusTerus Agus Jambe SH, patah hati dan gigit jari, kurang gigih Agus memperjuangkan cintanya. Kalah sama Herman yg rela pergi pagi pulang pagi dari Jakarta ke Surabaya untuk menengok nenek disana mengendarai kereta malam 😛
Terus kisah ttg Khanif rada kurang tuntas, harusnya dia ikut kan sama Himawan ke Jakarta buat menengok nenek disana 😅🙏
OverAll, Cukup menyentuh kisahnya terutama pas bagian Aiko dan Jaey di taman belakang rumah. 👍👍
Wah mantannya kang jaey ternyata Anabel yang main di the Conjuring itu ya.😁
HapusBisa Yes, bisa juga No.
HapusBisa jadi dua2nya, Yes No hihi
Tadinya aku kira bakal bersambung lagi, soalnya Anjani dan Rahul eh Agus masih ngambang gitu, eh sudah tamat.
BalasHapusLama amat Hans mendekam di penjara sampai tujuh tahun, padahal cuma gara gara pajak. Harusnya Hans berguru dulu pada papa Setya Novanto yang korupsinya lebih gede tapi cuma tiga tahun bebas.😁
Akhirnya Anita, eh Aiko jadi kawin sama jaey gupta karena keburu melendung akibat ulah Hans. Berarti kasihan jaey ngga dapat perawan.😂
Kayaknya bakal ada sambungannya nih, lanjutannya khusus Agus Jambe dan Anjani liburan ke new Delhi.😁
Kirain yang nolongin Aiko itu si Agus ternyata si Jaey dan akhirnya si Jaey nikah sama Aiko sungguh ending yang tak terduga.
BalasHapushmmmm ternyata endingnya bikin trenyuh ya, nangis deh uwe
BalasHapusceritanya sih bagus, seandainya ga da bagian tokoh hans gw mau deh jadi aiko dan anjani....tau endingnya demikian...tapj ga ada adegan hans hahhahahah
seandainya oh seandainya.........hahaha......ah tapi yasudalaaa
uda gitu aja...tissue dulu ah
Tinggal kasih pulsa 10 ribu nanti tokoh nya bisa diganti mbul.😆
Hapuse tapi mbul ga mau deng kalau di cerpen fiksi perannya jadi ibu-ibu atau nyonya-nyonya dan temanya sinetron ikan terbang pula...maunya cerita cinta yang unyu-unyu..manis happy ending khas anak muda gitu deh, ga berderai air mata...hahahaaa...(meski part 1 sih ceritanya yang ini bagus), sayang aja aku suka ga kuat baca kalau topiknya penuh intrik dan endingnya ada sedih2nya begitu hwahaaa walaupun cuma FIKTIF belaka, tetep aja baper...
Hapustapi kalau lawan mainnya agus jambe tokoh fiktif boleh lah wkwwk #kabooooooorrr
Suka banget tiap mampir ke mas satria, selain ceeita fiktifnya yg menarik ada lagunya juga jadi bisa lebih mendramatisasi cerita hehe
BalasHapusada lagunya ya mbak?
Hapuswah PC ku gak pake speaker jd gak bisa denger lagunya
gak papa deh selendang juga.. tp sepuluh lembar ya... hehe :D
BalasHapusJaey bisa setia juga akhirnya yaaa :D. Tapi aku protes kenapa dia ga bisa menerima Aiko apa adanya, kenapa harus dianggab seperti mantannya yg udah meninggal hahahah.. ga tulus dong berarti :p.
BalasHapusTp yg penting happy ending :D. Ksian banget si hans baru bisa liat anaknya pas umur 17 :D buset daaah.
Iyaa betul fans, Kan katanya pria idaman.😁😁😁
HapusKan niat Jaey emang nyari yang mirip Annabella, Ternyata ada di Indonesia lagi nyempil namanya Aiko, Yaa kawinlah mereka akhirnya..🤣🤣🤣🤣🤣
Biarin aja si Hans begitu Fans...Ngurus yang di Solo juga belum kelar2..🤣🤣🤣🤣🤣🤣
duh ya, ngliat gambar diatas post jd kepengen....
BalasHapusahhhhh emess emess hahahaha
BalasHapusternyata jaey emang lebih perhatian, care dan sayang. tapi semua sayang. ahh kalau jadi aiko pasti bingung
Lucu banget pas baca "Asal jangan pengacara perceraian Gus, Terkecuali kau sudah menikah kembali". HAHAHAHAHAHA
BalasHapusKasian Aiko mas, dicintai sebagai orang lain, bukan sebagai dirinya sendiri karena Jaey mengaggapnya spt mantannya yg udah meninggal
TERIMA KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA UNTUK MEMBACA CORETAN YANG EEHEEM,! UHUUKS2!
Emoji