Tulisan saya kali ini adalah tentang seorang sahabat sewaktu masih Smp namun setelah kami berdua lulus Smp persahabatan itu hilang dan luntur seketika. Baik saya dan dia saling bermusuhan cuma karena sejak lulus Smp kami beda sekolah. Dan kisah persahabatan saya ini sebenarnya sudah lama ingin saya tulis, Namun baru hari ini saya mendapatkan photo sahabat saya itu. Karena ia sendiri memang tidak tertarik dengan yang namanya medsos dan sejenisnya, beruntung sang istri beliau punya IG yang banyak menyimpan photo tentang sahabat saya itu, dan berkat bantuanya pula saya akhirnya bisa menulis tentangnya.😁😁

Dalam kehidupan pribadi saya hal yang sangat biasa punya sahabat yang akhirnya menjadi musuh cuma karena beda sekolah. Kejadian ini bukan sekali ataupun tiga kali saya alami, dari sekian banyak sahabat saya yang membelot, cuma yang satu ini yang punya kesan serta inspirasi bagi saya sendiri. Seperti apa berikut dibawah ini.👇

Sebagai seorang siswa smp kelas satu sayapun merasa bangga bisa naik kelas, namun ternyata ada seorang kakak kelas saya yang tidak naik kelas kala itu. Singkat cerita akhirnya iapun menjadi satu kelas dengan saya. Dan tanpa sengaja sayapun duduk satu bangku dengannya. Karena satu bangku akhirnya sayapun akrab dengannya. Bahkan jika ada PR dari sekolah kami berdua sering mengerjakannya diruang sekolah meski harus datang lebih awal kesekolah, agar bisa membuat PR.

Namanya Sahlani Awa, Keluarganya keturunan Betawi Minang, sedangkan ia lama menetap dikota Jakarta. Yang unik dari dirinya kala itu adalah ia tinggal di Jakarta namun lebih memilih sekolah di Depok. Meski bukan satu hal yang aneh tetapi dalam sekolah saya cuma ia yang rumahnya paling jauh yaitu dikawasan Manggarai Jakarta Selatan.

Hari demi hari saya semakin akrab dengannya bahkan jika jenuh dengan pelajaran disekolah, sayapun lebih senang memilih bolos bersamanya, dan selama bolos sekolah saya sering diajak berkunjung kewilayahnya yang berada di Jakarta Selatan, tak hanya itu saja sayapun sering diajak keliling Jakarta dari selatan, timur, barat serta utara. Sampai akhirnya teman-teman dikelas menyebut kami berdua sahabat karib yang tak terpisahkan. Hingga kami berduapun lulus sekolah smp dan kembali melanjutkan sekolah ke Sma, smea, atau stm.

Selama saya lulus smp dan memilih melanjutkan sekolah di Stm tak ada kabar dari sohib saya, bahkan saya berharap iapun bisa masuk stm sama seperti saya...Sahlani Awa atau yang lebih dikenal dengan nama Ankoy tak pernah ada kabarnya sama sekali, menelepon kerumah sayapun tidak pernah. Padahal ia menyimpan nomor telepon rumah saya kala itu.

Hingga pada hari sabtu setelah pulang sekolah sayapun berniat mengunjungi rumah sahabat karib saya yang bernama Sahlani Awa atau lebih dikenal dengan sebutan Angkoy. Namun sesampainya dirumah ibu, bapak serta keluarganya mengatakan bahwa Angkoy masuk sekolah siang. Akhirnya sayapun hanya berbincang-bicang dengan keluarganya yang memang sudah akrab sejak saya masih smp, karena sering berkunjung kerumahnya. Kedua orang tua Ankoy berkata kepada saya bahwa anaknya juga masuk Stm sama seperti saya. Kata kedua orang tuanya Ankoy bersekolah di Stm Manggarai Utara 7 atau yang dikenal dengan sebutan Maut 7. Meski Stm tersebut bermusuhan dengan sekolah saya demi Ankoy yang memang sahabat karib saya bukan masalah untuk tetap selalu bersahabat bersamanya.

Akhirnya setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya dan keluarga, saya berjanji akan berkunjung kembali pada hari senin siang. Dan hari yang dinanti pun telah tiba setelah selesai pulang praktek disekolah sayapun langsung menuju kawasan Manggarai Jakarta selatan untuk menemui sahabat saya Ankoy, beruntung ia belum berangkat kesekolah meski sudah mengenakan seragam. Ankoy pun nampak dingin setelah berjumpa kepada saya, tak ada senyum atau rasa gembira saat bertemu dengan saya, tetapi meski demikian saya tetap memakluminya.

Ankoy pun mengajak saya untuk berbicara dan ngobrol diluar rumahnya, Sayapun mulai heran terhadap dirinya dan berpikir ia sedang punya masalah... Akhirnya saya dan Angkoy tiba disebuah jalan yang menuju terminal bus Manggarai, tanpa basa-basi Ankoypun mulai membentak saya tanpa pernah perduli lagi dengan persahabatan yang telah terjalin dengan erat sejak Smp.

"Satria luh ngapain masih berani-berani nemui gue lagi, gue tahu luh anak Boedoet tapi jangan luh kira sekolah gue takut ribut dengan sekolahan luh bangsat".

"Wooii maksud luh apa Koy bicara begitu, gue cuma mau ketemu luh doang nggak ada hubungannya sama sekolahan kita yang sering tawuran"...Balas saya tak mengerti dengan tingkah laku Ankoy yang nampak sudah berubah dratis.

"Nggak usah alesan luh sama gue, luh mau bangga diri jadi anak Boedooet gue nggak pernah takut sama sekolahan luh bangsat".

Angkoy mulai menyerang saya secara membabi buta, apa yang saya ingin jelaskan tidak pernah ia hiraukan. Sayapun terpaksa membela diri, keributan tak dapat dihindari lagi, namun sial keributan yang saya lakukan terhadap Ankoy diketahui teman-teman sekolahnya. Mereka langsung membantu Angkoy untuk mengeroyok saya. Meski panik sayapun mencoba bertahan mengimbangi 5 orang teman Angkoy yang mulai menyerang saya habis-habisan, akan tetapi lama-lama kelamaan pertahanan sayapun ambruk, sayapun menjadi bulan-bulan Angkoy berserta teman-temanya.

Saya dibuat hampir sekarat oleh Ankoy dan teman-teman seluruh badan saya luka memar terutama pada bagian wajah dan sebelum tak sadarkan diri sayup-sayup saya masih bisa mendengar orang berteriak berkata 'bubar' setelah itu saya tak ingat apa-apa lagi. Saya tersadar setelah berada di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo ( RSCM ) dan beberapa teman Stm dari sekolah saya telah berada disamping saya. Iapun menceritakan kejadian itu kepada saya sewaktu saya dikeroyok oleh Ankoy dan teman-temannya kebetulan ia lewat dan langsung membela saya dengan warga sekitar meski keadaannya telah telat.

Seminggu lebih setelah saya berada di RSCM akhirnya saya bisa pulang kerumah dan bersekolah kembali. Dan sejak itu saya memiliki dendam yang sangat berapi-api kepada Ankoy berserta sekolahnya yang bernama Stm Maut 7. Dan sejak kejadian itu pula saya lebih sering jadi orang pendendam apa bila disakiti sedikit saja, dan karna itu pula saya tidak suka bersahabat lagi. Saya lebih senang berteman biasa dengan siapapun. Bahkan atas kejadian itu pula semangat tawuran sayapun semakin tinggi, terlebih dengan yang namanya Stm Maut 7.

Ankoy yang dulu menjadi sahabat saya kini bah musuh bebuyutan yang memang harus dimusnakan kala itu. Bahkan setiap saya berangkat kesekolah jika melewati stasiun Manggarai sayapun selalu melakukan operasi besar-besar untuk mencari Stm Maut 7. Tawuranpun tak dapat dihindari lagi, namun mencari seseorang yang bernama Ankoy sangat sulit, ia selalu berkelit jika bertemu dengan saya terlebih jika dalam keadaan kepepet. Begitu juga dengan saya jika bertemu dengannya terkadang dalam keadaan yang kepepet, bahkan terkadang posisi saya sedang sendiri sedangkan ia sedang bergerombol bersama teman-temannya.

Tetapi dendam saya terhadap Ankoy tidak pernah surut, bahkan saya selalu membayang-bayangi dalam kehidupan Ankoy selama ia bersekolah tak hanya saya, sebagian teman-teman disekolah sayapun demikian. 'Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga' pribahasa ini memang cocok untuk orang seperti Angkoy, akhirnya sayapun berkesempatan berduel denganya, kejadian itu tanpa sengaja terjadi kala itu saya sedang bolos sekolah dan ingin melakukan tawuran dikawasan Jakarta timur Cililitan namun dalam perjalan saya bertemu dengan anak Stm lain yang sedang tawuran dengan sekolah musuh saya yang bernama Ankoy dan kesempatan itu saya manfaatkan untuk menonton aksi tawuran tersebut.

Karena kurangnya Armada Ankoypun keteteran menghadapi Stm yang menjadi musuhnya iapun berusaha menghindar, dengan melarikan diri sayapun mengejarnya dan terus membuntutinya dengan teman-teman saya. Sampai akhirnya Ankoy pun terpojok dan mau tidak-mau harus berhadapan dengan saya iapun nampak kesal dan memaki diri saya.

"Pengecut luh mau ngeroyok gue, asal luh tahu gue nggak pernah takut".

Mendengar apa yang ia ucapkan sayapun hanya tertawa..."Luh lebih pengecut dari gue bangsat"...Seru saya sambil dengan cepat menyabetkan rantai besi kewajah Ankoy, iapun mencoba menghidar, menangkisnya dengan samurai pendek yang ia pegang, tetapi karena rantai yang saya gunakan cukup panjang akhirnya tetap mengenai pelipis matanya dengan telak, ditambah beberapa teman saya menghujaninya dengan lemparan batu Ankoy pun akhirnya ambruk berguling-guling diaspal jalan sambil berusaha untuk bangkit dan melarikan diri, namun luka dimata serta kepalanya tak bisa dengan mudah membuat ia bangkit, sedangkan sebagian teman-temannya sudah banyak yang melarikan diri.

Melihat Ankoy dengan keadaannya yang kritis sayapun merasa puas dan tak ada rasa iba terhadapnya sayapun kembali menghantamkan rantai kearah punggungnya iapun nampak meronta-ronta kesakitan namun tiba-tiba entah dari mana datangnya Stm lain yang tadi sedang tawuran dengan Ankoy dan teman-temannya kembali muncul, awalnya saya nampak kaget tetapi karena ia lebih memilih mengincar Ankoy sayapun membiarkan anak-anak Stm lain yang saya tidak ketahui namanya itu mengeroyok Ankoy hingga melemparnya ke sungai Ciliwung.

Kejadian itu sempat saya saksikan sendiri sambil tertawa ria dengan teman-teman saya sampai polisi datang sayapun membubarkan diri dengan berlari tak tentu arah. Dan sejak kejadian itu kabar Ankoy sang jagoan Stm Maut 7 tak pernah saya dengar lagi, meski sekolah tersebut semakin dendam dan akan terus menantang tawuran terhadap sekolah saya. Bahkan sejak dendam saya terbalaskan sayapun sedikit demi sedikit mulai bisa melupakan Ankoy yang pernah menjadi sahabat saya sewaktu masih smp hingga saya lulus dari Stm.



Wuuiih!! Jagoan Jakarta, Serem Gue Lihatnya. Ampun Pak Saya Nggak Ikut2tan.🤣 🤣


15 tahun lebih telah berlalu pada era tahun 2016 saya mendapat kabar dari seorang wanita yang memang teman sewaktu saya Smp dahulu. Iapun mengatakan bahwa teman yang lainnya sudah membuat group WhatsApp sekolah dan sayapun diwajibkan masuk dalam group WhatsApp tersebut untuk mengenang masa-masa sewaktu Smp. Akhirnya sayapun menerima dengan senang hati tawaran tersebut. Sayapun bisa mengobrol ngalor ngidul tentang masa-masa sewaktu Smp dahulu, hingga tanpa sadar ada beberapa teman yang menanyakan tentang Ankoy kepada saya.

"Sat ngomong-ngomong sohib berat luh nggak luh masukin digroup"...Tanya beberapa orang teman.

Sayapun nampak bingung harus berkata apa, akhirnya sayapun berbohong....."Sekolahan gue sama sekolahan si Ankoy sering tawuran jadi gue ketemu Ankoy cuma sebulan sekali, itupun tidak lama. Nanti gue kabarin kalau gue ketemu Ankoy"...Balas saya berpura-pura.

Akhirnya teman-teman Smp saya yang digroup pun memaklumi hal itu. Dan sejak kejadian itu sayapun kembali menerawang kemasa lalu dimana kala itu saya memukuli Ankoy hingga datang anak Stm lain yang juga ikut memukulinya hingga melemparnya kesungai Ciliwung. Sayapun bertanya-tanya pada diri saya sendiri, apa ia masih hidup atau sudah mati, tetapi akhirnya saya kembali tidak perduli dengan keadaannya. Dan jika teman-teman Smp saya menanyakan tentang Ankoy alasan demi alasanpun selalu saya buat.

Hari-hari terus berganti, 5 bulanpun terus berlalu dan tanpa sengaja saya bertemu dengan kakak dari sahabat saya yang bernama Ankoy, pertemuan itu terjadi dikota Bekasi kamipun ngobrol ngalur ngidul sampai akhirnya sayapun menanyakan kabar tentang Ankoy adiknya.

"Sombong luh Sat dari mulai Stm sampai sekarang udah jarang main ke Manggarai lagi"...Seru sang kakak dari teman saya itu yang bernama Sahwan.

"Biasalah Wan gue sekolah Stm dijakarta musuh gue banyak jadinya gue hampir jarang ketemu sama adik luh. Dan antara gue dan dia udah bikin janji saling membatasi diri selama bertemu"...Jawab saya kembali berbohong.

Akhirnya sayapun mendesak Sahwan kakak dari sahabat saya yang bernama Ankoy. Iapun banyak bercerita tentang sang adik yang kini telah menjadi seorang Haji, bahkan Ankoy sudah tiga kali pergi berangkat haji. Selain menjadi penceramah Ankoy juga menjadi guru agama disebuah madrasah didaerah Bojong-Gede Bogor. Dan iapun sudah menjadi warga Bojong-Gede sejak lama.

Sayapun semakin penasaran dan akhirnya meminta alamat lengkap sahabat sekaligus musuh saya yang kini sudah tinggal didaerah Bogor. Kepada saudara kandungnya itu. Dan saya berjanji kepada Sahwan akan selalu sering berjunjung kedaerah Manggarai jika ada waktu luang.



Eeh Ada Pak Haji 😁😁 Numpang Lewat Pak Haajjiii!!🤪


Pukul 19.00 Sayapun nampak duduk santai didepan teras rumah sambil memperhatikan nomor WA sahabat sekaligus musuh saya yang baru saja saya dapatkan dari saudara kandungnya yang bernama Sahwan. Diprofil WA tersebut nampak photo seorang anak laki-laki usia 9 tahun, Dan saya yakin ia anak dari Ankoy sahabat sekaligus musuh saya kala itu. Dan sayapun bertanya pada diri saya sendiri. 'Apa mungkin seorang Ankoy sudah menjadi seorang Haji dan alim ulama serta guru mengaji' Sayapun tidak tahu, benar atau tidaknya mau tidak mau saya harus membuktikan sendiri.

Seminggu kemudian sayapun akhirnya mencari alamat Ankoy yang ada didaerah Bojong-Gede Bogor untuk berjumpa dengannya tak berselang lama sayapun tiba didaerah tersebut dan segera mencari alamat yang saya tuju. Tanpa menunggu lama akhirnya rumah Ankoy sahabat sekaligus musuh saya bisa ditemukan, karena ia seorang haji dan hanya satu nama yang sudah tidak asing lagi didaerah tersebut. Akhirnya saya percaya bahwa sahabat sekaligus musuh saya kini sudah menjadi seorang ustad atau pemuka agama.

Pintu rumah saya ketuk dengan tenang, tak berselang lama muncul seorang wanita berhijab putih. Sayapun menjelaskan keperluan bahwa ingin bertemu dengan bapak haji Sahlani Awa, akhirnya sang wanita yang ternyata istrinya itu mengatakan bahwa suaminya memang sedang libur, tetapi ia sedang mengajar mengaji disebuah pondok yang tak jauh dari lokasi rumahnya akhirnya sang istri tersebut menyuruh saya menemuinya dengan menunjukkan tempat dimana ia mengajar mengaji karena saya ada keperluan mendadak terhadap suaminya haji Sahlani Awa. Sayapun tersenyum dan segera pamit kepada wanita tersebut untuk menemui sahabat sekaligus musuh saya yang telah lama menghilang.

Lima menit berlalu sayapun tiba dipondok tempat haji Sahlani Awa mengajar ngaji berhubung ia mengajar ngaji anak-anak usia Sd dan Smp sayapun segera memberi salam, haji Sahlani Awapun menyambut salam saya, namun setelah itu kami berdua hanya saling tatap penuh ketegangan tanpa bicara sekatapun. Saya nampak bingung harus berkata apa setelah orang yang telah saya cari-cari kini sudah berada dihadapan saya. Entah apa yang ada dipikiran haji Sahlani Awa kala bertemu dengan saya juga, sampai akhirnya haji Sahlani Awa memulai pembicaraan terhadap saya.

"Bukankah luh yang bernama Satria dari mana luh bisa tahu tempat gue disini, dan ada keperluan apa luh mencari gue"...Seru haji Sahlani Awa yang juga nampak tegang.

Mendapati hal itu sayapun mencoba tenang, bahkan demi menghilangkan ketegangan kembali saya mencoba meledek haji Sahlani Awa..."Keperluan gue kesini untuk mencari luh dan kita punya urusan dimasa lalu belum selesai Koy". Balas saya mencoba berpura-pura angkuh terhadapnya.

Haji Sahlani Awa alias Ankoy akhirnya tertawa mendengar apa yang telah saya katakan..."Gue sudah tidak seperti dulu lagi Sat, ternyata dendam luh sama gue masih tetap abadi baiklah apa yang luh mau tetap gue ladenin Sat, tapi setelah gue selesai mengajar mengaji".

"Ok kalau begitu gue tunggu tantangan luh diluar setelah urusan luh sama murid-murid luh selesai".



Maakk!!😁😁 Ntar Lebaran Kita Makan Ketupat Yee, Pak Haji Jangan Diajak Tuman.🤣 🤣


Sayapun segera berlalu keluar pondok, diluar pondok saya nampak senyam-senyum sendiri dan merasa bahagia karena bisa kembali memancing emosi haji Sahlani Awa yang sudah mulai naik pitam. Ternyata benar apa yang dikatakan saudara kandungnya bahwa Ankoy memang telah berubah draktis, meski luka disekujur wajah, mata dan bibir yang sobek selama sering tawuran kala zaman sekolah dulu, tetapi luka tersebut tampak tidak terlalu kentara berkat aura jiwanya yang sekarang ini.

Setelah selesai mengajar ngaji haji Sahlani Awa pun bergegas menghampiri saya dan kembali berkata..."Urusan mengajar ngaji sudah selesai sekarang apa yang luh inginkan insyaallah gue bisa turuti Sat, tetapi luh mesti ingat juga jangan salahkan gue kalau banyak warga sekitar sini yang membela gue, apa luh udah pikirkan itu matang-matang".

Mendengar hal itu sayapun hanya tertawa dan balas berkata..."Oiya, kalau begitu lebih baik mending sekarang luh siapin gue makanan serta minuman yang segar, karena awal pertama gue tiba disini sampai sekarang luh nggak pernah nyuguhin gue apa-apa atau mungkin luh lagi bokek berat"... Jawab saya sambil tertawa dan mengulurkan tangan kepada ustad Sahlani Awa.

Sang ustad pun membalas uluran tangan saya, bahkan iapun langsung memeluk saya sambil menepuk-nepuk pundak saya. Dan ada tetesan air mata keluar dari kelopak matanya, namun ia segera mengusapnya sambil kembali berkata..."Kalau itu yang luh mau insyaallah sampai esok hari gue sanggup menyediakannya Sat"...Balasnya sambil segera melangkah dan membawa saya menuju kerumahnya.



Pak Haji, Bu Haji....Jangan Sering2 Makan & Mejeng Ke Mall Pamali.🤣 🤣 🤣


Sesampainya dirumah saya dan haji Sahlani Awa ngobrol ngalor-ngidul tentang masa lalu, baik saya dan dirinya akhirnya bisa saling bermaaf-maafpan dan haji Sahlani Awa pun berkata kepada saya bahwa ia lebih memilih menghindar dari saya hanya untuk mengubur masa lalunya yang kelam, selain itu pada lubuk hatinya yang paling dalam iapun berterima kasih kepada saya karena luka yang ada diwajahnya merupakan suatu jalan terbaik untuk membuat dirinya berubah dari masa lalu.

Sayapun merasa banyak terharu mendengar penuturannya, meski dari diri sayapun juga merasa banyak punya salah terhadapnya. Akhirnya kami berdua bisa bersahabat kembali dengan damai, dan sejak itu pula saya dan ustad Sahlani Awa sering bergantian untuk saling mengunjungi rumah masing-masing. Bahkan anak sayapun kini menjadi murid pengajian pribadi dari haji Sahlani Awa.



Waaaduuhh!! Pak Haji....Nggak Bener Nih, Ngapain Dikolam Renang Mau Keppoin Anak Perawan Berenang Yee?🤣 🤣 🤣


Demikianlah cerita singkat persahabatan saya dengan haji Sahlani Awa. Dari bersahabat karib hingga menjadi saling membenci bahkan menganggap sebagai musuh utama. Meski akhirnya kami berduapun bisa bersyukur karena masih dapat bertemu kembali dalam keadaan penuh kedamaian. Dan sebenarnya hal biasa bagi saya dikhianati oleh seorang sahabat, namun dari beberapa sahabat saya cuma haji Sahlani Awa yang terkesan mengharu biru.😁😊

Nah. Anda pernah dikhianati oleh seorang sahabat, lalu bertengkar dan menjadi musuh. Atau anda punya sahabat dan ujung-ujungnya bertengkar hingga tidak saling kenal lagi, baik apapun cerita anda tentang sahabat jika mau boleh dong sedikit berbagi cerita dengan saya pada kolom komentar dibawah ini.👇

Berikut ada cuplikan Video sejarah anak Stm Boedoet 145 dari era 90,an sampai tahun 2000,an.👇






~ THANK~ YOU ~