Tulisan saya kali ini agak sidikit berbeda dan agak seram, Karena memang saya akan bercerita tentang hantu atau horor. Biasanya diblog ini memang tidak pernah saya tulis atau posting sebuah kisah baik fiktip maupun nyata yang berbau horor atau mistis. Karena memang tidak suka saja, Akan tetapi kali ini saya akan mencoba atau mau bercerita kisah-kisah nyata yang sudah saya alami dari sejak saya SD hingga beranjak gede.😁😁

Seperti apa kisah yang saya alami? Banyak sebenarnya kisah mistis atau hal yang menyeramkan dalam kehidupan saya. Akan tetapi hal itu memang jarang sekali saya ceritakan disebuah medsos atau sejenisnya, Alasannya yaa tidak suka saja atau takut dijuluki paranormal yang tidak jelas. Karena hal-hal yang berbau mistis atau kisah misteri terkadang membuat orang percaya dan tidak percaya. Namun untuk cerita saya kalian atau pembaca blog ini harus percaya 100% yaa...Eehh kok maksa gue yee.🤣 🤣 🤣 🤣 😆

Tapi ini serius lho, Dan benar saya alami percaya atau tidak yaa terserah pada anda deh.😆 Seperti apa berikut kisah misteri yang saya alami dibawah ini kala saya masih duduk dibangku Stm.

Jam pelajaran sekolah telah usai para siswa stm yang lebih dominan kebanyakan para pria nampak riang dan membubarkan diri. Tak berselang lama para pelajar stm itu nampak bergerombol mencari transportasi umum baik mobil atau kereta api. Namun sebelum para pelajar stm itu memisahkan diri dan pulang kerumah masing-masing biasanya mereka lebih selalu meluangkan waktu untuk nongkrong-nongkrong sejenak sambil menikmati suasana sore.

Ditengah hiruk-pikuk para siswa stm sayapun nampak tersenyum jua bersama mereka, Namun tak berselang lama saya mulai meninggalkan mereka untuk menuju stasiun kereta karena bagi saya untuk nongkrong sore saya lebih suka distasiun Gambir agar bisa menikmati indahnya matahari terbenam dan tugu monas. Namun baru beberapa langkah saya berjalan teman saya Rangga memanggil saya..."Sat luh mau kemana, Nggak usahlah terburu-terburu pulang kita nongkrong dulu disini mumpung banyak cewek smu yang pada lewat nih"...Serunya sambil menarik tangan saya untuk kembali bergabung nongkrong bersamanya.

Awalnya saya menolak dan lebih ingin nongkrong distasiun, Akan tetapi karena Rangga dan saya pulang satu tujuan yaitu kota Depok. Sayapun akhirnya menuruti keinginannya untuk Nongkrong dihalte bus jalan Budi-Utomo. Ranggapun nampak senang, Bahkan teman-teman saya lainnya ia traktir jajan semuanya Hingga akhirnya keramaian anak sekolah itu bah sedang merayakan sebuah acara ulang tahun. Namun keseruan kami semua dengan Rangga terhenti kala seorang senior kami memberitahukan akan diadakannya tawuran hari ini juga.

"Haaii! Teman-teman kalian dengar semua bahwa sejak kemarin sekolah kita diremehkan oleh 3 stm yang ada di Jakarta selatan dari mulai stasiun Manggarai hingga stasiun Depok mulai hari ini kita harus buat perhitungan dengan mereka. Ingat kalian jangan ada yang menjadi jiwa pengecut, Mulai hari ini dan seterusnya kita terima tantangan ini"....Seru para senior sekolah kami dengan berapi-api.

Baik saya, Rangga dan teman lainnya langsung terpropokasi. Hari itu juga saya dan teman lainya langsung membuat barisan tempur sebagian ada yang dikereta api, Sebagian menggunakan bus kota. Saya dan Rangga lebih memilih naik kereta api. Tawuranpun tak dapat dihindari, Setibanya distasiun Manggarai saya Rangga dan teman lainnya langsung menyerang pelajar-pelajar yang ada disekitar stasiun tersebut secara membabi-buta. Dan saya berserta rombongan tak perduli mau anak stm, Smu bahkan Smea sekalipun semuanya tetap jadi target buruan saya dan teman-teman.





Tawuranpun terus semakin melebar, Langit kota Jakarta nampak diselimuti oleh awan hitam dari stasiun Manggarai saya dan rombongan terus menaiki kereta hingga kearah stasiun pasar Minggu. Sesampainya disana tawuran kembali pecah seperti biasa kamipun saling timpuk dan saling ejek sambil memamerkan benda-benda tajam. Hujan yang deras tak membuat semangat saya dan teman-teman semakin kendor. Bahkan kala kereta api semakin penuh dan saya sempat diusir oleh petugas stasiun akhirnya saya memilih naik diatap kereta api. Keretapun terus berjalan menuju stasiun Tanjung Barat dan Lenteng Agung diatas atap kereta Rangga nampak menjadi sang pemimpin, Sambil berteriak lantang iapun menikmati hujan sambil membuka bajunya merasa puas penuh kemenangan. Hujan yang deras juga tak membuat pelajar stm lainnya untuk berhenti tawuran bahkan saat kereta api telah berlalu meninggalkan stasiun pasar Minggu mereka terus menimpukki kereta yang kami tumpangi. Timpuk-timpukkan batupun tak dapat dihindari lagi. Merasa tersudut karena berada diatap kereta api sayapun memberi isyarat kepada Rangga agar merunduk dan turun dari atap kereta api karena persedian batu yang saya bawa sudah habis.

Namun peringatan yang saya berikan kepada Rangga sepertinya tak ia hiraukan, Rangga terus mengejek para anak stm yang menimpukkinya dari atas kereta api. Sayapun kembali meneriakinya untuk segera turun dari atap kereta karena hujan semakin deras. Akan tetapi derasnya hujan membuat suara saya tak didengar oleh Rangga. Dan entah dari mana datangnya tiba-tiba sebuah batu mengenai punggung Rangga..."Duuugg"!! Ranggapun nampak kaget dan berusaha mengimbangi dirinya tetapi karena licin Ranggapun terpelanting, Iapun terjatuh dari atap kereta hingga terperosok kepinggir jendela, Rangga berusaha bertahan tetapi jalur kereta serta jalannya nampak miring dan menikung kekiri membuat ia tak kuat bertahan dan akhirnya terjatuh dari kereta api yang masih dalam keadaan berjalan dengan kencang. Melihat apa yang dialami Rangga membuat saya panik dan berteriak kepada teman-teman saya agar segera turun dari atap kereta untuk segera mencari tahu tepat posisi Rangga terjatuh. Lima menit berlalu keretapun tiba distasiun Lenteng Agung, Saya dan teman-teman langsung serempak berlari menelusuri rel kereta api untuk menolong Rangga yang telah terjatuh dari kereta api.

Setelah berlari sambil berhujan-hujanan akhirnya saya dapat menemukan Rangga yang sudah tergeletak tidak jauh dari rel kereta api. Sebagian penduduk sekitar pinggir rel kereta api hanya meminggirkan tubuh Rangga yang tengah sekarat ketempat yang lebih nyaman, Selebihnya semuanya ia serahkan kepada saya dan teman-teman saya lainnya. Kami serentak nampak terpaku memandangi keadaan Rangga, Darahpun semakin deras keluar banyak dari kepalanya. Sedangkan matanya nampak putih, Mulutnya pun sudah tidak bisa bicara lagi, Namun nafas serta denyut nadinya nampak masih sedikit berdetak. Meski tak kuat memandang keadaan Rangga sayapun dan teman-teman lainnya akhirnya membawa Rangga kerumah sakit untuk segera mendapatkan penanganan yang serius.

Akan tetapi setelah kami beramai-ramai menggotong tubuh Rangga yang sedang kritis baik kendaraan pribadi mau pun umum semuanya tidak ada yang mau menolong untuk membawa kerumah sakit. Mendapati hal ini sayapun spotan mengamuk jalan raya Lenteng Agung pun saya blokir dengan teman-teman saya yang berjumlah hampir 100 orang lebih. Hingga akhirnya ada sebuah mobil sedan yang rela dan ikhlas untuk mengatar Rangga kerumah sakit. Akhirnya sayapun membawa Rangga kerumah sakit, Dan sisa teman saya lainnya menyusul dengan menumpang truk.

Tetapi meski saya dan teman-teman sudah berusaha membawa Rangga kerumat sakit nyawanya tak tertolong juga. Akhirnya pria asal Sumatra Utara yang lebih memilih menetap kota Jakarta itu menghebuskan nafas terakhirnya didepan pintu rumah sakit. Mau tidak mau saya dan teman-teman harus membawa Rangga kembali kerumahnya untuk segera dimakamkan. Kejadian itu sangat membuat keluarganya terpukul berat. Tak hanya itu keesokan harinya setelah selesai pemakaman Rangga, Baik saya dan teman-temannya lainya kembali kena skor selama 2 minggu. Para gurupun banyak yang bertanya-tanya detail atas kematian Rangga yang tragis serta memilukan itu. Namun baik saya dan teman-teman hanya bisa diam dan hanya bisa menjawab seadanya, Selebihnya kami semua pasrah menerima hukuman atau sangsi yang diberikan oleh pihak sekolah.


~ TIGA BULAN KEMUDIAN ~


Malam minggu malam yang ditunggu-tunggu bagi kaula muda kala itu, Termasuk saya meski baru menjadi seorang anak Stm kelas 1 bagi saya yang namanya malam minggu adalah sebuah malam yang penuh dengan pesona asmara.😁😁 Apa yang ada dipikiran saya kala itu main kerumah teman wanita adalah sudah syah atau ada harapan untuk dapat menjadikan teman wanita tersebut seorang pacar. Namun pada malam minggu itu langkah saya untuk menikmati malam panjang terhenti karena sebuah teriakan seorang tetangga rumah yang juga menjadi teman saya.

"Buu itu si Hidayat kenapa kaya orang kesurupan teriak-teriak begitu?"...Seru saya kepada Ibu dirumah.

"Entahlah coba ibu tengok kerumahnya sebentar"...Ibu sayapun segera berlalu meninggalkan saya, Setangah jam kemudian ia kembali kepada saya dan menceritakan apa yang menimpa Hidayat tetangga kami. Mendengar cerita ibu saya hampir tak percaya, Karena kata ibu saya Hidayat kesurupan teman sekolah saya yang bernama Rangga. Dan Hidayatpun sempat bicara kepada ibu saya untuk segera memanggil saya dan berjumpa dengannya.

Aneh serta heran bahkan tidak percaya apa yang telah dikatakan oleh ibu saya sendiri. Dan rasa segan untuk menemui Hidayat tetangga saya, Sangat jelas terlintas pada pikiran saya. Karena pastinya malam minggu saya bakal kelabu dengan hal-hal yang menurut saya sangat aneh. Akan tetapi karena ibu saya terus memaksa akhirnya sayapun menuruti keinginan ibu saya untuk kerumah tetangga saya yang bernama Hidayat.

Tak berselang lama sayapun tiba dirumah Hidayat, Rumah itu sudah mulai ramai orang berkerumun, Bahkan ada pula orang yang melantunkan ayat-ayat suci Alqur,an agar setan atau roh jahat yang merasuki tubuh tetangga saya segera keluar dari raganya. Hidayatpun nampak berteriak-teriak bahkan mengamuk. Namun teriakan Hidayat terhenti kala ia melihat kehadiran saya dihadapannya.

"Heeii haloo! Sat, Gimana kabar anak-anak? Oiya Sat maafin gue yee, Yang nggak mau dengar nasehat luh sewaktu diatas kereta. Sekarang begini jadinya keadaan gue"...Seru Hidayat yang masih dalam dipengaruhi arwah Rangga teman sekolah saya yang telah wafat.

Sayapun nampak tegang dan melotot. Percaya tidak percaya semuanya telah terjadi dan terbukti nyata bawah itu memang Rangga yang merasuki tubuh tetangga saya Hidayat. Bahkan Ranggapun semakin menangis dan meminta saya untuk mewakili dirinya meminta maaf kepada teman-teman serta para guru disekolah. Setelah menyanggupinya akhirnya saya sedikit berbincang-bincang dengan Rangga meski sejujurnya pada diri saya ada rasa tegang dan takut. Dan 10 menit berlalu akhirnya arwah Rangga yang merasuki tubuh tetangga saya Hidayat keluar dari raganya. Hidayatpun nampak bingung dan aneh, Karena banyak orang yang mengerubunginya dengan raut wajah yang nampak tegang dan penuh keresahan.

Keluarga Hidayatpun nampak berterimah kasih kepada saya, Karena kehadiran saya apa yang dialami oleh Hidayat anaknya kini mulai normal kembali. Merasa banyak mendapatkan perhatian dari warga sekitar lingkungan tempat saya tinggal, Sayapun memilih diam dan tidak terlalu banyak bicara. Sampai akhirnya sayapun berlalu dari rumah Hidayat. Setelah berbincang-bincang dengan ibu saya tentang Hidayat, Sayapun akhirnya memilih membatalkan acara malam minggu dan memilih diam dirumah. Dirumah sendiripun saya nampak resah dan ada perasaan takut, Bagaimana jika Rangga secara tiba-tiba merasuki tubuh saya seperti yang dialami Hidayat tetangga saya. Malam itu pikiran saya selalu berkecamuk tentang Rangga bahkan atas kejadian itu saya tidak mau selalu banyak melamun dengan pikiran yang kosong.

Sampai pada hari senin kejadian yang saya alami tentang Rangga saya ceritakan pada teman-teman disekolah. Mendengar apa yang telah saya ceritakan sebagian teman saya banyak yang tertawa dan tidak percaya, Namun saya tidak perduli, Karena kejadian itu memang murni saya alami. Dan akhirnya dari sekian banyak teman saya ada beberapa orang teman saya yang hobi serta percaya dengan hal-hal mistis, Ia meyakinkan kepada saya bahwa arwah Rangga akan selalu terus mengikuti saya. Ia juga meyarankan kepada saya untuk bergabung belajar meguasai ilmu bhatin dan bela diri agar tidak selalu diikuti oleh arwah Rangga.

Awalnya saya ragu dengan apa yang dikatakan oleh teman saya Tirta, Tetapi karena ia terus memaksa dan banyak bercerita tentang hal-hal mistis yang berlebih akhirnya sayapun mau dan menuruti apa yang selalu Tirta katakan. Bahkan menurut Tirta belajar ilmu kebhatinan bisa digunakan untuk pelindung diri kala tawuran yang selalu datang secara tiba-tiba. Sejak itu saya sering diajak Tirta kerumahnya yang berada dikota Bogor. Bahkan setiap malam minggu saya sering menginap dirumah Tirta untuk mempelajari ilmu bela diri dengan ritual secara ghaib. Kejadian itu membuat saya lebih gampang emosi terhadap orang lain dan pacar saya. Dua bulan berlalu akhirnya orang tua saya tahu apa yang saya lakukan iapun marah dan melarang saya untuk belajar mendalami ilmu bhatin. Sayapun sempat bimbang namun akhirnya setelah berpikir jernih sayapun akhirnya meninggalkan apa yang telah saya pelajari dengan Tirta teman saya...Karena selama saya belajar ilmu kebhatinan, Semua itu tidak banyak memberi pengaruh bagi diri saya. Dan arwah Ranggapun tidak pernah menghantui saya, Bahkan selama saya tawuran ilmu bhatin serta kekebalan tubuh tidak berpengaruh sama sekali, Sayapun masih sering babak belur jika terlibat tawuran.

Demikianlah sedikit cerita saya yang dimana kala itu saya bisa berbincang-bincang dengan teman sekolah saya yang sudah wafat hampir 3 bulan lebih. Percaya atau tidak percaya, Sampai hari ini sayapun masih bimbang apakah itu memang arwah teman sekolah saya? Atau hanya arwah gentayangan yang hanya mengaku-ngaku sebagai Rangga teman saya. Intinya setan dan manusia adalah ciptaan Allah.S,W,T, Yang mempunyai alam yang berbeda. Dan adanya setan yang menggoda manusia semuanya kembali pada manusia itu sendiri, Karena meski bagaimanapun kuatnya seorang anak manusia tetap tidak luput dari yang namanya godaan setan.



~ THANK~YOU ~