Belum lama ini sambungan telepon dirumah orang tua saya yang berada dikota Depok mengalami gangguan dan tak bisa dipakai lagi. Bagi saya bukan masalah karena boleh dikatakan pesawat telepon sudah ketinggalan zaman, Bahkan telepon rumah saya yang berada dikota Bekasipun sudah hampir 3 tahun saya putus dan tidak digunakan lagi.

Akan tetapi bagi ibu saya itu satu ganjalan yang luar biasa karena ia kurang mahir menggunakan Hp, Smartphone dan sejenisnya, Apapun bentuknya. Karena katanya keyboard hp atau smartphone kecil-kecil dan sulit dipahami. Pokoknya tidak mudeng katanya maklumlah orang sudah tua, Mencet tombol hp saja harus menggunakan kacamata.

Setelah dikabarkan istri saya bahwa telepon rumah rusak dan mengalami gangguan sayapun bergegas menuju kerumah Mama tercinta untuk mengecek penyebab kerusakannya, Meski istri saya sendiri menyarankan untuk sementara Mama sebaiknya menggunakan Tablet berukuran besar agar bisa berkomunikasi kembali dengan teman arisannya dan orang-orang yang biasa ia hubungi. Sayapun setuju dengan hal tersebut.

Sesampai dirumah Mama sayapun mengecek instalasi kabel telepon rumah berserta pesawat teleponnya. Ternyata tidak ada kerusakan atau kabel yang putus. Lalu sayapun segera menghubungi PT.Telkom, Dan ternyata penyebabnya kerusakannya itu ada pada tiang telepon yang berjarak 50 meter dari rumah mamaku. Bukan hanya itu saja gangguan Internet Indihome pun terganggu kata operator PT.Telkom, Mungkin faktor banjir serta curah hujan yang terjadi diawal tahun 2020 ini, Dan iapun berjanji akan segera menangani kerusakan tersebut secepat mungkin.

Akhirnya sambil menunggu janji dari PT.Telkom, Untuk sementara mamaku menggunakan Tablet berukuran 10inc, Itu dipandu oleh istri saya agar paham cara menggunakannya.

"Saabarr yaa maa, Mudah-mudahan telepon rumahnya segera nyala kembali dan mama bisa halo-halo lagi deh"..😄😄

Dan bicara soal telepon rumah mamaku yang sedang rusak, Tanpa sengaja disamping catatan buku-buku telepon yang sudah basi saya menemukan sesuatu yang boleh dikatakan punya nilai kenangan dan sangat bersejarah.?😱😱

Hanya sebuah kartu nama zaman jadul sih.😂😂 Tetapi dahulu kartu itu telah banyak saya sebarkan kesemua wanita, Baik perawan, janda bahkan nenek-nenekpun tak luput dari gombalan kartu tersebut makanya punya nilai kenangan yang teramat.....Yaa gitu deh.😂😂

"Haalaaa Kartu nama butut kok dibangga-banggakan"....Kata Vina istriku.

ME ..... "Suuuee luh Vin"😁😁




Yaa seperti yang telah anda lihat diatas, Hanya sebuah kartu nama jadul era 95 sampai 97. Namun dahulu sebuah kartu nama sangat diperlukan sekali baik untuk bisnis atau perkenalan. Jadi kalau di pikir-pikir telepon dirumah mamahku rusak ternyata sedikit membuka kenangan lama. Dan kartu nama diatas meski sudah butut dan sobek separu tetapi setelah saya bersihkan lumayanlah. Nggak kotor seperti awal saya menemukannya dipinggir meja telepon yang tertumpuk buku-buku telepon.

Dan gara-gara telepon rumah serta kartu nama jadul saya jadi terinpirasi untuk menulis sebuah kenangan dengan seorang wanita yang usianya lebih tua 5 tahun dari usia saya, Yang kala itu berusia 19 tahun.😱😱

Jadi ceritanya berawal dari sebuah telepon rumah juga.....upps!..Untuk Ayank Vina nggak usah cemberut gitu doongg! Yaa ini cuma bagian dari masa lalu kok.😂😉
Ok sekarang kita lanjut ke masa dimana usia saya kala itu masih 19 tahun, Boleh dikatakan era itu pesona saya lagi ganteng-gantengnya bahkan sakin gantengnya banyak wanita sangat-sangat sulit melupakan saya.😱😱😂😂😂 Amit-amit dah.

Berawal dari kondisi yang tidak enak bodi saya memutuskan untuk tidak berangkat kesekolah, Hingga siang itu hanya saya sendiri yang berada dirumah karena yang lainnya pada sibuk beraktivitas. Dirumahpun saya hanya tidur-tiduran manja dengan pikiran yang tak tentu arah. Maklum Jomblo.😄 Tiba-tiba terdengar dering telepon rumahku. Sayapun sempat kesal bila mendengar dering telepon dirumah, Karena sudah pasti yang dicari kalau tidak mama atau ayah saya dan mungkin juga kakak saya. Karena adanya telepon dirumah jarang teman yang menelepon saya kala itu, Jadi selalu kesal bila mendengar suara telepon dirumah karena cuma ada saya dirumah yaa mau tidak mau dengan bermalas-malasan sayapun menuju meja telepon untuk mengangkatnya.
BACA JUGA : Mengenang Bus Tingkat Era 90,an & Asmara
Dan Ternyata ooh ternyata? 😱 Setelah telepon saya angkat, Terdengarlah suara lembut seorang wanita yang begitu menggoda. Ia mencari sahabatnya yang bernama Linda karena tidak ada yang bernama Linda dirumah saya, Sayapun yakin dia itu salah sambung. Tetapi tak ingin kesempatan itu lepas begitu saja, Sayapun mengulur-ngulur waktu dan terus bertanya tentang dirinya termasuk namanya serta tempat tinggalnya.

Namanya Ningrum Widia Astuty ( Widi ). Ia tinggal dikota Bekasi dan sudah bekerja disebuah mall sebagai SPG produk pakaian. Karena ia sudah bekerja sayapun terpaksa berbohong dan mengaku sudah bekerja juga dengan membawa-bawa nama kantor dimana ayah saya bekerja.

Singkat cerita akhirnya saya tahu nomor telepon rumah Widi, Meski ia tinggal dengan tantenya. Karena rumah aslinya dan asalnya yaitu dikota Solo jawa tengah. Hari terus berlalu sejak saat itu saya suka yang namanya telepon, Bahkan bila rumah sepi saya sering bertelepon ria bersama Widi hingga berjam-jam tanpa pernah memikirkan tagihan telepon. Bila tagihan telepon rumah mahal saya selalu beralibi tak hobi yang namanya telpon-telponan.

"Emang dasar anak tak tahu diuntung luuhh!!"..😂😂

Hingga pada suatu hari disaat Widi libur bekerja sayapun ada keinginan untuk berjumpa dengan dirinya. Meski awalnya ia menolak tetapi karena saya terus memaksa akhirnya ia pun mengizinkan saya untuk menemui dirinya di satu tempat yang telah ia tentukan.

Seperti ada perasaan bahagia yang saya rasakan keesokan harinya saya pun langsung menuju kota Bekasi. Itupun saya bolos sekolah karena jadwal sekolah saya siang jadi waktu sangat minim bagi saya untuk sekolah dan saya memilih bolos demi bisa bertemu Widi.😄

Dua jam berlalu akhirnya saya bisa bertemu Widi disebuah cafe yang ia tentukan setelah bertemu dengan Widi ada perasaan minder pada diri saya, Karena memang benar dia sudah bekerja. Meski usianya lebih Tua 5 tahun dari saya, Tetapi pesona dan keanggunannya membuat saya betah untuk memandanginya berlama-lama. Akan tetapi berbeda dengan Widi menilai diri saya. Ia memandang saya dari ujung kaki sampai ujung rambut dan kemudian ia tertawa lembut seolah menyindir saya, Hingga saya pun bertanya, Apa ada yang salah dengan penampilan saya. Ia pun menjawab tidak, Tetapi saya tetap tak percaya hingga akhirnya Widipun tertawa kembali dan berkata.

"Kamu tuh lucu dan saya yakin kamu itu belum bekerja dan masih sekolah. Hayoo jawab yang jujur"...Tegas Widi kepada saya..

Sayapun mencoba berdusta dengan segala cara, Karena usia Widi yang lebih tua dari saya sepertinya ia tak mudah untuk dibohongi. Ia pun hanya tersenyum mendengar bualan saya. Dan akhirnya sayapun luluh dengan senyumannya, Hingga sayapun mengakui bahwa saya masih anak sekolah dan barus kelas 2 STM kala itu.

Pertemuan saya dan Widipun masih terus berlangsung dan sejujurnya saya akui untuk bertemu dengannya saya harus bolos sekolah. Widipun banyak memberi nasehat kepada saya, Bagai seorang pendengar yang setia sayapun menurut saja apa yang ia ucapkan. Tetapi bagi saya semua tetap berkesan romantis. Hingga sore menjelang akhirnya saya dan Widi mengakhiri pertemuan itu. Dan ia berjanji mau bertemu saya lagi kalau dirinya libur bekerja dengan syarat saya tidak boleh bolos sekolah.
BACA JUGA : Mengenang Ponsel Jadul & Asmara Yang Kadas
Dua minggu telah berlalu, Dan entah mengapa saya selalu rindu dengan Widi, Seolah ingin selalu bersamanya.😱😱 Ciiee lagu luh toong!!.😂😂 Seolah kurang puas bila bicara ditelepon dan posisi rumah sayapun selalu ramai jadi kesempatan untuk menelpon Widi selalu banyak halangan. Dalam seminggu saya hanya bisa 2 kali menelepon dirinya. Ditambah pula setiap saya telepon Widipun selalu banyak alasan cape atau baru pulang kerja lembur dan ingin istirahat.

"Lagian Widinya juga ogah sama eluh. Elunya saja yang keganjenan"..😳😱😂😂

Akhirnya tak kuat menahan rindu terhadap Widi, 😂😂 Sore itu selepas pulang sekolah sayapun langsung menuju kota Bekasi. Dan kebetulan saudara sayapun banyak yang tinggal di Bekasi jadi jika kemalaman saya bisa mampir kerumah saudara agar lebih dekat dan hemat waktu. Setelah menelpon kerumah melalui telepon umum, Bahwa saya ingin main kerumah saudara yang dibekasi. Akhirnya dari Jakarta pusat dimana tempat saya bersekolah sayapun menuju kota Bekasi demi Widi tercinta......"Ciieee kaya mau aja tuh cewek sama eluh"...😂

Sesampainya dikota Bekasi sayapun langsung menuju tempat kerja Widi. Tak terlalu sulit bagi saya untuk mencari alamat kerjanya karena ia bekerja disebuah Mall terkenal di Bekasi. Dan biasanya Widi selesai bekerja pukul 9.00 malam. Berarti sayapun harus menunggu selama 1jam agar dapat bertemu Widi.


Dan waktu yang di tunggu-tunggu pun tiba akhirnya saya dapat bertemu dengan Widi. Meski Widi sendiri kaget melihat kehadiran saya dan sepertinya tidak suka saya datang menjemputnya. Bahkan dimata teman-temannya ia mengatakan bahwa saya keponakannya.

"Kamu kok dadakan banget sih, Dan mengapa tak memberi kabar sebelumnya"....Serunya.

"Yaa gimana kamunya juga pas aku telepon bilangnya sibuk terus"...Jawab saya.

Widipun tak menjawab, Akhirnya sayapun ingin mengajak Widi makan malam, Akan tetapi ia menolaknya karena ia bilang tidak terlalu lapar, Dan ingin segera pulang. Karena dari tempat kerja Widi kerumahnya tidak jauh akhirnya Widi memutuskan untuk berjalan kaki sayapun merasa senang bisa berjalan bersamanya, Karena malam itu juga saya ingin mengutarakan isi dan perasaan hati saya kepada Widi.😱

"Ciieee!..Gayamu toong!...Ntar juga mewek luh"..😂😴

Disepanjang jalan sayapun ingin sekali menggenggam atau meraih tangan Widi.😱 Tetapi entah mengapa ia selalu menepisnya, Tak habis akal akhirnya saya mengajak Widi untuk naik becak dengan alasan takut ia keletihan berjalan, Karena pas kebetulan saya dan Widi berjalan melewati prumnas atau perumahan yang masih banyak Becak yang hilir mudik dijalan yang kami lalui.

Akhirnya sayapun bisa berdua dengan Widi didalam becak yang kami tumpangi. Becakpun melaju dengan pelan. Ada perasaan damai dihati saya kala tubuh kami saling berdekatan.😳😳😱 Sayapun mencoba meraih tangan Widi kembali, Bahkan ingin juga membelai rambutnya. Akan tetapi ternyata Widi kembali menepisnya, Kali ini iapun berbicara dengan lantang dan tegas.

"Apaan sih kamu pake pegang-pegang segala, Ingat yaa kamu tuh lebih pantas jadi adiku ngerti"...Seru Widi dengan mata melotot.

"Apakah orang yang lebih muda atau masih sekolah dilarang berpacaran, Cinta itu tidak".......Stoopp!!.

Widipun kembali berbicara.

"Udah deh kamu nggak usah berpikir macam-macam, Ingat aku menganggap kamu tuh adik, Dan tidak lebih dari itu. Dan juga aku tidak pernah memaksa kamu untuk memberi harapan serta lainnya".

"Tapi Wid, Bisakah kamu beri waktu atau kesempatan untuk diriku ini"

"Tiiidaakk, Pikirkan sekolahmu dan jangan sia-siakan waktumu atau memaksakan hal yang tak mungkin"...Balas Widi.

Sebenarnya saya belum puas bicara dengan Widi akan tetapi becak yang kami tumpangi telah berada persis didepan rumah Widi. Akhirnya mau tidak mau sayapun turun dari becak begitupun Widi. Setelah membayar ongkos becak kami pun segera menuju halaman rumah, Didepan rumah yang Widi tempati ternyata sudah berdiri 2 orang gadis cantik yang seusia dengan saya. Sebelum jauh melangkah kedalam rumah Widi pun sempat berkata kepada saya.

"Jika kamu ingin mencari pacar untuk serius aku punya keponakan yang bernama Citra. Atau kau bisa memilih antara Citra atau temannya"....Ucap Widi.

Entah kenapa saya tidak tertarik dengan 2 gadis yang ada dihadapan saya. Meski kehadiran saya disambut penuh kehangatan serta senyum, Sayapun hanya menanggapinya biasa saja. Dan Widipun berkata kepada keponakannya.

"Nih kakak punya sahabat yang baik kalian mau kenal nggak?"....

Dengan agak malu-malu keduanya nampak tersenyum sambil tertawa cekikikan. Dan mau tidak-tidak mau akhirnya sayapun memperkenalkan diri, Dan memang sepertinya Widi sengaja memperkenalkan keponakannya agar saya bisa menjauh darinya. Hingga hampir satu jam lebih saya menunggu Widi. Ia pun tak pernah keluar kamarnya setelah memperkenalkan saya dengan keponakannya.

Hingga saya merasa jenuh karena diabaikan Widi, Akhirnya dengan perasaan hati kesal sayapun pamit pulang. Dan sebelum pulang saya ingin berpamitan kepada Widi, Akan tetapi kata Citra keponakannya bahwa kak Widi sudah tidur. Akhirnya dengan hati yang penuh bergejolak sayapun berlalu dari rumah Widi. Meski keponakannya yang bernama Citra dan sahabatnya menyuruh saya datang minggu depan untuk bermain ke tempatnya lagi. Seperti tak berselera saya hanya menjawab iya.

Hari-hari terus berlalu, Setiap saya menghubungi Widi selalu saja beralasan sibuk hanya Citra keponakannya yang selalu menemani pembicaraan saya lewat telepon. Iapun salah menduga terhadap saya, Karena mengganggap bawa setiap saya menelpon pastinya untuk dirinya. Bahkan ia juga sering telepon balik kerumah saya. Hingga pada bulan berikutnya tagihan telepon rumah saya membengkak.😱 Dan sayapun tidak bisa mengelaknya, Karena adik dan kakak saya selalu mengetahui selama beberapa bulan kedepan saya sering menggunakan telepon. Cacian serta bullyan terus terlontar dari semua yang ada dirumah terhadap saya.

"Udah ngaku aja, Luh tuh paling sering pake telepon rumah buat nelponin cewek-cewek nggak jelas, Makanya jangan sok keganjenan luh jadi orang".....Bentak seluruh keluarga dirumah.

Meski telinga saya terasa panas mendengar cacian dan makian dirumah namun saya hanya bisa pasrah. Sejak itu selama sebulan saya tidak pernah mendapat jatah uang jajan bila ingin berangkat sekolah, Cuma ongkos angkutan umum saja yang diberikan orang tua itupun ngepas. Beruntung ada angkutan kereta yang menuju kesekolah saya, Jadi dari kota Depok kestasiun Gambir Jakarta Pusat menuju sekolah saya tidak pernah beli tiket kereta dengan alasan numpang karena masih anak sekolah.
BACA JUGA : Kisah Tawuran Disekolah & Asmara Yang Terpendam
Dan sejak seringnya dimarahi dirumah saya jadi sering kesekolah meski terkadang tidak pernah ada disekolah alias bolos.😂😂 Lalu sayapun membatasi kepada Citra untuk menelpon saya pada malam hari saja. Terkadang saya yang lebih sering menghubungi Citra meski sebenarnya tujuannya agar dapat berbicara dengan Widi. Entah kenapa meski sering berkomunikasi dengan Citra saya seperti tak punya gairah terhadapnya. Lalu Citrapun saya kenalkan dengan teman-teman sekolah saya agar saya bisa kembali fokus dengan Widi meski pada kenyataannya Widi tetap tidak membuka hatinya untuk saya.😭😭


Meski cinta saya bertepuk sebelah tangan saya tetap ceria dimata teman-teman sekolah saya, Dan tidak pernah menceritakan hubungan saya dengan Widi. Karena teman sekolah saya bisa berkenalan dengan Citra akhirnya mereka menganggap saya punya banyak koleksi wanita. Dan menjuluki saya Dewa Cinta.😱😱 Meski pada kenyataannya hati saya merana.😩😩😭😭

Singkat cerita akhirnya teman sekolah saya ada yang suka terhadap Citra dan mereka berpacaran sayapun turut senang karena memang sejak awal saya tidak pernah menyukai Citra. Hingga pada hari minggu pagi 4 orang teman sekolah saya main kerumah saya, Iya mengajak saya untuk main kekota Bekasi yaitu ketempat Citra. Awalnya saya menolak karena tidak suka bila ketempat Citra seandainya bertemu Widi saya cuma disia-siakan. Akan tetapi setelah mendengar akan ada pertunangan kakaknya Citra saya spontan tidak percaya. Karena Citra anak tunggal. Akhirnya teman saya menceritakan secara detail.

"Yang mau tunangan itu yaa kakaknya Citralah yang bernama Ningrum Widia Astuty, Udeh cepetan luh mandi Sat. Lumayan bisa makan gratis nih dirumah Citra sambil hepy-hepy".....Seru ke 4 teman sekolah saya.

Antara percaya dan tidak sayapun sempat bimbang, Akan tetapi demi membuktikan itu semua akhirnya dengan terpaksa saya menuruti ke 4 teman sekolah saya itu menuju kota Bekasi. Karena teman sekolah saya tidak pernah tahu bahwa saya sebenarnya suka dan cinta terhadap Ningrum Widia Astuty alias Widi.

"Huuffs....gayamu toongg!! Sudah ditolak saja masih bilang cinta"..😂😂

Dua jam telah berlalu akhirnya saya dan ke 4 teman sekolah saya tiba dirumah Widi. Dan benar saja apa yang dikatakan oleh teman saya. Rumah Widi nampak ramai, Ada pertemuan dua keluarga yang masing-masing tampak bahagia. Karena acara sedang berlangsung saya terpaksa menunggu hingga acara itu selesai. Dan atas kejadian itu saya lebih banyak murung serta tak banyak berkata-kata. Perasaan hati saya seperti hancur luluh lantah. Benci dan cintapun kembali bergejolak dalam jiwa saya. Ingin rasanya berlari sejauh mungkin meninggalkan tempat kediaman Widi. Karena sepertinya saya tak kuat menyaksikan semua itu, hati dan jiwa ini seperti tersayat-sayat sembilu.😩😭😭

"Woooiii...Wooiiii......Biasa aja kelless!!...Rasain luh makan tuh cinta".😂😂

Hingga acara pertunangan pun selesai saya hanya bisa terpaku dimuka halaman rumah Widi, Berbeda dengan ke 4 teman sekolah saya mereka berlarian masuk dengan gembira karena Citra telah mempersilahkannya untuk masuk ditambah iapun lebih banyak membawa teman wanitanya. Melihat kejadian itu saya tidak peduli, Saya lebih banyak melamun, Akan tetapi saya dibuat terperangah karena tiba-tiba Widi sudah berdiri dihadapan saya bersama tunangannya.

Meski sedikit tegang saya tetap masih bisa menguasai diri. Dan ada rasa cemburu serta sakit hati setelah melihat cikal bakal calon suami Widi. Ingin rasanya diri ini merebut Widi dari dirinya. Namun apalah daya diri ini.😱😳 Seperti mengerti dengan perasaan saya akhirnya Widipun mengajak saya bicara kesuatu taman, Meski tak jauh dari rumahnya.

Widipun meminta izin kepada calon suaminya untuk berbicara 4 mata kepada teman curhatnya. Merasa mengerti sang calon suaminya pun mengizinkannya sambil tersenyum. Lantas Widipun membawa saya ke sebuah taman. Sayapun hanya menuruti saja bah kerbau dicocok hidungnya.

"Mau apa kau bawa aku ketempat ini"...Tanya saya kepada Widi.

"Seharusnya kau bahagia dan bisa berkumpul seperti ke 4 temanmu itu. Oiya mengapa kau tak berpacaran dengan Citra atau temannya"....Seru Widi.

"Dari awal sudah aku bilang cuma dirimu, Dan aku ketempatmu atau menelpon dirimu yaa hanya untukmu. Ingat Wid aku paling tak Suka dipaksa".

"Lalu apa bedanya dengan dirimu terhadapku, Apa bukan memaksa juga itu? Sedangkan dirimu juga tak suka dipaksa".....Jawab Widi sambil tersenyum.

Apa yang dkatakan Widi memang ada benarnya, Sepertinya saya terjebak oleh permainannya tapi semuanya telah berakhir. Bagai baru tersadar dari mimpi panjang sayapun hanya bisa pasrah tanpa kata. Suasana menjadi hening sejenak, Hingga akhirnya Widi kembali berkata, sambil merangkul diri saya.

"Kamu tak perlu khawatir, Aku tak memaksamu harus berhubungan dengan Citra. Begitupun diriku ini"..Seru Widi.

"Ok Wid, Maafkan aku. Oiya selamat atas pertunanganmu dan sepertinya aku tidak bisa berlama-lama ditempat ini"...jawab saya gugup.

Widipun tersenyum dan kembali menarik lenganku.

"Kau tak perlu tergesa-gesa, Apa kau tak ingin berkumpul dengan Citra serta temanmu yang lainnya".

"Biarkanlah mereka kumpul bersama, Anggap saja mereka pengganti diriku untuk Citra".

"Baiklah kalau itu maumu. Oiya mungkin tidak beberapa lama lagi aku tidak tinggal di sini lagi, Aku akan kembali ke Solo dan menikah disana. Tetapi kalau ada waktu luang aku akan selalu menyambangi tempat ini dan menghubungi mu"....Jawab Widi sambil tersenyum.

"Aku sudah ikhlas Wid, Kabari aku bila suatu saat nanti kau kembali kesini, Meski aku tahu kau sudah tidak sendiri lagi".

"Tentu aku akan selalu ingat kamu, Karena kamu sudah seperti adik kandungku sendiri"

Itulah hari terakhir saya memandang dan melihat wajah cantik nan anggun dari seorang wanita bernama Ningrum Widia Astuty ( Widi ). Sebelum saya beranjak dari taman dimana saya berbicara dengan Widi, Kembali Widi berkata bahwa sebaiknya saya pulang menggunakan Taksi ketimbang angkutan umum lainnya. Karena Widi takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Sayapun menuruti saran yang Widi berikan.

Dalam perjalan pulang didalam taksi tanpa terasa mata sayapun berkaca-kaca seolah tidak kuat menerima fakta dan kenyataan yang telah terjadi. Hingga sesampainya dirumah saya hanya bisa mengurung diri dalam kamar.

"Kenapa nggak bertapa saja di Goa"..😂😂

2 Bulan berlalu sejak kepergian Widi hari-hari saya kian sepi, Hidup seolah tak ada yang menemani. Teman serta sahabat yang ada tak bisa membuat luka dihati ini terobati, Bahkan bayang-bayang wajah Widi masih sering terlintas dibenak saya. Seperti sulit melupakannya, Karena mungkin baru sekali dalam hidup saya mencintai wanita yang lebih tua dari saya. Tak hanya itu saja, Dimataku Widi seorang wanita yang tegas dewasa dan berwibawa.

Karena Widi pula saya lebih berani dan bersikap dewasa bila berhadapan dengan wanita yang lebih tua dari saya. Seolah Widi memberi sisi Positif dan Negatif dalam jiwa saya semenjak sepeninggalannya. Dan anehnya kedua sisi itu saya bisa mengaturnya sendiri sesuka hati saya.

Tak mau terus terpuruk dalam hidup, Terlebih urusan cinta sayapun mencoba tegar dalam hidup ini. Sejak saat itu saya kembali membuka diri kembali meski sedikit tembang pilih dalam mencari pacar atau kekasih kala itu. Bahkan saya semakin suka berkenalan dengan wanita hanya untuk menjadi sahabat saja atau TTM. Walau ada wanita yang suka terhadap saya, Tetap tidak saya anggap serius. Tak heran saya di cap play~boy, Selain itu saya juga hobi tukar-menukar nomor telepon wanita kepada teman saya. Biasanya itu saya lakukan bila sedang ditelepon umum, Karena saya sudah tidak nyaman lagi bila menelpon wanita dirumah.

~ BERALIH KETELEPON UMUM ~


Jika libur sekolah sayapun paling suka menghabiskan waktu berjam-jam ditelepon umum hanya untuk bergosip-gosip ria. Bahkan saya dan teman sekolah sempat dijuluki Raja Coin.😱😳 selain hobi menggoda wanita saya dan teman sekolah juga hobi mengakali telepon umum dengan Coin Gantung ( Uang logam yang dibolongi dan diikat dengan tali ) Sehingga bisa gratis menelpon berjam-jam.

"Bener-bener kaga beres luh jadi orang"..😂😂



Ilustrasi M.brilio.net By : Dani Arista


Dan telepon umum yang menjadi target saya kala itu ialah telepon umum yang berada dipinggir jalan atau disuatu tempat yang tidak terlalu ramai agar bisa nyaman bertelepon tanpa ada gangguan orang lain. Apapun model dan bentuk teleponnya saya selalu bisa mengakalinya. Maka tak heran banyak telepon umum baik di Jakarta dan Depok selalu rusak atau error karena ulah Raja Coin, Alias saya dan teman-teman sekolah.😂😂

Hingga teknologi terus berganti dan muncullah sebuah Produk yang bernama Pager. Alat informasi yang hanya bisa membaca pesan saja seperti sms. Sedangkan Handphone kala itu masih dalam tahap perkembangan.

Jadi telepon masih tetap unggul era itu. Dan Raja Coinpun masih tetap bisa exsist. Apapun aktivitas saya dan teman-teman sekolah selalu ada waktu untuk menuju telepon umum, Dan apa lagi kalau bukan untuk merayu wanita baik anak sekolah, Mahasiswi, atau wanita pekerja. Coin gantungpun selalu berada disaku celana kemanapun saya pergi. Hingga tahun terus berganti dan ponselpun mulai bermunculan telepon masih tetap sangat diperlukan. Tetapi sangat berbeda dengan telepon umum, Satu persatu mulai menghilang. Walaupun ada pastinya sudah rusak atau tak berfungsi.

Dan Raja Coinpun ikut meredup dan sempat vakum dalam setahun karena belum mampu membeli ponsel yang boleh dikatakan mahal era pertama ponsel muncul. Dan sejak itu lama kelamaan pamor teleponpun kiat meredup, Baik telepon rumah, Warnet terlebih telepon umum lebih dahulu tenggelam.😂😂 Karena banyak orang yang beralih menggunakan ponsel hingga sekarang.

Yaa itulah kenangan singkat saya dengan telepon rumah serta asmara yang menggelitik.😂😂 Sebenarnya kisahnya cukup panjang sih namun bila saya tulis semua bisa 7 hari 7 malam nggak kelar-kelar.😱😳 Dan si Anu bisa nggak ada yang ngelonin, Bisa brabe gw juga.😂😂

Naah mungkin anda juga pernah punya pengalaman dengan telepon rumah atau telepon umum, Atau mungkin karena telepon anda bisa mendapatkan jodoh serta asmara.😱😳 Baik apapun itu tidak ada salahnya untuk berbagi di kolom komentar dibawah ini.



~ THANK ~ YOU ~